Sukses

FimelaMom

3 Cara Efektif Bentuk Perilaku Pola Makan Sehat Balita Sejak Dini

ringkasan

  • Menawarkan beragam makanan bergizi dan menetapkan jadwal makan teratur sangat penting untuk membentuk kebiasaan makan sehat balita, dengan membatasi gula tambahan dan memastikan camilan sehat.
  • Orang tua harus menjadi teladan positif dan melibatkan balita dalam proses pemilihan serta persiapan makanan, serta membiasakan makan bersama keluarga tanpa gangguan.
  • Menghormati otonomi balita dalam memutuskan porsi makan dan menghindari paksaan atau imbalan makanan membantu mereka mengembangkan hubungan sehat dengan makanan.

Fimela.com, Jakarta - Membentuk perilaku makan sehat pada balita merupakan salah satu tantangan terbesar bagi setiap orang tua. Kebiasaan makan yang baik sejak dini akan memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang anak di masa depan. Oleh karena itu, penting sekali untuk menerapkan strategi yang tepat agar si kecil memiliki hubungan positif dengan makanan.

Sahabat Fimela, bagaimana cara terbaik untuk mengajarkan balita makan dengan benar tanpa paksaan? Para ahli gizi dan pediatri telah menyusun panduan komprehensif yang bisa Anda terapkan di rumah. Artikel ini akan mengupas tuntas tiga pendekatan utama yang terbukti efektif.

Panduan ini tidak hanya berfokus pada jenis makanan, tetapi juga pada lingkungan dan interaksi selama waktu makan. Mari kita selami lebih dalam langkah-langkah praktis untuk membentuk perilaku makan sehat balita yang berkelanjutan.

Tawarkan Beragam Makanan Bergizi dan Jadwal Teratur

Menyediakan pilihan makanan yang bervariasi dan bergizi adalah fondasi utama dalam membentuk kebiasaan makan sehat balita. Penting untuk memastikan balita mendapatkan asupan dari kelima kelompok makanan utama, yaitu buah-buahan, sayuran, biji-bijian, makanan protein, dan produk susu atau alternatif kedelai yang diperkaya. Pilihlah makanan serta minuman yang tidak mengandung tambahan gula dan rendah sodium untuk mendukung kesehatan mereka.

Hindari minuman dengan tambahan gula seperti soda, susu beraroma, minuman jus, dan minuman olahraga yang tidak memberikan nilai gizi. Batasi asupan jus balita Anda hingga 4 ons setiap hari untuk anak usia 1 hingga 3 tahun, sesuai rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP). Susu sapi utuh yang dipasteurisasi direkomendasikan untuk anak usia 12-24 bulan sebagai sumber nutrisi penting.

Selain jenis makanan, konsistensi jadwal makan juga sangat krusial. Balita membutuhkan 2-3 camilan sehat per hari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Camilan ini harus dimakan pada waktu yang terencana, sambil duduk, dan dengan pengawasan orang dewasa. Hindari menambahkan terlalu banyak garam pada makanan balita Anda, dan untuk anak di bawah 2 tahun, sebaiknya tidak mengonsumsi gula tambahan sama sekali.

Jadilah Teladan Positif dan Libatkan Balita dalam Prosesnya

Orang tua memiliki peran sentral sebagai teladan dalam membentuk perilaku makan sehat balita. Anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang dewasa di sekitar mereka. Orang dewasa yang menikmati berbagai makanan bergizi dalam suasana menyenangkan jauh lebih mungkin memiliki anak dengan sikap sehat terhadap makanan, dibandingkan mereka yang terus-menerus diet atau menolak sayuran.

Melibatkan anak-anak dalam pemilihan dan persiapan makanan dapat meningkatkan minat mereka untuk mencoba hidangan baru. Balita lebih mungkin makan sesuatu yang mereka bantu buat, karena proses ini memberikan rasa kepemilikan. Ajari mereka membuat pilihan sehat dengan membantu memilih makanan berdasarkan nilai gizinya, sehingga mereka belajar tentang nutrisi sejak dini.

Makan bersama keluarga adalah ritual yang menenangkan bagi orang tua dan anak-anak. Anak-anak yang ikut serta dalam makan keluarga secara teratur lebih mungkin makan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Selama waktu makan, batasi gangguan seperti TV, video, ponsel, atau hewan peliharaan agar anak Anda dapat fokus pada makanannya. Bicaralah dengan anak Anda selama waktu makan, karena ini bisa menjadi waktu yang menyenangkan dan penting bagi mereka untuk mendapatkan perhatian Anda.

Hormati Otonomi Balita dan Hindari Tekanan

Mendorong balita untuk mendengarkan isyarat lapar dan kenyang mereka sendiri, tanpa paksaan atau imbalan, membantu mereka mengembangkan hubungan yang sehat dengan makanan. Segala bentuk paksaan untuk makan adalah perilaku orang tua yang paling ditentang oleh para ahli. Jangan memaksa anak-anak untuk menghabiskan makanan mereka, karena hal itu justru mengajarkan mereka untuk mengabaikan perasaan kenyang.

Hindari menyuap atau memberi hadiah kepada anak-anak dengan makanan. Jangan menggunakan makanan penutup sebagai imbalan untuk makan hidangan utama. Pendekatan ini dapat menciptakan asosiasi negatif dengan makanan sehat dan membuat anak menganggap makanan manis sebagai hadiah yang lebih berharga. Biarkan anak Anda memutuskan berapa banyak yang ingin mereka makan, karena tekanan untuk memaksa anak menghabiskan piring dapat membuat waktu makan menjadi pengalaman tidak menyenangkan.

Ketika anak Anda mengatakan mereka kenyang, percayalah pada mereka. Dalam pendekatan yang dikenal sebagai 'orang tua menyediakan, anak memutuskan', orang tua menyediakan pilihan makanan sehat, dan anak memilih makanan mana yang akan dimakan serta berapa banyak. Ini memberdayakan balita untuk mengembangkan kesadaran diri terhadap tubuhnya dan membangun kebiasaan makan yang intuitif.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading