Ini Cara Membesarkan Anak yang Memiliki Rasa Empati

Anak-anak yang memiliki rasa empati menunjukkan berbagai sifat yang membedakan mereka dari teman sebaya, terutama dalam hal sensitivitas emosional. Mereka memiliki kemampuan luar biasa untuk merasakan dan menyerap emosi orang-orang di sekitar mereka, seringkali menangkap isyarat halus yang mungkin terlewatkan oleh orang lain, seperti perubahan nada suara atau bahasa tubuh. Anak-anak ini mungkin bereaksi kuat terhadap keadaan emosional anggota keluarga, teman, atau bahkan orang asing. "Anak-anak empati memiliki kemampuan luar biasa untuk merasakan dan menyerap emosi orang-orang di sekitar mereka," menurut Our Mental Health.

Mereka mengalami emosi lebih intens daripada teman sebaya mereka, mudah menangis, kesulitan di lingkungan yang ramai atau bising, atau kewalahan oleh situasi yang intens. Meskipun demikian, "mereka sering dianggap lebih baik hati, lebih lembut, dan lebih tenang daripada teman sebaya mereka," seperti yang diungkapkan Jennifer Taylor Play Therapy. Anak-anak ini juga sering menjadi pendengar yang sangat baik dan individu yang sangat berbelas kasih.

Selain itu, anak empati mungkin mengejutkan Anda dengan komentar intuitif dan berwawasan tentang orang lain, diri Anda, atau diri mereka sendiri, yang tampak melampaui usia mereka. Mereka mungkin memiliki "pengetahuan" atau memprediksi hal-hal yang akan terjadi. Sensitivitas sensorik juga menjadi ciri khas mereka; mereka sangat sensitif dan mungkin memiliki reaksi kuat terhadap pemandangan, bau, suara tertentu, serta intuisi dan perasaan emosi yang lebih kuat daripada orang lain. Lampu terang, parfum dan makanan berbau kuat, atau bahkan suara tertentu bisa sangat membebani. "Anak-anak empati memiliki koneksi yang kuat dengan alam, tumbuhan, hewan, dan bahkan boneka binatang," tambah Jennifer Taylor Play Therapy. Mereka juga sering mengeluh tentang berbagai gejala fisik seperti sakit perut dan sakit kepala, yang mungkin merupakan hasil dari perasaan orang lain di sekitar mereka.

Anak-anak empati seringkali sangat bertanggung jawab untuk usia mereka dan selalu berusaha membuat orang lain bahagia. "Mereka seringkali cerdas, intuitif, dan bijaksana, serta berbakat dalam kasih sayang, empati, dan kreativitas," menurut Heather Nardi dari Sonoma Family Life Magazine. Mereka memperhatikan lebih banyak isyarat di lingkungan mereka daripada orang lain dan memproses informasi lebih menyeluruh. Penting untuk diingat bahwa "mereka membutuhkan waktu sendiri dan waktu di alam, bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi agar dapat berfungsi dengan baik," seperti yang dijelaskan HelpMyChildThrive.com.

Meskipun memiliki kelebihan, anak-anak empati sering menghadapi kesulitan unik karena sensitivitas mereka yang tinggi. "Anak-anak empati sering kesulitan di lingkungan yang ramai," yang dapat membuat mereka cemas, gelisah, atau tidak nyaman secara fisik ketika dikelilingi oleh banyak orang, seperti yang disebutkan Our Mental Health. Mereka juga mudah kewalahan oleh tingkat stimulasi yang tinggi yang mereka alami, dan lebih terpengaruh oleh perubahan rencana yang tidak terduga atau mendadak.

Anak-anak empati sering merasa terdorong untuk membantu atau menghibur orang lain, bahkan dengan mengorbankan kesejahteraan mereka sendiri. "Mereka mungkin kesulitan menetapkan batasan dan menjadi kewalahan oleh intensitas emosi orang lain," sebuah tantangan penting yang perlu diatasi. Selain itu, anak-anak empati membutuhkan waktu lebih lama daripada anak-anak lain untuk menenangkan diri setelah hari yang merangsang secara emosional, seperti yang dijelaskan Laura Wheatman Hill.

Banyak anak empati merasa seperti "alien di bumi" dan percaya ada sesuatu yang salah dengan mereka karena sensitivitasnya. Mereka dapat merasakan dan menyerap ketidaknyamanan emosional orang lain, terutama dari orang tua dan teman dekat. Anak-anak empati tidak memiliki mekanisme yang sama dengan anak-anak non-empati untuk menyaring cahaya, kebisingan, dan kekacauan keramaian, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap kelebihan beban sensorik.

Membesarkan anak empati membutuhkan pendekatan yang penuh perhatian dan dukungan untuk mengoptimalkan potensi mereka. Salah satu strategi utama dalam How To Raise an Empath Child adalah mengajarkan strategi mengatasi masalah dan batasan. Dorong mereka untuk beristirahat dari situasi yang sarat emosi dan bantu mereka membedakan antara perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain. Ajari anak Anda bahwa ada batasan realistis seberapa banyak seseorang dapat memberi dari dirinya sendiri sebelum menjadi toksik, serta dorong mereka untuk menetapkan batasan yang sehat seiring bertambahnya usia dan ajak mereka untuk sering memeriksa diri sendiri.

Validasi dan hormati perasaan mereka adalah kunci. "Validasi emosi mereka dan ajarkan bahwa semua perasaan itu normal dan baik-baik saja," saran Cheri Shandra dari The Parenting Portal. Dengarkan dengan cermat apa yang anak Anda rasakan dan hormati itu, bahkan jika itu berarti sesekali libur sekolah. Jangan mengkritik; gambarkan perasaan besar itu sebagai anugerah, bukan beban. Selain itu, ciptakan lingkungan yang mendukung dan tenang. Sediakan waktu sendiri yang cukup dan jangan menjadwalkan terlalu banyak kegiatan, seperti yang ditekankan Laura Wheatman Hill. Ciptakan lingkungan yang tenang dan terstruktur, serta minimalkan paparan terhadap lingkungan yang terlalu merangsang. Sediakan area detoksifikasi sensorik atau ruang menenangkan sensorik di rumah tempat anak dapat pergi untuk istirahat sensorik.

Modelkan empati dan komunikasi terbuka dalam interaksi sehari-hari Anda. "Tunjukkan pemahaman dan kebaikan dalam interaksi sehari-hari," kata Cheri Shandra. Dorong komunikasi terbuka dan ciptakan ruang yang aman untuk berbagi pikiran dan perasaan. Gunakan cerita dan buku yang menyoroti emosi dan kebaikan, praktikkan mendengarkan secara aktif, dan ajarkan pengambilan perspektif dengan bertanya, "Menurutmu bagaimana perasaan mereka?" dalam berbagai situasi.

Ajarkan teknik pengelolaan stres untuk anak empati. "Ajari anak Anda strategi perawatan diri dan teknik mindfulness untuk membantu mereka menenangkan diri, seperti latihan pernapasan dalam," saran Laura Wheatman Hill. Ketika anak-anak empati stres, atau jika mereka merasa telah mengambil emosi orang lain, ajari mereka untuk mengambil napas dalam-dalam dan bermeditasi pada gambar yang menenangkan. Terakhir, edukasi orang lain di sekitar anak Anda. "Edukasi guru dan anggota keluarga anak Anda tentang bakat mereka dan kecenderungan mereka terhadap kelebihan beban sensorik," seperti yang disarankan Judith Orloff M.D. Minta mereka untuk mendukung anak Anda jika mereka diintimidasi atau diejek. Fokus pada kekuatan dan keunikan mereka, diskusikan bagaimana temperamen mereka benar-benar merupakan kekuatan super, dan ajari mereka untuk menghargai keunikan mereka serta mempercayai perasaan naluri dan suara hati mereka.