Pahami Arti Sebenarnya Tanggal Perkiraan Melahirkan

Ibu Hamil — Bingung dengan tanggal perkiraan melahirkan Anda? Hanya 5% bayi lahir tepat waktu, mengapa demikian? (Foto: Unsplash/Juan Encalada)

ringkasan

Tanggal perkiraan lahir (due date) hanyalah estimasi, dengan hanya sekitar 5% bayi yang lahir tepat pada tanggal tersebut, dan mayoritas lahir dalam rentang dua minggu sebelum atau sesudahnya.
Metode perhitungan due date bervariasi dari Hari Pertama Haid Terakhir (LMP), tanggal pembuahan, transfer IVF, hingga ultrasound dini yang dianggap paling akurat untuk menentukan usia kehamilan.
Melewati tanggal perkiraan lahir dapat meningkatkan risiko bagi bayi seperti macrosomia, penurunan fungsi plasenta, dan risiko lahir mati, sehingga pemantauan ketat dan induksi mungkin diperlukan.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, tanggal perkiraan lahir atau yang akrab disebut "due date" adalah momen yang paling dinantikan setiap calon ibu. Namun, tahukah Anda bahwa tanggal ini sebenarnya hanyalah sebuah estimasi? Ini bukan tanggal pasti kapan si kecil akan hadir ke dunia.

Penting untuk memahami tanggal perkiraan melahirkan sebab hanya sekitar 5 persen bayi yang lahir tepat pada tanggal perkiraan. Angka ini menunjukkan betapa fleksibelnya waktu kelahiran bayi. Tanggal ini menjadi panduan penting bagi dokter untuk memantau perkembangan kehamilan Anda.

Mayoritas bayi justru lahir dalam rentang waktu dua minggu sebelum atau sesudah tanggal perkiraan tersebut. Jadi, jangan terlalu terpaku pada satu tanggal saja. Persiapkan diri Anda untuk menyambut kehadiran si kecil dalam periode waktu yang lebih luas.

Memahami Arti Sebenarnya Tanggal Perkiraan Lahir

Ilustrasi ibu hamil — Faktanya, hanya sekitar 5 persen dari seluruh bayi yang benar-benar lahir pada tanggal perkiraan. /Copyright unsplash/Sylwia Bartyzel.

Tanggal perkiraan lahir (Estimated Date of Delivery/EDD) adalah proyeksi kapan bayi Anda diperkirakan akan lahir. Ini merupakan panduan krusial bagi penyedia layanan kesehatan untuk melacak setiap tahapan perkembangan kehamilan. Banyak tes dan rekomendasi medis didasarkan pada usia kehamilan yang dihitung dari tanggal ini.

Alih-alih menganggapnya sebagai jadwal kedatangan yang pasti, lebih baik melihat due date sebagai indikator. Tanggal ini membantu memantau pertumbuhan janin serta kesehatan ibu. Memahami tanggal perkiraan melahirkan akan mengurangi kekhawatiran jika bayi tidak lahir tepat waktu.

Faktanya, hanya sekitar 5 persen dari seluruh bayi yang benar-benar lahir pada tanggal perkiraan. Sebagian besar bayi, sekitar 90 persen, lahir dalam rentang dua minggu sebelum atau sesudah tanggal tersebut. Fleksibilitas ini menunjukkan bahwa tubuh setiap ibu dan bayi memiliki ritme uniknya sendiri.

Berbagai Metode Perhitungan Tanggal Perkiraan Lahir

Penentuan tanggal perkiraan lahir dapat dilakukan melalui beberapa metode yang berbeda. Setiap metode memiliki dasar perhitungannya sendiri. Pemilihan metode seringkali disesuaikan dengan informasi yang tersedia dari calon ibu.

Metode Hari Pertama Haid Terakhir (LMP) adalah cara paling umum. Dokter akan menambahkan 40 minggu (280 hari) dari hari pertama haid terakhir Anda. Metode ini, dikenal sebagai Aturan Naegele, mengasumsikan siklus menstruasi 28 hari dan ovulasi pada hari ke-14. Misalnya, jika haid terakhir dimulai 9 September 2023, due date akan jatuh pada 16 Juni 2024.

Jika tanggal pembuahan diketahui secara pasti, seperti melalui pelacakan ovulasi atau prosedur IVF, tanggal perkiraan lahir dapat dihitung. Caranya dengan menambahkan 266 hari (sekitar 38 minggu) dari tanggal pembuahan. Untuk kehamilan IVF, due date dihitung berdasarkan tanggal transfer embrio; tambahkan 263 hari untuk transfer hari ketiga, atau 261 hari untuk transfer hari kelima.

Ultrasound dini, khususnya yang dilakukan pada trimester pertama (antara 6 hingga 12 minggu), sering dianggap sebagai metode paling akurat. Pengukuran panjang kepala-bokong (crown-rump length) pada ultrasound sebelum 8 minggu 6 hari kehamilan sangat presisi. Ultrasound dapat mengkonfirmasi atau bahkan mengubah tanggal perkiraan lahir yang awalnya dihitung berdasarkan LMP.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Akurasi Tanggal Perkiraan Lahir

Meskipun ada berbagai metode, tanggal perkiraan lahir seringkali tidak tepat. Ini disebabkan oleh beberapa faktor yang bervariasi pada setiap individu. Memahami ketidakakuratan ini dapat membantu Sahabat Fimela lebih siap secara mental.

Salah satu penyebab utama adalah variasi siklus menstruasi. Perhitungan berdasarkan LMP mengasumsikan siklus 28 hari yang teratur. Padahal, banyak wanita memiliki siklus yang lebih pendek, lebih panjang, atau tidak teratur. Hanya sekitar 13% wanita memiliki siklus "sempurna" 28 hari, membuat metode LMP kurang akurat bagi sebagian besar.

Waktu ovulasi juga bervariasi antar individu, sehingga perhitungan berdasarkan LMP menjadi kurang presisi. Selain itu, faktor individu seperti tinggi badan ibu juga dapat memengaruhi kapan bayi akan lahir. Studi menunjukkan ibu yang lebih pendek cenderung melahirkan lebih awal, sementara ibu yang lebih tinggi mungkin melahirkan sedikit lebih lama.

Durasi rata-rata kehamilan di Amerika Serikat juga menunjukkan tren penurunan. Dari 39,1 minggu pada tahun 1990 menjadi 38,5 minggu pada tahun 2020. Angka ini lebih pendek dibandingkan negara-negara Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang berperan dalam menentukan durasi kehamilan yang sebenarnya.

Definisi 'Cukup Bulan' dan Implikasi Lewat Waktu

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Society for Maternal-Fetal Medicine (SMFM) telah memperbarui definisi kehamilan cukup bulan. Ini untuk menekankan pentingnya setiap minggu kehamilan bagi kesehatan bayi. Definisi ini membagi periode cukup bulan menjadi beberapa kategori.

Kategori tersebut meliputi: Early Term (37 minggu, 0 hari hingga 38 minggu, 6 hari), Full Term (39 minggu, 0 hari hingga 40 minggu, 6 hari), Late Term (41 minggu, 0 hari hingga 41 minggu, 6 hari), dan Postterm (setelah 42 minggu, 0 hari). Bayi yang lahir dalam kategori Full Term memiliki peluang terbaik untuk kesehatan optimal.

Setiap minggu kehamilan sangat penting karena otak dan paru-paru bayi terus berkembang hingga minggu-minggu terakhir. Otak adalah organ utama terakhir yang berkembang pesat. Bagian otak untuk berpikir akan berlipat ganda ukurannya selama beberapa minggu terakhir kehamilan. Ini menekankan mengapa kelahiran tepat waktu sangat penting.

Melewati tanggal perkiraan lahir adalah hal yang umum terjadi. Namun, kehamilan yang berlangsung lebih dari 41 atau 42 minggu dapat meningkatkan risiko tertentu bagi ibu dan bayi. Penyedia layanan kesehatan akan memantau kondisi dengan ketat.

Risiko untuk bayi jika melewati tanggal perkiraan lahir meliputi:

Ukuran Bayi Lebih Besar (Macrosomia Fetal): Meningkatkan risiko persalinan dengan bantuan atau operasi caesar, serta distosia bahu.
Fungsi Plasenta Menurun: Kemampuan plasenta menyediakan oksigen dan nutrisi dapat terganggu.
Penurunan Cairan Ketuban: Volume cairan ketuban dapat berkurang, meningkatkan risiko tali pusar terjepit.
Sindrom Postmaturitas: Bayi bisa kekurangan gizi karena plasenta tidak berfungsi optimal.
Aspirasi Mekonium: Bayi lebih mungkin mengeluarkan mekonium ke dalam cairan ketuban sebelum lahir.
Peningkatan Risiko Lahir Mati: Meskipun rendah, risiko ini dapat berlipat ganda setelah 42 minggu.

Untuk manajemen kehamilan yang melewati batas waktu, jika kehamilan melewati 41 minggu, induksi persalinan mungkin direkomendasikan. Pemantauan ketat, termasuk tes nonstress (NST) dan profil biofisik, akan dilakukan. Penyedia layanan kesehatan akan mendiskusikan opsi induksi dan risikonya jika kehamilan berlanjut mendekati 42 minggu. Ini untuk memastikan kesehatan optimal bagi ibu dan bayi.