Kesalahan Kecil yang Bikin Kue Kastengel Selalu Retak, Perhatikan saat Membuatnya

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan saat mempersiapkan adonan kastengel adalah menguleni adonan terlalu lama, atau yang biasa disebut dengan overmixing. Proses penguleni yang berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya gluten secara berlebihan di dalam tepung terigu. Gluten yang berlebihan ini akan membuat adonan menjadi sangat elastis.

Akibatnya, adonan yang terlalu elastis dapat menghasilkan kastengel yang keras di bagian luar tetapi rapuh di dalam, bahkan ada kemungkinan untuk menjadi melempem. Tekstur keras dan elastis ini membuat kue kastengel mudah retak ketika sudah dingin atau bahkan saat masih dalam oven. Selain itu, overmixing juga dapat mengakibatkan kastengel gagal dan teksturnya tidak renyah.

Untuk menghindari masalah tersebut, sangat penting untuk mencampur adonan kastengel hanya sampai semua bahan tercampur rata. Tidak perlu melakukan penguleni secara intensif atau terlalu lama; cukup pastikan semua bahan bersatu dengan baik. Menguleni adonan dengan cara yang singkat dan tepat akan menjaga tekstur adonan tetap lembut, serta mencegah pembentukan gluten yang berlebihan.

Pemilihan tepung terigu yang tepat sangat penting dalam menciptakan tekstur kastengel yang renyah dan tidak mudah hancur. Menggunakan tepung terigu dengan protein tinggi akan menghasilkan gluten yang lebih banyak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kue menjadi keras dan mudah retak setelah dipanggang.

Sebagai alternatif, para ahli kuliner merekomendasikan penggunaan tepung terigu dengan kandungan protein rendah untuk adonan kastengel. Tepung ini memiliki kadar gluten yang lebih sedikit, sehingga mampu menghasilkan tekstur kue kering yang lebih renyah dan lembut. Kandungan gluten yang rendah ini sangat berpengaruh agar kastengel tidak menjadi keras atau bantat.

Selain itu, beberapa resep juga merekomendasikan untuk menyangrai atau mengoven tepung terigu sebelum digunakan. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tepung, yang pada akhirnya akan meningkatkan kerenyahan dan daya tahan kastengel. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan tepung yang digunakan sesuai dengan rekomendasi agar kue kering yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik.

Kuning telur memiliki peran penting sebagai pengikat dan memberikan warna yang menarik pada adonan. Namun, jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan, hal ini dapat berakibat negatif pada tekstur kastengel. Terlalu banyak kuning telur dapat secara signifikan meningkatkan kadar air dalam adonan, yang menjadi penyebab utama kastengel kehilangan kerenyahannya.

Dengan meningkatnya kadar air, kastengel akan menjadi lembek dan tidak renyah, yang tentunya sangat dihindari. Selain itu, penggunaan kuning telur yang berlebihan juga dapat membuat adonan menjadi lebih rentan untuk pecah atau hancur, baik saat proses pengolahan maupun setelah dipanggang. Keseimbangan dalam penggunaan bahan ini menjadi sangat penting.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan takaran kuning telur yang digunakan, agar sesuai dengan resep. Gunakanlah kuning telur secukupnya untuk mengikat terigu dan memberikan warna yang diinginkan, tanpa mengorbankan tekstur renyah yang menjadi ciri khas dari kastengel. Dengan pemakaian yang tepat, adonan akan tetap kokoh dan menghasilkan kastengel yang lezat.

Suhu oven merupakan salah satu faktor krusial yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proses pembuatan kue kering, termasuk kastengel yang sering kali mengalami keretakan. Ketika suhu oven tidak stabil atau terlalu tinggi saat proses pemanggangan, kastengel dapat matang secara tidak merata, di mana bagian luar kue mungkin sudah gosong sementara bagian dalamnya masih mentah atau kurang matang.

Kondisi pemanggangan yang tidak merata ini dapat menghasilkan tekstur yang rapuh dan mudah retak. Ketidakcocokan suhu ini juga dapat membuat kastengel terbakar di bagian luar namun tetap mentah di bagian dalam, atau bahkan menghasilkan tekstur yang kurang renyah dan cenderung rapuh. Suhu yang terlalu tinggi berpotensi menyebabkan kue retak dengan drastis.

Sebaiknya, kastengel dipanggang pada suhu rendah hingga sedang, sekitar 130-170°C, selama 20-35 menit. Namun, perlu diingat bahwa durasi dan suhu ini bisa bervariasi tergantung pada karakteristik masing-masing oven. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memanaskan oven terlebih dahulu hingga mencapai suhu yang stabil sebelum memasukkan adonan. Selain itu, mengenali karakteristik oven Anda sendiri akan membantu dalam memperoleh hasil pemanggangan yang optimal.

Mentega dan margarin merupakan bahan yang sangat penting dalam memberikan rasa gurih serta tekstur pada kastengel. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, adonan yang dihasilkan akan menjadi lembut dan kehilangan kekokohan yang diperlukan untuk menghasilkan kastengel yang berkualitas. Kelebihan lemak dalam adonan dapat menyebabkan kastengel mudah hancur atau retak setelah proses pemanggangan.

Dengan kata lain, terlalu banyak mentega atau margarin dapat mengakibatkan kastengel menjadi rapuh, sehingga keseimbangan takaran bahan menjadi sangat penting untuk mencapai tekstur yang diinginkan, yakni kokoh namun tetap renyah. Adonan yang terlalu lembek akibat kelebihan lemak akan menyulitkan proses pembentukan dan meningkatkan risiko pecah.

Di samping itu, saat mengocok mentega, penting untuk tidak mengocoknya hingga terlalu pucat atau mengembang berlebihan, cukup sampai setengah pucat saja. Pengocokan mentega yang terlalu lama dapat menyebabkan terlalu banyak udara masuk, yang berdampak pada struktur akhir kue. Dengan demikian, menjaga agar adonan tetap dalam kondisi yang tepat sangatlah vital untuk memastikan kastengel tidak menjadi terlalu rapuh dan mudah retak setelah dipanggang.

Memotong adonan kastengel terlalu tipis atau terlalu panjang bisa menjadi penyebab kue mudah retak saat dipanggang, karena panas oven tidak tersebar merata ke seluruh bagian adonan.

Bagian yang tipis akan cepat kering dan pecah, sementara bagian yang panjang atau tebal mungkin matang lebih lambat sehingga menimbulkan ketegangan pada tekstur kue.

Tipsnya, potong adonan sesuai ukuran standar, yaitu sekitar 8–10 cm panjang dan 1–1,5 cm tebal, agar setiap potongan matang merata, tetap utuh, dan hasil kastengel lebih rapi serta renyah di luar tanpa retak.