Sukses

Health

Serba-Serbi RSV atau Respiratory Syncytial Virus pada Bayi yang Menyebabkan Bronkiolitis dan Pneumonia 

Fimela.com, Jakarta Kasus virus pernapasan syncyrial atau Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada bayi meningkat di Jerman. Hal itu membuat kapasitas unit pediatrik di Jerman telah mencapai titik puncaknya yang membuat rumah sakit kewalahan.

Selain di Jerman, kasus RSV pada bayi juga mengalami lonjakan di Inggris dan Amerika Serikat. Beberapa kasus RSV pada bayi mengindikasikan kondisi serius karena bayi dan balita usia dua tahun belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna dan prima untuk menangkalnya. 

Lalu, apakah yang dimaksud dengan virus RSV? RSV adalah virus pernapasan umum yang biasanya menyebabkan gejala ringan seperti pilek seperti ditulis cdc.gov. 

Namun, RSV bisa menjadi serius, terutama bagi bayi dan orang dewasa yang lebih tua. RSV sendiri menjadi penyebab paling umum dari bronkiolitis atau radang saluran udara kecil di paru-paru dan pneumonia (infeksi paru-paru) pada anak di bawah usia 1 tahun di Amerika Serikat. 

 

Yang Paling Berisiko

cdc.gov sendiri mencatat, setiap tahun di Amerika Serikat diperkirakan 58.000-80.000 anak di bawah usia 5 tahun dirawat di rumah sakit karena infeksi RSV. Bayi prematur, bayi (terutama berusia 6 bulan ke bawah), anak-anak di bawah usia 2 tahun dengan penyakit paru-paru kronis atau penyakit jantung bawaan, anak-anak dengan sistem kekebalan yang lemah, anak-anak yang mengalami gangguan neuromuskuler menjadi golongan paling berisiko terkena penyakit parah akibat RSV. 

Dan hampir semua anak terkena infeksi RSV pada saat mereka dua tahun. Sebagian besar akan menderita penyakit ringan seperti pilek, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit parah seperti bronkiolitis dan pneumonia. 

Saat dirawat di rumah sakit, mereka diberikan oksigen, cairan IV (jika tidak dapat makan dan minum), dan ventilasi mekanis atau mesin untuk membantu pernapasan. Sebagian besar anak dan bayi akan membaik dengan jenis perawatan tersebut dan bisa pulang ke rumah dalam beberapa hari.

 

Gejala Awal RSV

Saat awal terpapar virus, kondisi bisa terlihat biasa saja. Namun, bisa menjadi lebih parah dalam beberapa hari setelahnya.  

Beberapa gejala yang bisa dilihat adalah pilek, menurunnya nafsu makan, batuk yang dapat berkembang menjadi mengi atau kesulitan bernapas. Untuk bayi, gejala yang ditunjukkan bisa berbeda dengan orang dewasa yang terkadang tidak menunjukkan tanda-tandanya. 

Terutama pada bayi kurang dari usia enam bulan. Biasanya gejala yang ditunjukkan adalah aktivitas menurun, nafsu makan anjlok, apnea atau berhenti bernapas lebih dari 10 detik, dan demam (ini tidak selalu terjadi saat terinfeksi RSV).

 

Yang harus dilakukan

Apa yang harus dilakukan saat anak bersiko tinggi terkena infeksi RSV? Bagi balita, kita harus rajin membantu anak untuk mencuci tangan. Begitu juga dengan orangtua dan orang sekitarnya yang harus sering mencuci tangan.

Jika tidak tersedia sabun dan air bersih, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol. Sebab, mencuci tangan akan membantu melindungi kita dan si kecil dari kuman.  

Lalu, jangan menyentuh wajah dengan tangan, seperti menghindari memegang mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci. Sebab kuman menyebar dengan cara tersebut. 

Lalu hindari kontak dekat seperti berciuman, berbagi peralatan makan dengan orang yang memiliki gejala seperti flu. Saat batuk dan bersin, tutup dengan tisu atay lengan baju bagian atas, buang tisu ke tempat sampah sesudahnya. 

Jangan lupa untuk membersihkan dan desinfeksi permukaan benda yang paling sering disentuh orang. Seperti mainan, gagang pintu, dan perangkat seluler karena menjadi wadah untuk kuman tertinggal dan penyebaran kuman. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading