Sukses

Health

Kenali Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes yang Harus Dihindari

Fimela.com, Jakarta Diabetes atau yang dikenal juga dengan sebutan gula darah tinggi merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kadar glukosa (gula) dalam darah yang tinggi. Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh, namun penderita diabetes tidak dapat memprosesnya dengan baik, sehingga menyebabkan lonjakan gula darah yang berbahaya.

Pada tubuh yang sehat, hormon insulin diproduksi oleh pankreas untuk membantu glukosa dalam masuk ke dalam sel tubuh. Namun pada penderita diabetes, tubuhnya tidak memproduksi insulin sama sekali (tipe 1) atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif (tipe 2). Akibatnya, glukosa tidak dapat diserap oleh sel-sel tubuh dengan baik, mengakibatkan penumpukan glukosa dalam darah.

Gejala utama diabetes meliputi rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, kelelahan, penglihatan kabur, dan luka yang sulit sembuh. Jika diabetes tidak terkontrol dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, kerusakan saraf, kerusakan ginjal, dan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Ada berbagai faktor risiko yang bisa menyebabkan diabetes yang sebenarnya bisa dihindari atau dicegah. Berikut berbagai penyebab dan faktor risiko diabetes yang perlu diketahui.

Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes

Penyebab utama diabetes adalah ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin dengan baik atau tidak menghasilkan cukup insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan dalam mengontrol kadar gula darah. Jika tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan efektif, maka gula darah akan meningkat.

Faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan diabetes adalah gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh juga dapat menyebabkan resistensi insulin, dimana tubuh tidak merespons insulin sebaik yang seharusnya.

Selain gaya hidup, ada juga faktor genetik yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang mengembangkan diabetes. Jika ada riwayat keluarga yang menderita diabetes, maka risiko untuk mengalami kondisi ini akan lebih tinggi. Beberapa jenis diabetes juga memiliki faktor risiko yang spesifik. Misalnya, diabetes tipe 1 biasanya lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja, sementara diabetes gestasional terjadi pada wanita hamil.

Selain itu, beberapa kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko diabetes. Misalnya, penyakit polikistik ovarium, sindrom metabolik, dan tekanan darah tinggi dapat menjadi faktor risiko bagi seseorang untuk mengembangkan diabetes.

Diagnosis Diabetes

Diabetes dapat dibagi menjadi tiga tipe utama, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Diabetes tipe 1 sering kali berkembang pada masa kanak-kanak atau remaja karena sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas. Sebagai hasilnya, produksi insulin tubuh menjadi sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum dan biasanya terjadi pada usia dewasa. Penderita diabetes tipe 2 masih dapat memproduksi insulin, tetapi tubuh tidak meresponsnya dengan benar. Sedangkan, diabetes gestasional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit diabetes.

Untuk mendiagnosis diabetes, dokter biasanya melakukan tes darah atau urin untuk mengukur kadar gula darah. Tes ini dilakukan setelah puasa selama delapan jam atau dua jam setelah makan. Jika hasil tes menunjukkan kadar gula darah melebihi batas normal, dokter akan melakukan konfirmasi dengan melakukan tes tambahan.

Pengobatan Diabetes

Ada berbagai metode pengobatan yang dapat digunakan, seperti penggunaan insulin, obat oral, perubahan pola makan, serta peningkatan aktivitas fisik.

Penggunaan insulin adalah salah satu metode pengobatan yang umum digunakan untuk diabetes tipe 1. Insulin dapat disuntikkan melalui kulit ke dalam tubuh untuk menggantikan hormone insulin yang tidak diproduksi oleh penderita diabetes tipe 1. Penderita diabetes tipe 2 juga dapat menggunakan insulin dalam beberapa kasus yang lebih parah.

Selain insulin, obat oral juga sering digunakan untuk pengobatan diabetes. Obat ini membantu tubuh menggunakan insulin lebih efektif atau merangsang produksi insulin yang lebih baik. Obat oral biasanya diresepkan oleh dokter berdasarkan kebutuhan setiap pasien.

Selain pengobatan obat-obatan, perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik juga merupakan bagian penting dari pengobatan diabetes. Menghindari makanan dengan kadar gula tinggi serta mengatur porsi makan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Aktivitas fisik yang teratur juga membantu tubuh menggunakan insulin secara lebih efisien dan mengontrol gula darah.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan kondisi yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk merencanakan pengobatan diabetes yang sesuai dengan kebutuhan individu. Setiap pengobatan harus dipersonalisasi berdasarkan kondisi kesehatan, gaya hidup, dan preferensi masing-masing penderita diabetes.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading