Pertolongan Pertama saat Anak Terkena Demam Berdarah

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)... Selengkapnya

Fimela.com, Jakarta Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Anak-anak termasuk kelompok yang rentan, dan gejala demam berdarah bisa berkembang cepat jika tidak segera ditangani. Maka dari itu, mengenali tanda-tanda awal dan melakukan pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

Sebagai orang tua, mungkin Anda merasa panik saat anak mengalami demam tinggi yang tidak kunjung turun. Namun, langkah pertama adalah tetap tenang dan mengetahui apa saja tindakan awal yang bisa dilakukan sebelum membawa anak ke dokter atau rumah sakit. Berikut ini adalah panduan pertolongan pertama saat anak menunjukkan gejala demam berdarah.

1. Kenali Gejala Awal Demam Berdarah pada Anak

Gejala Demam pada Anak — Ilustrasi demam pada anak/credit: Freepik.com... Selengkapnya

Gejala awal DBD sering kali menyerupai demam biasa, sehingga penting untuk mengetahui perbedaan khasnya. Biasanya anak akan mengalami demam tinggi mendadak (hingga 40°C), nyeri otot dan sendi, sakit kepala, mual, muntah, dan ruam kemerahan pada kulit. Pada beberapa kasus, gusi berdarah atau mimisan juga bisa muncul.

Perhatikan juga jika anak tampak lesu, kehilangan nafsu makan, dan jarang buang air kecil. Bila Anda mendapati gejala tersebut, terutama di musim hujan atau setelah banyak gigitan nyamuk, segeralah pertimbangkan kemungkinan demam berdarah dan lakukan langkah-langkah pertolongan awal.

2. Jaga Hidrasi Tubuh Anak

Perhatikan Asupan Hidrasi — Perhatikan jumlah asupan hidrasi untuk tetap membuat anak kuat puasa seharian.... Selengkapnya

Dehidrasi adalah risiko utama pada anak yang mengalami demam berdarah. Virus dengue bisa menyebabkan kebocoran plasma darah dan penurunan trombosit, yang membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Maka, pastikan anak mendapatkan cukup asupan cairan sejak awal gejala muncul.

Beri anak banyak minum air putih, cairan elektrolit, jus buah segar (seperti jambu biji), atau oralit jika diperlukan. Hindari minuman berkafein atau bersoda. Menjaga keseimbangan cairan sangat penting agar kondisi anak tidak semakin memburuk sebelum mendapat penanganan medis.

3. Kompres dan Pantau Suhu Tubuh

Ilustrasi anak demam — Berikan cairan yang cukup untuk menjaga anak agar tetap terhidrasi. (Foto: Pexels/Vika Glitter)... Selengkapnya

Demam tinggi pada anak bisa menyebabkan kejang atau dehidrasi parah. Untuk membantu menurunkan suhu, kompres tubuh anak dengan air hangat di bagian dahi, ketiak, atau lipatan tubuh lainnya. Jangan gunakan air dingin karena bisa menyebabkan tubuh menggigil dan memperburuk kondisi.

Selain itu, pantau suhu tubuh anak secara berkala dengan termometer. Jika demam tidak turun dengan kompres, Anda bisa memberikan obat penurun demam seperti parasetamol sesuai dosis usia. Hindari pemberian aspirin atau ibuprofen karena bisa memperparah perdarahan pada pasien DBD.

4. Jangan Berikan Obat Tanpa Resep dan Segera Cari Pertolongan Medis

Ilustrasi anak berobat/Copyright Freepik/pressfoto ... Selengkapnya

Orang tua sebaiknya tidak memberikan obat-obatan bebas sembarangan tanpa rekomendasi dokter. Beberapa obat bisa meningkatkan risiko perdarahan atau memperparah kondisi. Jika anak menunjukkan gejala-gejala yang mengarah ke DBD, lebih baik segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan laboratorium.

Waktu sangat berharga dalam penanganan demam berdarah. Tes darah untuk mengecek kadar trombosit dan hematokrit sangat penting untuk menentukan tingkat keparahan dan langkah pengobatan yang tepat. Semakin cepat diagnosis ditegakkan, semakin besar kemungkinan anak bisa pulih tanpa komplikasi.

Pertolongan pertama yang tepat bisa membuat perbedaan besar dalam proses pemulihan anak dari demam berdarah. Mengenali gejala, menjaga cairan tubuh, serta segera mencari pertolongan medis adalah langkah penting yang harus dilakukan segera setelah gejala muncul. Tindakan cepat dapat mencegah kondisi memburuk dan bahkan menyelamatkan nyawa.

Sebagai orang tua, penting untuk selalu waspada terutama saat musim hujan, ketika kasus DBD biasanya meningkat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis bila anak mengalami demam tinggi lebih dari dua hari. Pengetahuan dan kesiapan Anda bisa menjadi faktor kunci dalam menjaga keselamatan anak.