Sukses

Health

Jangan Anggap Remeh! Perut Buncit Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Ini

Fimela.com, Jakarta Perut buncit sering kali dianggap sebagai hal yang wajar, terutama jika disertai dengan kenaikan berat badan atau pola makan yang kurang sehat. Banyak orang mengira bahwa perut yang membesar hanyalah akibat dari konsumsi makanan berlemak, kurang olahraga, atau kebiasaan duduk terlalu lama. Padahal, anggapan ini tidak selalu benar.

Dalam dunia medis, perut buncit atau perut yang tampak membesar bisa menjadi gejala awal dari berbagai kondisi kesehatan serius. Mulai dari gangguan pencernaan ringan seperti irritable bowel syndrome (IBS), hingga penyakit berat seperti kanker ovarium atau gangguan hati kronis, semuanya dapat menunjukkan gejala berupa perut yang tampak membesar atau terasa penuh (bloated).

Untuk itu, jika sahabat Fimela merasa perut buncit tidak kunjung hilang meski sudah menjaga pola makan dan rutin berolahraga, ada baiknya untuk memperhatikan gejala lainnya dan mempertimbangkan pemeriksaan medis. Dilansir dari beberapa sumber termasuk healthline.com, berikut beberapa penyakit yang bisa menyebabkan perut buncit dan tidak boleh dianggap remeh.

1. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

IBS atau sindrom iritasi usus besar adalah gangguan kronis pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan perut terasa kembung, nyeri, serta perubahan pada frekuensi dan konsistensi buang air besar. Gejala IBS dapat datang dan pergi, dan sering kali dipicu oleh stres atau jenis makanan tertentu.

Orang dengan penyakit ini cenderung mengalami perut yang tampak lebih buncit, terutama setelah makan, akibat pergerakan usus yang tidak teratur dan produksi gas berlebihan.

2. Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO)

SIBO terjadi ketika jumlah bakteri dalam usus halus tumbuh berlebihan dan mengganggu proses pencernaan normal. Akibatnya, seseorang bisa mengalami kembung parah, nyeri perut, diare, atau sembelit. SIBO juga sering menyebabkan perut tampak membesar karena penumpukan gas.

Kondisi ini bisa terjadi akibat penggunaan antibiotik jangka panjang, diabetes, atau gangguan motilitas usus. Jika tidak ditangani, SIBO dapat menyebabkan malabsorpsi nutrisi penting dan berisiko memicu defisiensi vitamin dan berat badan turun tanpa sebab jelas.

3. Celiac Disease

Celiac disease adalah penyakit autoimun yang dipicu oleh konsumsi gluten (protein dalam gandum, barley, dan rye), yang menyebabkan sistem imun menyerang usus halus. Salah satu gejalanya yang paling umum adalah kembung dan perut buncit setelah makan makanan yang mengandung gluten.

Jika dibiarkan, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus halus dan mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti zat besi dan kalsium. Akibatnya, penderita bisa mengalami anemia, osteoporosis, dan kelelahan kronis. Perut yang membuncit merupakan salah satu sinyal tubuh bahwa ada reaksi peradangan di dalam.

4. Ascites

Ascites adalah penumpukan cairan di rongga perut yang paling sering disebabkan oleh penyakit hati kronis seperti sirosis. Cairan ini membuat perut tampak sangat membesar, terasa berat, dan bisa menyebabkan sesak napas jika jumlah cairannya banyak. Kondisi ini juga bisa menimbulkan sensasi tidak nyaman saat makan karena tekanan dari perut yang membuncit. Selain sirosis, ascites juga bisa disebabkan oleh kanker, gagal jantung, atau infeksi peritoneum.

5. Kanker Ovarium

Pada wanita, perut buncit yang tiba-tiba dan tidak wajar bisa menjadi tanda awal kanker ovarium. Gejala ini sering disalahartikan sebagai masalah pencernaan biasa, sehingga diagnosisnya sering terlambat. Selain kembung, gejala lain yang mungkin muncul adalah nyeri panggul, cepat kenyang saat makan, dan sering buang air kecil. 

Kanker ovarium sulit dideteksi sejak dini karena gejalanya mirip dengan gangguan ringan. Namun, bila gejala seperti perut buncit terus muncul tanpa sebab jelas—terlebihdisertai penurunan berat badan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk USG atau pemeriksaan penunjang lainnya.

6. Gastroparesis

Gastroparesis adalah kondisi ketika otot-otot lambung tidak bekerja dengan baik, sehingga makanan bergerak sangat lambat ke usus. Ini menyebabkan rasa kenyang cepat, mual, dan perut terasa penuh atau buncit meski baru makan sedikit. Penyakit ini umum terjadi pada penderita diabetes.

Karena pengosongan lambung terganggu, makanan bisa menumpuk di dalam perut dan memicu pertumbuhan bakteri atau bahkan membentuk bezoar (massa makanan tak tercerna). Selain membuat perut terlihat buncit, gastroparesis juga dapat menyebabkan gangguan gizi jika tidak ditangani dengan tepat.

7. Toxic Megacolon

Toxic megacolon adalah komplikasi serius dari penyakit radang usus seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn. Dalam kondisi ini, usus besar membesar secara ekstrem dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Gejala umumnya meliputi perut sangat buncit, demam, nyeri hebat, dan bisa mengancam jiwa.

Jika tidak ditangani dengan segera, toxic megacolon dapat menyebabkan pecahnya usus (perforasi), infeksi berat (sepsis), bahkan kematian. Perut buncit yang disertai gejala berat seperti demam tinggi, detak jantung cepat, dan penurunan kesadaran harus segera mendapat penanganan medis darurat.

 

Sahabat Fimela, itulah beberapa penyakit berbahaya yang bisa diawali dengan gejala perut buncit. Tetap waspada dan jaga kesehatan, ya!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading