Sukses

Health

Waspada! 5 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Bisa Berakibat Fatal

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, stroke merupakan keadaan darurat medis dan dapat berakibat fatal jika kita abaikan saat sudah melihat tanda-tandanya bersemayam di dalam tubuh. Stroke dapat terjadi ketika ada penyumbatan pada pembuluh darah di otak, yang memutus suplai darah dan membuat sel-sel otak kekurangan oksigen secara signifikan. Hal inilah yang kemudian dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah dan bahkan kematian. Oleh karena itu, penting sekali untuk kita dapat mengenali tanda-tanda stroke, karena pengobatan paling efektif untuk kondisi ini yaitu, tiga jam pertama sejak timbulnya gejala. 

Gejalanya meliputi mati rasa atau kelemahan tiba-tiba pada wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh, kebingungan tiba-tiba, gangguan penglihatan, dan kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan. Nah, jika Sahabat Fimela merasakan tubuhmu atau orang lain mengalami stroke, segeralah menghubungi pihak medis terdekat untuk segera mendapatkan penanganan pertama.

Namun, stroke senyap juga dapat terjadi sewaktu-waktu, yaitu stroke yang terjadi tanpa gejala yang nyata dan terkesan diam-diam saja. Stroke senyap ini biasanya terjadi pada pembuluh darah otak yang lebih kecil dan tidak memengaruhi fungsi yang terlihat seperti berbicara atau bergerak. Stroke senyap biasanya hanya bisa terdeteksi melalui teknik pencitraan otak seperti MRI dan CT scan. Walau tidak memiliki gejala yang jelas, stroke senyap tetap dapat menyebabkan kerusakan otak yang signifikan dan meningkatkan risiko stroke mayor di masa mendatang yang lebih parah dan mematikan. 

Sahabat Fimela yang penasaran dengan beberapa gejala stroke ringan, kami juga sudah melansir dari medshun.com, untuk menguraikan kembali gejala apa saja yang bisa mengindikasikan kamu atau orang terdekatmu terkena stroke ringan agar bisa segera dilakukan tindakan saat terjadi. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini! 

1. Wajah Terkulai atau Mati Rasa

Stroke dapat menyebabkan wajah terkulai dan kelemahan otot yang memengaruhi mata, bibir, dan mulut di satu atau kedua sisi wajah. Biasanya, stroke memengaruhi bagian bawah satu sisi wajah tetapi bukan dahi. Namun, jika stroke terjadi di batang otak, stroke dapat memengaruhi dahi.

Saat gejala ringan terjadi, stroke akan mempengaruhi pada kelopak mata, pipi, atau sudut mulut dan biasanya akan tampak tertarik ke bawah, dan seseorang tidak dapat tersenyum atau berbicara dengan jelas. Untuk memeriksa apakah wajah terkulai, mintalah orang tersebut untuk tersenyum dan perhatikan apakah senyumnya tidak rata. Kamu juga dapat meminta mereka untuk mengangkat kedua lengan untuk memeriksa apakah lengan mereka lemah,  untuk memastikan adakah gejala lain yang menyertainya.

2. Kelemahan atau Mati Rasa pada Lengan

Salah satu tanda khas stroke ringan adalah kelemahan atau mati rasa yang tiba-tiba terjadi pada lengan, biasanya hanya di satu sisi tubuh. Kondisi ini bisa terjadi secara mendadak dan tanpa sebab yang jelas. Jika kamu merasa salah satu lengan tiba-tiba lemas atau sulit digerakkan, jangan anggap remeh kondisinya—bisa jadi ini adalah gejala awal stroke.

Untuk membantu mengenali gejala stroke dengan cepat, para ahli menggunakan akronim FAST, yang berarti:

  1. Face (Wajah): Apakah wajah tampak terkulai di satu sisi saat tersenyum?
  2. Arms (Lengan): Apakah salah satu lengan melemah atau sulit diangkat?
  3. Speech (Ucapan): Apakah bicara terdengar cadel atau tidak jelas?
  4. Time (Waktu): Jika tanda-tanda ini muncul, segera hubungi layanan darurat atau langsung datang ke rumah sakit. 

3. Masalah Bicara

Kesulitan berbicara secara tiba-tiba adalah salah satu gejala umum stroke ringan yang sering tidak disadari oleh kita. Gejala ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari kesulitan memilih kata, bicara tidak jelas, hingga kalimat yang tidak terstruktur. 

Salah satu kondisi yang sering terjadi adalah afasia, Orang dengan afasia mungkin mengerti bahasa tetapi tidak dapat berbicara, atau mereka mungkin berbicara dalam kalimat yang tidak beraturan dan terputus-putus sehingga sulit dipahami oleh orang lain. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.

Selain itu, ada juga kondisi disartria yaitu masalah bicara lain yang dapat terjadi setelah terkena stroke. Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak dapat mengendalikan lagi otot-otot di wajah, mulut, dan tenggorokannya, sehingga sulit berbicara dengan jelas. Bicaranya mungkin menjadi tidak jelas atau lambat, dan suaranya mungkin terdengar sangat pelan.

Terakhir, ada kondisi apraksia bicara, yaitu orang tersebut tidak dapat menggerakkan otot-otot di wajah, mulut, atau tenggorokannya dalam urutan yang benar saat berbicara. Hal ini juga dapat membuat orang lain kesulitan memahaminya.

4. Masalah Penglihatan

Stroke juga dapat menyebabkan gangguan gerakan mata, di mana saraf atau otot yang mengendalikan gerakan mata rusak. Hal ini dapat mengakibatkan gerakan mata berirama (nistagmus), mata tidak sejajar (strabismus), masalah kontrol gerakan mata (disfungsi okulomotor), dan penglihatan ganda (diplopia). Disfungsi okulomotor yang dapat menyebabkan masalah membaca dan memengaruhi kemampuan berjalan kita. 

Masalah pemrosesan visual merupakan masalah umum lainnya setelah terkena stroke. Kamu mungkin akan sangat kesulitan memahami informasi visual, kurang menyadari hal-hal di satu sisi, atau mengalami kesulitan mengenali objek. Hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan di area otak yang memengaruhi pemrosesan visual, seperti lobus oksipital atau batang otak. Masalah penglihatan lainnya yang mungkin timbul meliputi sensitivitas cahaya, mata kering, dan memori visual yang buruk.

5. Kebingungan atau Kesulitan Memahami Seuatu

Kebingungan dan kesulitan memahami merupakan gejala umum stroke. Hal ini karena stroke dapat memengaruhi daya ingat, kemampuan berpikir, konsentrasi, komunikasi, arah, dan pemecahan masalah. Efek-efek ini dapat menyebabkan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

Kebingungan yang paling parah biasanya terjadi beberapa hari setelah terkena stroke, dan banyak orang mengalami pemulihan cepat dalam beberapa hari dan minggu pertama. Namun, pemulihan ini tidak selalu lengkap, dan beberapa orang terus mengalami gejala kebingungan dan mungkin memerlukan terapi dan waktu pemulihan.

Beberapa orang mungkin pulih dengan cepat dan mendapatkan kembali kemampuan kognitif mereka dalam tiga bulan pertama setelah terkena stroke. Ini adalah periode ketika suplai darah masih berpotensi memungkinkan perbaikan. Namun, penting untuk dicatat juga bahwa kemajuan dapat terus terjadi setelah waktu ini, bahkan bertahun-tahun kemudian, tetapi kemungkinan akan berlangsung lebih lambat.

 

Apa yang Bisa Dilakukan Setelah Mengalami Stroke Ringan?

Setelah mengalami stroke ringan, ada sejumlah langkah sederhana di rumah yang bisa membantu memulihkan dan menjaga fungsi kognitif. Tetap aktif secara fisik dan mental sangat bermanfaat bagi kesehatan otak. Kamu bisa melakukan kegiatan seperti berikut ini:

  • Berolahraga ringan secara rutin.
  • Melakukan hobi yang disukai.
  • Bersosialisasi dan menghabiskan waktu di luar ruangan.
  • Mempelajari hal-hal baru untuk merangsang otak.

Selain itu, terapis okupasi juga dapat berperan penting dalam merancang strategi harian untuk mengatasi kebingungan, seperti menggunakan pengingat, label, catatan, dan rutinitas yang terstruktur lainnya. Ahli saraf klinis juga dapat membantu menilai kondisi dan menyusun rencana perawatan jangka panjang untuk membantu penyembuhannya. 

Yang paling penting, jika kamu atau orang di sekitarmu menunjukkan gejala stroke, segera cari pertolongan medis ya. Karena penanganan lebih cepat bisa mengurangi risiko kerusakan otak permanen dan menyelamatkan nyawa. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading