Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, menjaga kebersihan telinga adalah bagian penting dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Telinga yang bersih tidak hanya meningkatkan kualitas pendengaran, tetapi juga mencegah berbagai masalah kesehatan yang mungkin timbul. Lalu, bagaimana cara membersihkan telinga yang aman dan efektif? Apa saja yang perlu dihindari agar telinga tetap sehat?
Mungkin Sahabat Fimela sering bertanya-tanya, apakah membersihkan telinga dengan cotton bud itu aman? Atau, adakah cara lain yang lebih baik untuk menghilangkan kotoran telinga? Artikel ini akan membahas tuntas cara membersihkan telinga yang aman, efektif, dan tentunya tidak berisiko merusak pendengaran Sahabat Fimela. Yuk, simak selengkapnya!
Telinga memiliki mekanisme alami untuk membersihkan diri sendiri. Kotoran telinga atau serumen sebenarnya berfungsi melindungi saluran telinga dari debu dan partikel asing. Namun, terkadang produksi serumen berlebihan dan menumpuk, sehingga perlu dibersihkan. Berikut adalah beberapa metode yang aman dan direkomendasikan oleh para ahli.
Advertisement
Advertisement
Cara Aman Membersihkan Telinga di Rumah
Membersihkan telinga di rumah bisa dilakukan dengan beberapa cara sederhana. Pertama, bersihkan bagian luar telinga dengan kain lembut yang dibasahi air hangat. Hindari memasukkan benda apapun ke dalam saluran telinga. Membersihkan bagian luar telinga secara rutin dapat mencegah penumpukan kotoran yang berlebihan.
Kedua, gunakan obat tetes telinga yang dijual bebas. Obat tetes ini biasanya mengandung gliserin atau minyak mineral yang membantu melunakkan kotoran telinga. Ikuti petunjuk penggunaan pada kemasan dan jangan gunakan terlalu sering. Jika Sahabat Fimela merasa tidak nyaman atau mengalami iritasi, segera hentikan penggunaan.
Ketiga, irigasi telinga dengan larutan saline. Campurkan satu sendok teh garam non-iodin ke dalam satu cangkir air hangat. Gunakan pipet atau alat suntik untuk meneteskan larutan ke dalam telinga, tetapi jangan terlalu dalam. Miringkan kepala agar cairan keluar dengan sendirinya. Metode ini efektif untuk membersihkan kotoran yang sudah lunak.
Hal yang Harus Dihindari Saat Membersihkan Telinga
Salah satu kesalahan umum adalah menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga. Dr. Harim Priyono SpTHT-KL (K) mengingatkan bahwa cotton bud justru dapat mendorong kotoran lebih dalam dan berisiko melukai gendang telinga. Selain itu, hindari penggunaan lilin telinga (ear candle) karena tidak efektif dan berpotensi menyebabkan luka bakar.
Jangan pernah menggunakan benda tajam seperti peniti atau jepit rambut untuk membersihkan telinga. Benda-benda ini sangat berisiko melukai saluran telinga dan menyebabkan infeksi. Membersihkan telinga terlalu sering juga tidak dianjurkan, karena dapat menghilangkan lapisan pelindung alami dan membuat telinga lebih rentan terhadap iritasi.
Hindari penggunaan cairan yang tidak tepat seperti alkohol atau hidrogen peroksida tanpa rekomendasi dokter. Cairan ini dapat mengiritasi kulit sensitif di dalam telinga. Jika Sahabat Fimela merasa telinga basah setelah mandi, cukup keringkan dengan tisu lembut di bagian luar telinga, seperti yang disarankan oleh dokter THT.
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter THT?
Jika Sahabat Fimela mengalami gejala seperti rasa sakit, gatal, keluarnya cairan dari telinga, atau gangguan pendengaran, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan membersihkan telinga dengan alat khusus yang aman dan efektif. Jangan menunda konsultasi jika masalah telinga terus berlanjut.
Pemeriksaan rutin ke dokter THT juga penting untuk menjaga kesehatan telinga secara keseluruhan. Dokter dapat mendeteksi masalah sejak dini dan memberikan penanganan yang tepat. Dengan melakukan pemeriksaan berkala, Sahabat Fimela bisa mencegah masalah telinga yang lebih serius di kemudian hari.
Ingatlah, menjaga kesehatan telinga adalah investasi jangka panjang. Dengan membersihkan telinga dengan benar dan menghindari praktik yang berbahaya, Sahabat Fimela dapat menikmati pendengaran yang optimal sepanjang hidup. Jika ragu, selalu konsultasikan dengan dokter THT untuk mendapatkan saran yang terbaik.