Sering Masuk Angin Tapi Tak Kunjung Sembuh? Awas Kenali Tanda-Tanda Asam Lambung Naik

Gejala seperti perut kembung dan mual sering kali dianggap sebagai tanda umum dari masuk angin. Namun, jika gejala tersebut muncul hampir setiap hari, terutama setelah makan, hal ini sebaiknya dicurigai sebagai indikasi adanya gangguan pencernaan yang lebih serius, seperti GERD. Kelebihan asam lambung dapat menyebabkan iritasi dan membuat perut terasa penuh, bahkan tanpa adanya konsumsi makanan berat. Menurut Mayo Clinic, "perut kembung yang disertai rasa terbakar di bagian atas perut atau ulu hati merupakan tanda khas refluks." Rasa mual ini bisa semakin meningkat, terutama setelah mengonsumsi makanan yang berlebihan, pedas, asam, atau gorengan.

Jika kondisi ini dibiarkan, maka tidak hanya akan mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat berdampak negatif pada produktivitas sehari-hari. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di World Journal of Gastroenterology pada tahun 2018, disebutkan bahwa banyak pasien GERD awalnya datang dengan keluhan mual ringan dan kembung yang berulang, tanpa menyadari bahwa hal tersebut adalah bentuk dari refluks ringan. Oleh karena itu, jika perut kembung terus-menerus terjadi meskipun sudah diatasi dengan metode tradisional, sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Heartburn, atau sensasi terbakar yang terasa dari perut hingga dada, merupakan salah satu gejala utama dari GERD. Gejala ini sering kali muncul setelah makan atau ketika seseorang berbaring, dan sering kali disalahartikan sebagai "masuk angin duduk" atau "angin lambung naik". Dalam masyarakat kita, istilah tersebut sering kali membuat penanganan menjadi tidak tepat.

Menurut American College of Gastroenterology, heartburn terjadi akibat melemahnya katup antara lambung dan kerongkongan (lower esophageal sphincter), yang memungkinkan asam lambung naik ke atas dan menyebabkan iritasi. Hal ini dapat memicu rasa nyeri yang menusuk di dada, yang kadang-kadang keliru dianggap sebagai gejala jantung. Jika kamu sering merasakan nyeri di ulu hati yang terasa panas atau seolah-olah ditekan, terutama setelah makan malam atau saat tidur terlentang, itu bukan sekadar masalah masuk angin. Ini bisa jadi merupakan tanda bahwa keseimbangan asam lambungmu terganggu dan memerlukan perhatian serta terapi yang lebih serius.

Sendawa adalah reaksi alami tubuh yang terjadi untuk mengeluarkan gas dari lambung. Namun, jika sendawa berlangsung terlalu sering, bahkan tanpa adanya konsumsi makanan atau minuman, hal ini bisa menjadi indikasi adanya tekanan berlebih di dalam perut akibat gas dan asam lambung yang meningkat. Biasanya, kondisi ini juga disertai dengan rasa pahit atau asam di mulut. Dalam jurnal BMJ Open Gastroenterology (2020), dijelaskan bahwa pasien yang menderita GERD sering mengalami aerofagia, yaitu keadaan di mana udara tertelan secara berlebihan akibat stres atau kebiasaan buruk saat makan.

Udara yang tertelan ini kemudian dapat naik kembali bersamaan dengan asam lambung, sehingga menyebabkan sendawa yang terus-menerus dan tidak memberikan rasa lega. Selain itu, rasa asam yang muncul di tenggorokan dan mulut menjadi salah satu tanda khas dari refluks asam. Jika gejala ini sering muncul, terutama saat pagi hari atau setelah mengonsumsi makanan pedas, ada kemungkinan lambung Anda tidak dalam kondisi baik. Ini bukan sekadar masalah biasa seperti masuk angin, tetapi merupakan gangguan pencernaan yang sebaiknya mendapatkan perhatian dari tenaga medis.

Banyak individu melaporkan mengalami gejala masuk angin setelah terlambat makan, yang ditandai dengan perut kosong yang melilit, rasa mual, serta tubuh yang terasa dingin dan lemas. Dalam perspektif medis, gejala-gejala ini kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung yang tidak dapat diserap karena lambung dalam keadaan kosong.

Menurut buku Functional Gastrointestinal Disorders karya Douglas Drossman, produksi asam lambung akan terus berlangsung meskipun tubuh tidak mendapatkan asupan makanan. Hal ini dapat mengakibatkan asam lambung tersebut melukai lapisan lambung, yang pada gilirannya memicu rasa perih, mual, dan sensasi yang mirip dengan gejala masuk angin.

Apabila kamu sering merasakan ketidaknyamanan saat terlambat makan, dan kondisi tersebut hanya membaik setelah kamu makan atau minum sesuatu yang hangat, maka ada kemungkinan besar kamu mengalami gastritis atau GERD ringan. Oleh karena itu, menjaga waktu makan yang teratur dan menerapkan pola hidup yang seimbang sangatlah penting untuk mencegah terjadinya gangguan ini secara berulang.

Seringkali, gejala yang dianggap sebagai tanda masuk angin adalah frekuensi kentut yang tinggi. Namun, jika meskipun sudah buang angin berkali-kali, perut tetap terasa kembung dan sesak, hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan pencernaan yang berkaitan dengan asam lambung atau ketidakseimbangan mikroba di dalam usus.

The Cleveland Clinic menyebutkan bahwa pada kondisi seperti GERD atau dispepsia fungsional, gas yang terbentuk dalam saluran pencernaan tidak berasal dari angin luar yang "masuk", melainkan akibat fermentasi makanan yang tidak dicerna dengan baik. Akibatnya, perut akan terasa penuh, sesak, dan disertai dengan produksi gas yang berlebihan yang sulit untuk diatasi.

Apabila kamu mengalami situasi di mana buang angin yang sering tidak memberikan rasa lega dan perut tetap terasa "berisi", kemungkinan besar ini bukanlah gejala masuk angin seperti yang umum dipahami. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, seperti endoskopi atau tes H. pylori, guna mengetahui penyebabnya secara lebih akurat.

Apabila Anda merasakan gejala-gejala seperti kembung dan mual yang berlangsung lebih dari dua minggu, nyeri ulu hati yang sering muncul, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, kesulitan saat menelan, atau merasa pahit di mulut, maka sebaiknya segera hubungi dokter spesialis penyakit dalam atau gastroenterologi. Gejala lain yang perlu diperhatikan adalah jika Anda mengalami masuk angin yang tidak kunjung sembuh meskipun sudah mencoba berbagai pengobatan seperti kerokan atau menggunakan obat herbal.

Jangan anggap sepele masalah kesehatan ini, karena GERD yang tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan komplikasi seperti ulkus, esofagitis, atau bahkan Barrett's Esophagus (pra-kanker kerongkongan). Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat agar kondisi kesehatan Anda tidak semakin memburuk. Segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan penanganan yang sesuai dengan keluhan yang dialami.