Kenali Penyebab Cacingan pada Anak dan Cara Mencegahnya

Kenali gejala cacingan pada anak dan cara pencegahannya. (foto: pvproductions/freepik)... Selengkapnya

Fimela.com, Jakarta Banyak orang tua sering kebingungan ketika melihat anak mereka tiba-tiba sering menggaruk-garuk, rewel, sulit tidur, bahkan terkadang menangis tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini sering dianggap hal biasa atau sekadar iritasi kulit, padahal ini bisa menjadi tanda adanya cacingan. Di usia 4–11 tahun, anak-anak memang sangat rentan karena masih sering bermain bebas, lupa mencuci tangan, dan punya kebiasaan memasukkan jari ke mulut.

Melansir laman raisingchildren.net.au cacingan adalah infeksi akibat parasit, dan jenis yang paling umum menyerang anak adalah cacing kremi atau threadworms. Walaupun cacing ini tidak menimbulkan bahaya serius, mereka bisa menimbulkan rasa gatal, gangguan tidur, hingga membuat anak tidak nyaman beraktivitas. Yang membuatnya lebih merepotkan, cacing kremi bisa dengan mudah menular dari satu anak ke anak lain, bahkan dalam satu keluarga sekalipun.

Penularan cacingan biasanya terjadi ketika anak menelan telur cacing yang tanpa sadar menempel di tangan mereka. Telur cacing ini bisa berasal dari mainan, sprei, pakaian, atau debu yang sudah terkontaminasi. Anak yang suka menggigit kuku atau menghisap jari akan lebih berisiko karena langsung memasukkan telur ke dalam mulut. Begitu tertelan, telur tersebut masuk ke sistem pencernaan dan mulai berkembang biak.

Gejala cacingan yang perlu dikenali orang tua

Tidak semua anak menunjukkan gejala cacingan yang sama. (foto: prostooleh/freepik)... Selengkapnya

Begitu masuk ke dalam tubuh, telur cacing akan menetas di usus kecil lalu tumbuh menjadi cacing dewasa. Cacing betina kemudian bergerak ke area sekitar anus untuk bertelur, yang menimbulkan rasa gatal hebat pada anak. Rasa gatal ini sering kali lebih parah di malam hari dan membuat anak gelisah. Jika anak menggaruk lalu menyentuh benda lain tanpa mencuci tangan, telur cacing bisa berpindah ke mainan, perabot, bahkan makanan. Inilah yang membuat siklus infeksi berulang dan sulit diputus jika kebersihan tidak dijaga.

Tidak semua anak dengan cacingan menunjukkan tanda yang jelas. Namun gejala yang paling sering adalah gatal di sekitar anus, kulit yang terlihat meradang, serta gangguan tidur. Anak juga bisa menjadi lebih mudah marah atau rewel karena rasa tidak nyaman yang terus dirasakan. Pada beberapa kasus, cacing bisa terlihat langsung di kotoran anak atau menempel pada pakaian.

Meski jarang, cacingan juga dapat memicu keluhan lain seperti sakit perut, mual, muntah, bahkan infeksi di area kewanitaan anak perempuan (vulvovaginitis). Gejala ini tentu lebih mengkhawatirkan karena bisa mengganggu kesehatan secara umum. Jika keluhan tidak kunjung membaik setelah pengobatan, atau anak terlihat lemas, pucat, dan kehilangan energi, sebaiknya segera periksa ke dokter.

Langkah sederhana pencegahan cacingan pada anak

Ajari anak untuk rutin mencuci tangan agar terhindar dari kotoran yang menimbulkan penyakit. (foto: wirestock/freepik)... Selengkapnya

Kabar baiknya, cacingan pada anak relatif mudah diobati. Obat antiparasit yang diresepkan dokter atau tersedia di apotek biasanya cukup efektif membasmi cacing. Anak hanya perlu minum obat dua kali dalam jarak dua minggu untuk memastikan semua cacing benar-benar hilang, termasuk yang baru menetas. Karena sifatnya menular, biasanya seluruh anggota keluarga juga dianjurkan ikut minum obat agar siklus penularan berhenti. Selama masa ini, anak sebaiknya beristirahat di rumah dan tidak dulu berinteraksi di sekolah atau tempat bermain.

Selain pengobatan, pencegahan sangat penting agar cacingan tidak terus berulang. Ajarkan anak rajin mencuci tangan dengan sabun setelah dari toilet dan sebelum makan. Kuku harus dipotong pendek dan hindari kebiasaan menggigit kuku atau menghisap jari. Orang tua juga disarankan rutin mengganti sprei, baju tidur, dan handuk dengan air panas, serta membersihkan toilet secara teratur.

Lebih dari itu, mandi pagi lebih disarankan karena dapat membantu menghilangkan telur cacing yang menempel di kulit. Dengan kebiasaan kecil yang konsisten, risiko cacingan dapat dihindari sehingga anak tumbuh lebih sehat, nyaman, dan bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari.

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa