Sukses

Lifestyle

Jangan Keliru, Ini 4 Hal yang Membedakan Antara Keinginan dan Kebutuhan

Fimela.com, Jakarta Keinginan dan kebutuhan adalah dua hal yang berbeda dan tidak bisa disamakan. Seringkali kita terjebak dalam memilih sesuatu hanya karena bingung apakah hal tersebut adalah keinginan atau memang kebutuhan. Padahal keduanya merupakan hal yang berbeda jika kamu tahu indikator pembedanya.

Salah memahami konsep antara keinginan dan kebutuhan dapat berdampak buruk dalam kehidupan bahkan bisa sampai merugikanmu. Salah satu hal yang berkaitan erat dengan pembahasan kebutuhan dan keinginan ialah perilaku konsumtif dalam membelanjakan uang. Kamu berpikir untuk membelinya karena kebutuhan padahal itu hanya keinginanmu saja.

Jika kamu tidak mampu menahan diri, segala hal yang sifatnya tersier bahkan bisa jadi kebutuhan utama untukmu. Uang tabunganmu akan habis dengan cepat karena membeli banyak barang yang tidak begitu penting. Untuk itu, penting bagi kamu memahami perbedaan antara keduanya, baik kebutuhan maupun keinginan sehingga kamu bisa menyeleksi mana yang memang kamu butuhkan dengan yang hanya sekedar kamu inginkan.

Fimela.com kali ini mengulas 4 hal yang membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Simak ulasannya berikut ini agar kamu memiliki gambaran yang jelas dalam membedakannya dan akhirnya tidak terjebak pada tindakan ceroboh dan boros.

Kebutuhan Mendesak, Sedangkan Keinginan Tidak

Pertama, hal yang membedakan antara keinginan dan kebutuhan ialah waktu dan urgensinya. Sesuatu yang bersifat kebutuhan adalah yang mendesak, artinya harus segera kamu penuhi seperti saat lapar dan ingin makan. Sementara keinginan sifatnya tidak mendesak, misalnya saat akan membeli jam baru hanya karena jam lama terlihat kusam dan tidak menarik lagi.

Melalui gambaran tersebut kamu bisa menimbang, apa perbedaan kebutuhan dan juga keinginan. Jadi mulai sekarang jangan keliru lagi, belilah sesuatu yang sifatnya mendesak dan sangat kamu butuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan tahan diri pada barag-barang yang sifatnya tidak mendesak alias bisa kamu beli minggu depan atau beberapa bulan kemudian.

Kebutuhan Sifatnya Berdampak, Sedangkan Keinginan Tidak

Selanjutnya, perbedaan antara kebutuhan dan keinginan bisa dilihat dari dampak yang ditimbulkannya. Sesuatu yang masuk dalam kategori kebutuhan pastinya adalah sesuatu yang mendesak dan jika kamu mengabaikannya, maka dampaknya akan langsung terasa. Contoh yang sama misalnya adalah saat kamu haus dan lapar. Jika kamu tidak segera memakan sesuatu maka perutmu bisa sakit dan badanmu bisa lemas.

Sedangkan yang dikamksud keinginan adalah sesuatu yang jika kamu tidak membelinya hari ini maka tidak akan memiliki dampak yang signifikan. Contohnya saat kamu memiliki keinginan untuk makan sushi padahal kamu sudah memiliki makanan lain di meja makan. Sekalipun tidak mengonsumsi sushi, tubuhmu tetap bisa makan dengan sajian yang ada. Itulah yang membedakan antara keinginan dan kebutuhan jika dilihat dari dampaknya.

Kebutuhan Itu Primer, Sedangkan Keinginan Biasanya Tersier

Berikutnya, hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan itu merupakan barang primer sementara keinginan lebih mengarah pada barang tersier. Hal ini bisa dianalogikan dengan jelas ketika kamu berencana untuk membeli sebuah pakaian. Esensinya adalah pakaian yang nyaman saat kamu gunakan. Nyaman belum tentu mahal. Jika kamu memegang teguh prinsip kebutuhan maka pakaian apapun, biarpun murah itu tidak menjadi pertimbangan utama, kamu akan tetap membeli dan memakainya.

Sementara keinginan mengharuskanmu membeli pakaian yang tidak hanya nyaman tetapi harganya harus mahal dan juga keluaran dari brand ternama. Hal ini bisa jadi karena pakaian bagimu bukan hanya pakaian saja tetapi merupakan cara untuk memberi tahu orang mengenai status sosialmu. Jika kamu mengalami hal ini, maka yang kamu pegang bukan lagi prinsip kebutuhan tetapi keinginan.

Keinginan Biasanya Berakar dari Gengsi

Keempat, hal yang paling mudah dan kentara ketika membedakan antara kebutuhan dan keinginan adalah gengsi. Keinginan biasanya berakar dari gengsi sementara kebutuhan tetap berakar dari kebutuhan. Karena gengsi, kamu bisa terpancing untuk membeli semua barang tanpa bersikap realistis pada kondisi keuangan. Hal ini karena kebutuhan menjadi nomor kesekian dan pengakuan orang lain menjadi nomor utama.

Maka dari itu, kamu harus mengontrol gengsi, jangan sampai rasa gengsi yang mengontrolmu dalam membelanjakan uang. Beli barang karena memang kamu membutuhkannya. Ini bukan berarti kamu tidak boleh berkeinginan, memiliki cita-cita membeli sesuatu itu boleh saja, hanya sebaiknya niatnya bukan untuk berkompetisi memuaskan napsu gengsi semata.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading