Sukses

Lifestyle

Faktanya, Adanya Pandemi Membuat Perempuan Mendapatkan Tekanan dari Pekerjaannya

Fimela.com, Jakarta Ketika perusahaan memberlakukan kerja dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona, membuat sebagian orang mungkin ada yang mengalami kendala. Baik itu jam kerja yang lebih banyak, harus dapat merespon email dengan cepat, atau bahkan penambahan jumlah pekerjaan.

Hal ini mungkin terlalu berat bagi sebagian besar perempuan yang mungkin telah berumah tangga. Mereka harus mengurus pekerjaan rumah, anak dan pekerjaan kantor. Seperti berita baru-baru ini, sebagian berdasarkan survei, banyak perempuan yang mengundurkan diri dari perusahaan karena sulit membagi waktu antara pekerjaan dan rumah tangga selama pandemi ini.

Melansir dari people.com (6/10), seperempat perempuan di dunia kerja berpikir untuk berhenti bekerja karena tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dipicu oleh pandemi virus corona. COVID-19 telah serius menghambat kemajuan, terutama bagi perempuan.

Satu dari empat perempuan sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan dunia kerja dan di antara para ibu melaporkan memikirkan pilihan-pilihan tersebut. Mayortitas menyebutkan mereka bertanggung jawab mengasuh anak sebagai alasan utama. Laporan tersebut mencantumkan beberapa faktor prediktif yang mungkin menjelaskan mengapa seorang karyawan mempertimbangkan untuk keluar, termasuk kurangnya fleksibilitas di tempat kerja, merasa mereka harus selalu aktif di semua jam dan selain itu mereka juga harus melakukan pekerjaan rumah tangga serta beban mengasuh anak.

Terlalu Tertekan dengan Pekerjaan, Membuat Banyak Perempuan Mengundurkan Diri

Adapun faktor terakhir, laporan tersebut menemukan bahwa ibu lebih cenderung menghabiskan 20 jam ekstra dalam seminggu untuk pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak dibandingkan ayah. Selain itu, banyak perempuan mengatakan mereka merasa cemas atas PHK atau cuti dan kecewa karena banyak perusahaan tidak menyesuaikan norma dan ekspetasi kinerja di tengah pandemi.

Sementara itu, laporan tersebut juga menemukan bahwa perempuan, khususnya perempuan berkulit hitam, juga lebih mungkin di PHK selama krisis ini berlangsung. Selain itu, banyak perempuan berkulit hitam mengatakan bahwa mereka tidak merasa memiliki sekutu di tempat kerja, dan kurang dari satu dari tiga perempuan kulit hitam melaporkan memiliki manajer untuk memeriksa sehubungan dengan kekerasan rasial baru-baru ini.

Enam bidang utama disoroti dalam laporan sebagai tempat di mana perusahaan harus meningkatkan fokus mereka dan memperluas mereka seperti membuat pekerjaan lebih berkelanjutan, mengatur ulang norma seputar fleksibilitas, mencermati tinjauan kinerja, mengambil langkah untuk meminimalkan bias gender, menyesuaikan kebijakan dan program untuk lebih mendukung karyawan dan memperkuat komunikasi karyawan.

Cek Video di Bawah Ini

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading