Lewat Desain Produk, 3 Desainer Indonesia Kembangkan Heritage Indonesia!

Jakarta Berangkat dari kekayaan alam, budaya dan kebiasaan penduduk setempat, tiga desainer muda Indonesia berhasil mengeluarkan berbagai desain produk unik. Adalah Denny Rasyid Priyatna, Eugenio Hendro dan Nadia Pramudita yang tergabung dalam Project Khatulistiwa. Bagi kamu yang sempat mampir ke artspace dia.lo.gue selama tanggal 15-20 November lalu, pasti sempat melihat proyek ini di display cantik di sana.

Begitu masuk, sebuah bangku dan lampu yang terbuat dari rotan berhasil mencuri perhatian yang datang. Kursi tadi terlihat sangat santai dan nyaman untuk diduduki, Fimelova. Siapa sangka proses penggalian ide ternyata berasal dari bentuk tengkorak orangutan atau Pongo (dalam Bahasa Latin). Kelangkaan orangutan ternyata menggerakkan Denny untuk membuat sebuah interior produk yang nggak hanya berfungsi sebagai kursi tapi juga alarm buat siapa saja agar peduli akan keberadaan orangutan.

Sementara produk lainnya berasal dari karya Euginio. Ia mendesain candle holder dan lampu meja yang terinspirasi dari kandang burung yang terdapat di rata-rata rumah penduduk Jawa Tengah.

Nadia sama cerdasnya dengan menghasilkan sebuah gantungan kayu yang idenya berasal dari gorengan pisang, ubi, tempat, tahu maupun sayuran. Cocok buat hiasan gantung di depan rumah nih, Fimelova!

Bukan hanya menghadirkan produk desain Denny, Euginio, dan Nadia saja, di sudut ruangan lainnya, proses kerja mereka pun dijabarkan secara gamblang mulai dari penemuan ide, pembuatan sketsa hingga dumme produk. Twisted ide yang didapat dari tiga unsur penting Tanah Air –alam, budaya dan tradisi penduduk—membuat produk mereka nggak hanya sarat guna namun memiliki nilai ‘cerita’ yang membuat produk mereka menarik untuk dimiliki.

FYI, dalam dua tahun belakangan ketiganya berhasil memenangkan sejumlah penghargaan sekaligus turut hadir dalam berbagai event lokal dan Internasional seperti Rising Asian Taltents Corner at Masion & Object Asia, Singapore Furniture Design Awards 2013, Pasar Seni 2014 dan Casa by Bravavasa 2013. Congrats for Project Khatulistiwa!