Saya Butuh Cuti Dari Semua Ini!

Vemale.com - Cosmopolitan Heran kenapa kisah cinta teman Anda begitu mulus bak film romantis sedangkan Anda lebih mirip film drama berakhiran tragis? Atau Anda baru saja 'mengintip' facebook mantan kekasih yang di foto profilenya berpose berdua dengan sang istri dan anaknya yang lucu dan menggemaskan? Cosmo akui, memang ada segelintir orang yang entah kenapa punya keberuntungan tingkat tinggi dan hidupnya berjalan supermulus, ada pula mereka (atau kita, mungkin?) yang harus berjuang dan bekerja keras untuk mencapai satu posisi tertentu. Begitu kenyataannya dan kadang, kenyataan menyakitkan. Tapi, pil pahit tak bisa didiamkan begitu saja dan sesekali mesti ditelan. Glek. Rasanya memang tak menyenangkan, namanya juga pil pahit kehidupan. Lagipula, manusia bukan robot, jadi wajar saja jika Anda sedih jika hidup kadang terasa tak adil. Saat berada di bawah memang yang paling berat, mulai dari kehilangan orang yang paling dicintai hingga masalah keluarga yang tak kunjung selesai, dan merembet ke pekerjaan. Ah, rasanya ingin teriak! Oke, ingat nasihat yang mengatakan kalau masalah harus dihadapi, jangan dihindari? Tak selalu benar. Kadang, Anda butuh 'kabur' sejenak dari kepenatan yang ada, agar kembali lagi dengan pikiran jernih. Saat Anda kembali, akan muncul sosok baru yang lebih tegar. Ikuti mantra Cosmo: "This too, shall pass." Ulangi berkali-kali sambil tarik napas dalam dan buang pelan lewat mulut. Lalu lanjuti dengan sebuah terapi ala Cosmo berikut ini yang bisa meringankan semua masalah yang sedang melanda. Yuk, wujudkan liburan sebagai terapi! Paket Lengkap Superhemat! Jika resto cepat saji punya paket makanan yang menggiurkan, begitu juga penawaran dari pergi berlibur. Bisa jadi hanya satu dari penjabaran di bawah ini yang Anda butuhkan, bisa juga semuanya! 1. Kabur dari realita. Liburan itu artinya meninggalkan sejenak semua masalah yang ada, masuk ke dalam dunia imajinasi layaknya Alice di ALICE IN WONDERLAND dengan Anda sebagai pemeran utamanya. "Maafkan saya, wahai pekerjaan, masalah, pacar yang selingkuh, teman yang menyebalkan. Saya mau pergi dulu sebentar. Pastikan kalian beres saat saya tiba. Atau, beri waktu sejenak agar saya sanggup untuk menghadapi kalian semua. Tunggu saja!" 2. Lewati batas kenyamanan. Jadi Anda sedang baca majalah ini pukul 11 malam di kantor karena mesti lembur. Oke, boleh jika alasannya dedikasi tinggi demi promosi. Tapi, apa intinya punya gaji besar, jika Anda tak punya waktu menikmatinya? Psst, waktu yang sudah bergulir tidak dapat diulang kembali. Nikmati selagi bisa! Hop, loncati batas kenyamanan dan pilih destinasi impian! 3. Menemukan cinta. Kali ini, gunakan istilah 'menjemput bola' dan summer romance. Anggap saja, pria impian ternyata ada di kota lain dan sedang menunggu Anda untuk menemuinya. Jika hanya sesaat, kenapa tidak? Kalau berlanjut, Anda jadi punya alasan berlibur lagi dan lagi. 4. Meringankan beban. Polusi kota akan tergantikan dengan udara segar pegunungan, atau aroma garam dari air laut. Puluhan kilogram beban yang menempel di bahu akan ditinggalkan, Anda jadi bebas, lepas! 5. Halaman baru. Satu kota, satu halaman, dan Anda masih berkutat di halaman yang sama. Bayangkan ada berapa banyak halaman kosong dalam buku perjalanan hidup jika Anda tak mulai dari sekarang. Pengalaman pertama biasanya menarik dan sering jadi memori yang tak terlupakan! 6. Petualang sang petualang. Jangan hanya jadi petualang pekerjaan untuk memenuhi CV saja. Apalagi berniat untuk jadi petualang cinta dan pindah dari satu pria ke pria lainnya. Kalau yang ini, dijamin akan jadi cerita yang luar biasa! Senang dengan budaya? Cari kota yang sarat dengan sejarah dan budaya yang kuat. Gemar makan? Jajahi makanan khas kota tertentu! Pilih Pergi ke Mana? Tiap tempat punya daya magis dan proses 'penyembuhan' yang berbeda-beda. Penjabaran di atas juga bisa jadi pertimbangan Anda butuh liburan di mana dan seperti apa. Anda yang paling tahu liburan dan tempat seperti apa yang paling dibutuhkan saat ini. Terapi Pantai 1. Udara yang Anda hirup lebih hangat dan segar dengan sedikit aroma garam. 2. Rasakan hangatnya sinar matahari di kulit, perhatikan berbagai bentuk air yang diciptakan ombak. Bebaskan pikiran dan mainkan imajinasi; kira-kira ombak itu seperti apa ya? 3. Ringankan langkah saat berjalan di atas pasir. Ini saat yang tepat untuk memperlambat langkah Anda yang terbiasa cepat hidup di kota besar. Perhatikan sekeliling; mulai dari pria yang mengajak jalan anjingnya, anak kecil main air, kupu-kupu terbang, apapun. Lihat dunia, sebenarnya simpel dan sederhana. 4. Lebih dekat dengan ion negatif. Ini adalah ion kasat mata yang kita hirup tiap kali berdekatan dengan pantai, setelah hujan, atau dekat air terjun. Ion negatif ini konon mampu menciptakan reaksi biokimia untuk mengubah level serotonin hingga bisa mengurangi stres di tubuh dan bikin mood lebih baik. 5. Saat duduk di pantai, masukkan kedua kaki ke dalam pasir, rasakan butir-butir halusnya di kulit. Tulis masalah di pasir basah, dan biarkan ombak menghapusnya. Tanamkan dalam pikiran Anda... bahwa masalah apapun juga ada penyelesaiannya. 6. Bayangkan bagaimana laut bisa begitu tenang, namun ada kalanya mengamuk dan jadi sebuah bencana. Sama seperti hidup: kadang di atas, ada kalanya di bawah. Anda bisa jadikan ini sebagai pelajaran berharga. Terapi Pegunungan 1. Pegunungan banyak mengajarkan tentang eksplorasi; makin mengenal alam, makin Anda kenal diri Anda. 2. Minum the atau kopi di pegunungan punya makna tersendiri, dari aromanya hingga bagaimana pencampuran asap air panas dengan dinginnya udara. Sambil lihat pemandangan hijau tak terbatas, Anda mulai melamun,. Anda tahu? Area di otak yang berhubungan dengan problem solving bekerja paling aktif di saat Anda day dreaming. 3. Ketenangan malam di pegunungan serta hembusan angin dingin bikin pikiran jauh lebih jernih serta terbuka. Bayangkan selembar putih di kepala dan itu, adalah lembar kehidupan Anda. Yang buruk telah dihapus lalu isi dengan yang baru dan lebih baik lagi. 4. Aroma pohon pinus merupakan relaksasi alami. 5. Isi hari-hari dengan kegiatan baru. Misalnya, perkebunan organik, berkuda, memancing, atau trekking. 6. Saat trekking tak perlu terburu-buru, khususnya pada 2 kilometer pertama, karena hanya bikin capai dan dehidrasi. Biarkan tubuh Anda dan alam berjalan dengan satu irama yang senada. Terapi luar kota 1. Bukannya tak mau, but nature is not your cup of tea. Kota lain bisa jadi pilihan terapi Anda, dalam negeri, atau luar negeri pun tak masalah. 2. Tiap kota punya ciri khas tersendiri yang siap menjadikannya beda dengan yang lain. Anda harus peka pada hal ini dulu sebelum menentukan kota mana yang kira-kira bakal sukses jadi lokasi terapi liburan. Saat Anda sedih, paling gampang mengubah mood Anda jadi senang kembali dengan apa? Nonton teater, atau makan hidangan lezat, shopping, atau begitu pergi clubbing? Nah, jawaban ini akan jadi petunjuk kota mana yang akan Anda sambangi. 3. Kota yang beda punya atmosfer yang beda pula. Apapun yang bikin Anda senang, maksimalkan! Doyan makan, coba cicipi hidangan khas kota tersebut. Syukuri bahwa Anda bisa menikmati hidangan yang begitu lezat, suatu hal yang sulit ditemukan di kota asal. 4. Pilihan aktivitas di kota, jauh lebih besar dan variatif, dan dalam jarak beberapa jam saja, Anda bisa menikmati liburan ke pantai, atau gunung. Misalnya setelah puas di kota Bandung, Anda bisa naik ke Lembang atau berkunjung ke Tangkuban Perahu. Tapi ingat, fokus pada terapi Anda untuk mengubah diri jadi lebih baik. 5. Jika ini bukan yang pertama kalinya ke kota tersebut, dan Anda sudah cukup paham untuk tak kesasar, coba untuk tingkatkan jiwa petualang dan pilih alat transportasi yang berbeda. Jika perlu, jalan kaki atau sepeda, karena ada banyak hal luar biasa yang terlewat begitu saja jika Anda naik kendaraan atau ikut tur. Percaya deh, Anda seperti baru pertama kali melihat kota itu. Berjalan kaki di Malioboro, Jogjakarta jelas beda jika Anda melewatinya dengan mobil! Maksimalkan! Penting diingat sebelum mulai terapi liburan: 1. Siapkan budget. Tak ada orang yang ingin punya masalah lalu 'kabur' sejenak. Tapi, jika suatu saat ini terjadi, Anda sudah punya budget dalam situasi 'darurat' ini. 2. Jangan tanya tapi nyatakan. Meski judulnya 'kabur', Anda tetap harus melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Bukan berarti ada masalah langsung semua tanggung jawab ditinggalkan juga! Kabari atasan, kolega, dan keluarga yang berkepentingan. 3. Gadget free. Bukan liburan namanya jika Anda masih memikirkan pekerjaan, buka email sana sini. Urusan kantor tak akan pernah habis, jika dituruti terus kemauannya. Jadi, selesaikan pekerjaan sebelum liburan, dan minta bantuan kolega untuk menggantikan selama Anda pergi. Psst, menurut studi dari universitas Tel Aviv, seseorang yang tetap berhubungan dengan pekerjaan selama liburan tak akan mendapatkan manfaatnya secara maksimal! 4. Pengalihan. Tak ada yang menjamin penerbangan dan perjalanan Anda akan tenang. Pastikan bawa headphone, ipod atau Mp3. 5. Dipercepat? No way! Anda yang paling tahu mana yang dibutuhkan oleh diri sendiri. Jadi, jika ada telepon (biasanya kantor) dengan dalih 'darurat' hingga harus pulang cepat, katakan “tidak”. Jadikan ini cara agar mereka belajar menghadapi masalah. Kalaupun penting sekali hingga benar-benar harus pulang, tak ada salahnya untuk minta kompensasi dari liburan yang dipotong itu. Don't put yourself on sale. 6. Sendiri atau ditemani? Ini tergantung dengan Anda. Jika masih butuh seseorang untuk menemani, ajak teman dekat yang sudah kenal diri Anda seutuhnya. Hindari ajak orang asing yang baru dikenal karena hanya bikin repot. Kalau memang kesendirian dan ketenangan yang dicari, silahkan bepergian sendiri. Meski awalnya menakutkan, Anda akan kagum dengan kekuatan diri yang (ternyata) Anda punya! 7. Relaks. Di manapun lokasinya, pastikan Anda mengisi salah satu agenda dengan pergi pijat atau ke spa. [initial] Source: Cosmopolitan, Mei 2010, halaman 178 Provided by:
(Cosmo/meg)