5 Kisah Cinta Sejati Yang Paling Menyentuh

Anna Kozlov menikah dengan pria bernama Boris. Tiga hari setelah mereka menikah, Boris harus pergi ke medan perang. Tinggallah Anna bersama keluarganya.

Tak disangka, Anna dan keluarga diasingkan oleh pemerintahan Joseph Stalin ke Siberia tanpa sempat meninggalkan pesan apapun pada suaminya. Selama bertahun-tahun kemudian Boris mencari istrinya, mereka tinggal di negara yang sama, namun tak ada satu alat komunikasipun yang bisa membuat mereka tetap menjalin kontak. Mereka kehilangan satu sama lain.

Anna sempat frustasi, ia bahkan berusaha bunuh diri. Ibunya kemudian membakar semua kenangannya bersama Boris, termasuk foto pernikahan dan surat-surat cintanya agar Anna bisa kembali bersemangat hidup lagi. Ia akhirnya menikah dengan orang lain dan menjalani hidupnya sebagai istri orang lain.

Tahun-tahun berlalu, tak sadar sudah 60 tahun lamanya Boris dan Anna sama-sama sudah saling menikah, namun kehilangan pasangannya. Tiba-tiba, Anna ingin sekali mengunjungi kampung halamannya, Borovlyanka, di mana leluhurnya dimakamkan di sana.

Dari kejauhan, ia melihat sosok yang membuat jantungnya berdebar. Ya, ia adalah Boris, suaminya yang telah hilang. Anna dan Boris berlari seperti di dalam dongeng, menyambung kisah cinta abadinya yang telah lama hilang, dan hidup sebagai suami istri dengan bahagia.

Bila Anda pernah melihat film The Notebook, Anda pasti ingat bagaimana kesetiaan seorang suami yang berusaha mengembalikan ingatan istrinya. Demikian pula kisah nyata antara Jack dan Phyllis ini.

Jack Potter menolak membiarkan cinta sejatinya tenggelam dalam penyakit dementia. Setiap hari ia akan berusaha mengembalikan ingatan Phyllis istrinya dengan membaca diary dan memperlihatkan kepingan kenangan lewat foto-foto mereka yang sempat diabadikan.

Mereka tinggal di Kent, Inggris selama bertahun-tahun dalam rengkuhan dementia, namun Jack tetap bersabar.

Ketika Phyllis akhirnya harus dipindahkan ke rumah jompo, setiap hari Jack mengunjunginya. Melakukan hal yang sama, membaca lembar demi lembar diary yang ditulisnya. Menunjukkan foto bahagia dan hewan kesayangan mereka. Sekalipun ingatannya pudar, Phyllis tak pernah melupakan betapa ia mencintai Jack. Mereka telah menikah 70 tahun dan berhadapan dengan penyakit dementia, namun dementia tak pernah bisa menghapus ingatan akan dalamnya cinta mereka.

Di bangku sekolah pertama, Carol Harris berperan sebagai Sleeping Beauty dan beradu akting dengan George Raynes sebagai pangeran. Mereka berciuman pertama kali dalam peran tersebut.

George kemudian pindah ke Toronto, Ontario untuk melanjutkan sekolah menengah atas. Ia kemudian menikah dan membangun sebuah keluarga.

Tahun demi tahun berlalu, 61 tahun kemudian ia kembali sendiri setelah kehilangan istri yang dicintainya. Ia kemudian berinisiatif mengunjungi teman-teman lama di kota tempat tinggal dulu, di Saint John. Di sana, ia kembali bertemu Carol dan saling ja
tuh cinta.

Merekapun akhirnya mengabadikan cinta mereka dalam sebuah ikatan pernikahan, di mana ciuman pertama setelah 75 tahun akhirnya menyatukannya.

Les Brown Jr. dan istrinya Helen sama-sama lahir tanggal 31 Desember 1918. Mereka bertemu di bangku sekolah menengah atas dan saling jatuh cinta.

Les terlahir dari keluarga kaya, sedangkan Helen dari keluarga yang kurang berada. Orangtuanya tidak menyetujui hubungan mereka dan menolaknya. Namun setelah mereka lulus dari bangku SMA, keduanya kabur demi cinta. Mereka tinggal di California Selatan dan membangun keluarga.

Les dan Helen menghabiskan waktu bersama hingga usia 90 tahunan. Ketika Helen mengeluh kanker perut, Les juga menderita penyakit Parkinson. Setelah 75 tahun pernikahan mereka, Helen meninggal 16 Juli 2013, dan les menyusul sehari setelahnya.

David Hurd pindah dari Jamaika ke New York pada tahun 1907 untuk mencari pekerjaan yang layak. Merasa kesepian, ia mendadak mencari teman koresponden dari Karibia.

Teman pertamanya adalah Avril Cato, dan mereka pertama kali menjalin pertemanan pada Oktober 1913. Di hari berikutnya, mereka tetap saling mengirim kabar hanya lewat surat. Mengisi hari-hari mereka dengan deretan kata-kata manis dan ramah. Mereka saling jatuh cinta lewat kepribadiannya masing-masing.

Walaupun tak pernah bertemu, David memberanikan diri melamar Avril lewat surat. Setelah meminta restu dari kedua orang tuanya, akhirnya mereka disetujui. Mereka pertama kali bertemu di Jamaika, ketika David datang untuk menikahinya. Keduanya kemudian pindah dan tinggal di New York, di mana mereka diberkahi 6 orang anak.

Avril meninggal tahun 1962, dan David memilih tetap sendiri karena kesetiaannya terhadap istrinya. Iapun meninggal tahun 1971.