Sukses

Lifestyle

Penduduk Hawaii Tanpa Pakaian, Bukan Hal Tabu

Ladies, ketika masyarakat Eropa mengadakan kontak pada kepulauan Polinesia yang mencakup Hawaii pada akhir abad ke delapan belas, mereka sangat tercengang karena sebagian besar penduduk kepulauan tersebut tidak mengenakan pakaian alias telanjang. Ketika orang Eropa ini kembali ke tempat asalnya, kepualauan Poliesia mendapat reputasi sebagai pulau yang tidak mengenal batasan seksual dan menyebar luas ke seluruh penjuru Eropa.

Padahal, reputasi itu tidak benar lho, Ladies. Masyarakat Eropa mengira bahwa penduduk Polinesia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merencanakan, menyiapkan, dan melakukan aktivitas seksual hanya berdasarkan penampilan penduduk kepulauan tersebbut yang nyaris tanpa busana apapun.

Dalam hawaii.edu dijelaskan bahwa ketelanjangan penduduk Polinesia tidak hanya dilihat sebagai pemuasan seksualitas saja. Melainkan lebih disebabkan oleh iklim dan tradisi. Iklim Polinesia yang hangat dan lembab menyebabkan penduduknya mengenakan pakaian yang minim. Seorang Polinesia kuno hanya mulai mengenakan semacam cawat di area genitalnya ketika bulu pubis pertama mulai tumbuh untuk melindungi organ reproduksi itu dari debu dan matahari. Jadi, anak-anak pada masa itu tidak mengenakan sehelai benangpun pada tubuhnya sampai ia puber.

Selain itu, para perempuan dan lelaki dewasa Polinesia suka terlibat dengan olahraga air. Namun, mereka harus melakukan aktivitas tersebut dengan bertelanjang bulat agar tidak membasahi pakaian mereka. Karena, memakai pakaian basah di dataran ketika seorang bangasawan berada di sekitar itu akan dianggap sebagai tindak criminal yang pantas dijatuhi hukuman mati. Wah, ngeri juga ya Ladies. Kalau tiba-tiba hujan, bagaimana nasib penduduk Polinesia, ya?

 

Oleh: Adienda Dewi S.

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading