Ketidakstabilan Orientasi Seksual

Ladies, are you exclusively homosexual or heterosexual? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Missouri mendapatkan hasil bahwa seseorang yang cenderung labil akan identitas seksualnya (menyukai lawan jenis namun terkadang juga menyukai sesama jenis) akan lebih mudah menjadi pecandu alkohol daripada mereka yang terang-terangan berorientasi straight atau homoseksual.

Terlansir dari laman altpenis.com, biseksual atau orang yang memiliki ketidakstabilan status seksual cenderung menjadi pecandu alcohol berat. Orang-orang dengan kondisi mental seperti itu mengaku bahwa alasan mereka menjadi pecandu alkohol adalah untuk mengurangi depresi dan kegelisahan.

Studi yang dilakukan melibatkan berbagai macam grup dari beberapa orang dengan orientasi seksual yang berbeda-beda, seperti heteroseksual total, homoseksual total, biseksual, setengah heteroseksual dan setengah homoseksual.

Survey yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan mengenai frekuensi mengkonsumsi minuman beralkohol, alasan yang menyertainya dan dampak negatif yang diderita.

Dan hasilnya menyatakan bahwa orang-orang yang menjadi heteroseksual dan homoseksual total memiliki frekuensi minum yang sama dan mereka mengaku bahwa hal tersebut dilakukan hanya untuk kesenangan. Sementara itu, mereka yang cenderung menjadi biseksual memiliki frekuensi mabuk-mabukan yang tak terkontrol.

Hal itu mungkin disebabkan karena stress yang mereka alami dan akhirnya berdampak pada penyalahgunaan minuman-minuman beralkohol sebagai pereda stress. Yang lebih menarik lagi adalah munculnya hasil yang menyatakan bahwa wanitalah yang lebih beresiko menderita ketidakstabilan orientasi seksual.

Hal ini mungkin disebabkan karena wanita cenderung merasa harus membandingkan pesona yang mereka miliki dengan wanita lain sehingga menyebabkan mereka mudah menjadi objek seksual di masyarakat.

Oleh: Ardisa Lestari