Sukses

Lifestyle

5 Kisah Inspiratif Perjuangan Mencintai Diri Sendiri dan Mengatasi Celaan Fisik

Fimela.com, Jakarta Hanya karena satu bagian tubuh atau bentuk tubuh yang berbeda dari kebanyakan orang di sekitar kita, kita kadang jadi sasaran celaan fisik (body shaming). Belum lagi dengan standar kecantikan yang banyak ditampilkan di berbagai media, kadang kita merasa minder karena tidak memiliki semua yang ada dalam standar tersebut. Padahal kita terlahir dengan keunikan dan keistimewaan kita masing-masing.

Mencintai diri sendiri kadang butuh proses yang cukup panjang. Mengatasi celaan fisik bisa butuh waktu yang tidak sebentar. Namun, selalu ada harapan untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Seperti kisah-kisah pilihan dari Sahabat Fimela berikut ini.

1. Kaki Cacat Sebelah

"Dalam hidup, benar adanya jika manusia memiliki sikap egois, dan tidak pernah merasa puas. Seperti apa yang aku alami dan keadaan yang mengelilingiku. Terlahir sebagai manusia yang begini adanya. Kakiku cacat sebelah karena kelainan gen yang terbawa sejak lahir.

Ekonomi keluarga yang morat-marit, kulit bawaan berwarna cokelat gelap yang menjadi bahan bulan-bulanan teman seusiaku. Di usiaku yang menginjak masa puber sungguh aku merasa betapa dunia begitu tak adil padaku. Mengapa aku harus merasa minder dan selalu dihantui oleh beragam kesempurnaan manusia juga latar belakangnya di luar sana?"

Selengkapnya: Karena Satu Kekurangan, Bukan Berarti Hidup akan Menderita Selamanya

2. Berat Badan dan Bulimia

"Saya bahkan mengalami bulimia karena ini. Sejak bertahun-tahun yang lalu, ketika saya telah makan sampai kenyang, beberapa menit kemudian saya akan mencari WC dan memuntahkan semua makanan itu. Saya selalu merasa bersalah ketika telah makan sampai kenyang, oleh karena itu saya memuntahkan makanan itu kembali. Apakah saya puas dengan itu? Tentu saja iya. Tapi di sisi lain kadang saya menyesal."

Selengkapnya: Tubuh Langsing Bukanlah Satu-satunya Standar Kecantikan

3. Masalah Jerawat

"Sebuah peristiwa yang mampu mengubah arti cantik dan bersyukur versi saya adalah saat saya berusia 30 tahunan. Selama ini saya berjuang sebagai seorang acne fighter sejak usia remaja, dan hampir selama 15 tahun saya telah berjuang untuk mendapatkan kulit wajah bersih dan sehat. Saya dikenal sebagai gadis berjerawat sebagai identitas diri dan nama belakang saya yang diberikan teman-teman saya untuk mengingat sosok saya. Saya sudah mengeluarkan banyak dana, waktu, dan tenaga agar bisa mendapatkan kulit wajah bersih dari jerawat."

Selengkapnya: Masalah Jerawat Kadang Tak Hanya Menyerang Fisik tapi Juga Juga Kondisi Mental

4. Bekas Luka di Wajah

"Saat itu baru saya tahu bahwa wajah saya bengkak dan kelihatan menyeramkan. Beberapa minggu setelahnya, bengkak di wajah saya hilang dan lukanya kering. Namun wajah saya tidak pernah sama lagi karena bekas jahitan tersebut tidak hilang bahkan hingga sekarang. Apabila saya tersenyum, ada semacam ceruk kecil yang kelihatan di wajah saya akibat bekas jahitan yang tidak rata."

Selengkapnya: Mencintai Bekas Luka di Wajah

5. Kondisi Piebaldism

"Bagian rambut dari akar ke tengah rambut warnanya putih, selebihnya dark brown. Karena warna rambut ini, aku pernah dijambak oleh guru BP dan ditarik sampai ruang guru karena dikira rambutnya dicat. Duh malu banget soalnya kejadiannya pas di depan kakak kelas gebetan. Warna alisku dari pangkal ke tengah warnanya putih selebihnya hitam dan selalu kututup dengan mascara agar wajahku tidak jadi kelihatan pucat. Warna dasar kulitku putih agak kuning. Pada bagian dahi ada bercak putih (lebih putih dari kulit dasar kulitku) berbentuk huruf V yang besar."

Selengkapnya: Terlahir dengan Kondisi Piebaldism, Mentalku Ditempa Lebih Kuat Jalani Hidup

Semoga kisah-kisah di atas bisa memberi semangat baru bagi kita untuk mencintai diri sendiri dengan lebih baik. Mensyukuri semua yang kita miliki dan menjalani hidup dengan lebih baik lagi.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading