Tips Meredam Amarah Saat Puasa dengan Cara yang Dianjurkan Rasulullah

ramadan perempuan hijab marah — ilustrasi/shutterstock.com/Krakenimages.com

Fimela.com, Jakarta Tidak hanya menahan lapar dan haus, selama bulan Ramadan manusia juga seharusnya mampu menahan hawa nafsu dan amarah. Amarah adalah salah satu hal yang mungkin sulit untuk ditahan karena ia merupakan reaksi dari suatu keadaan.

Karena menahan amarah ini sulit, bahkan Rasulullah Saw suatu waktu pernah mengatakan bahwa “Orang yan paling kuat adalah dia yang mampu menahan amarah”.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk menahan amarah yang dianjurkan dalam Islam. Langsung saja simak ulasannya berikut ini.

Meminta Perlindungan pada Allah

Pertama, Alquran menasihati bahwa ketika muncul amarah dalam diri kita, tindakan terbaik adalah mencari perlindungan kepada Allah Swt (41:36). Ada pengakuan dalam hal ini bahwa kemarahan datang dari tempat yang gelap dan berapi-api dan bahwa mengingat Allah Swt dapat membawa terang dan kesejukan dalam urusan seseorang. Dianjurkan bagi seorang muslim jika marah untuk berzikir atau menyebut nama Allah atau membaca Alquran.

TERKAIT: 7 Resep Kue Tradisional Kukus dari Tepung Ketan dengan Isian Manis

TERKAIT: 7 Resep Bumbu Woku Kemangi Pedas yang Menggugah Selera

TERKAIT: 13 Resep Masakan Ikan Bakar Rumahan yang Enak dan Gurih

Mengambil Air Wudu

ramadan 2021 dan wudu sebelum tidur — Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/oduaimages

Nabi Muhammad Saw berpesan jika merasa marah sebaiknya mengambil air wudu dengan air dingin. Idenya adalah untuk mendinginkan tubuh dan jiwa dari panasnya amarah. Dalam tradisi Islam, ini berarti mencuci tangan dengan lembut, membilas mulut, menghirup air ke hidung, mencuci muka, lengan, kepala, leher, dan kaki. Semua anggota tubuh luar diperbarui dan didinginkan dengan aktivitas ini.

Berpindah Posisi

Doa Ramadan — Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Nabi Saw menasehati jika merasa marah saat berdiri, kemudian duduk, dan jika sedang duduk, maka berbaring. Ini adalah gerakan fisik untuk meredam nyala api yang membara di dalam.Tentunya semua ini membutuhkan kesadaran diri yang dalam. Terkadang seseorang bahkan tidak tahu bahwa mereka sedang marah atau betapa marahnya mereka.

Inilah mengapa Ramadan atau puasa adalah waktu yang spesial. Puasa memfasilitasi introspeksi yang lebih dalam dan memungkinkan kita untuk mendengar apa yang terjadi di dalam diri kita ketika kita tidak terlalu sibuk dengan hal-hal biasa. Semoga bermaanfaat.

#ElevateWomen