Sukses

Lifestyle

33 Kutipan Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring

Fimela.com, Jakarta Filosofi teras adalah buku non fiksi, yang membantu pembacanya untuk berhenti memikirkan hal yang tidak penting, atau berhenti overthinking. Buku ini adalah buku yang ditulis oleh Henry Manampiring, yang merupakan seorang selebtwit dari akun @newsplatter.

Buku Filosofi Teras mengajarkan tentang cara mengendalikan pikiran, dengan panduan moral yang berasal dari filsafat stoisisme, yaitu filosofi-filosofi romawi kuno yang berasal dari filsafat Yunani.

Buku ini sangat cocok dibaca untuk Sahabat Fimela yang memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi. Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang ringan, disertai dengan pendapat para ahli yang ahli dalam ilmu psikologi, dan mudah diterapkan dalam kehidupan ini. Berikut kutipan yang terdapat dalam buku Filosofi Teras:

Kutipan Buku Filosofi Teras

1. “Manusia tidak memiliki kuasa untuk memiliki apapun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki, dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima.”

2. “Di sinila pentingnya memahami bahwa "kendali" bukan hanya soal kemampuan kita "memperoleh", tetapi juga "mempertahankan"."

3. "Kenyataannya, kekayaan, ketenaran, dan kesehatan memang bisa diusahakan untuk dimiliki, tetapi apakah kita yakin bisa sepenuhnya mempertahankannya?”

4. “Kamu tidak bisa dihina orang lain, kecuali kamu sendiri yang pertama-pertama menghina dirimu sendiri."

5. “It's not things that trouble us, but our judgement about things.(Epictetus)

6. “Artikel "The Problem With Positive Thinking"menyebutkan bahwa positive thinking justru sering menghambat kita. Beberapa eksperimen menunjukkan, mereka yang menerapkan positive thinking dalam berusaha mencapai tujuannya sering kali memperoleh hasil yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak."

7. "Positive Thinking menipu pikiran kita. ...sekadar menyuruh orang berpikir realistis saja juga tidak memberikan hasil yang baik.”

8. “Dari pengalamannya, Frankl menyimpulkan bahwa di dalam situasi paling menyakitkan dan tidak manusiawi, hidup masih bisa memiliki makna, dan karenanya, penderitaan pun dapat bermakna (meaningful)."

9. "Kita tidak bisa memilih situasi kita, tetapi kita selalu bisa menentukan sikap (attitude) kita atas situasi yang sedang dialami.”

10. “Tidak ada peristiwa yang betul-betul "kebetulan".”

Kutipan Buku Filosofi Teras

11. “Jangan biarkan peristiwa yang ada [di depanmu] menggoyahkan dirimu. Katakanlah [pada peristiwa/kejadian itu], "Tunggu dulu; biarkan saya memeriksamu sungguh-sungguh. Saya akan mengujimu terlebih dahulu."

12. “Sesugguhnya balas dendam terbaik adalah dengan tidak berubah menjadi seperti sang pelaku."

13. “Positive thinking "menipu" pikiran kita, beranggapan seolah-olah kita sudah mencapai apa yang kita inginkan, sehingga melemahkan keuletan kita dalam berusaha mencapainya."

14. "Namun, sebaliknya, sekadar menyuruh orang berpikir realistis saja juga tidak memberikan hasil yang lebih baik.”

15. “...Hidup dengan emosi negatif yang terkendali...”

16. “We suffer more in imagination than reality."

17. “Percuma kalau kita menjadi bijak dan tahu segala hal, tetapi memutus hubungan dengan sesamanya."

18. "Percuma juga kita aktif secara sosial, tetapi tidak menggunakan nalar, dan bahkan sampai dikuasai emosi negatif, seperti marah, dengki dan iri hati."

19. "Penggunaan nalar dalam hidup sosial berjalan beriringan. Kita semua tahu bahwa hidup dengan orang lain pada kenyataannya memang tidak mudah."

20. "Setiap hari kita akan berhadapan dengan perilaku orang lain yang menjengkelkan. Para filsuf Stoa menyadari sepenuhnya hal itu”

Kutipan Buku Filosofi Teras

21. “Bukan stres yang membunuh kita, tapi reaksi kita terhadapnya. Karena, sebenarnya masalahnya bukan stres itu sendiri, tetapi persepsi kita.”

22. “Sekedar pernah mendengar dan "merasa" tahu tidak sama dengna benar-benar "tahu”

23. “Tidak ada situati yang terlalu berat sampai kita tidak mampu mengendalikan interpretasi pribadi.”

24. “Kemampuan mental kita memang mirip dengan otot. Kebiasaan berpikir bisa dilatih seperti mengangkat barbell atau lari marathon-semakin sering dilatih, maka semakin kuat.”

25. “Umumnya masalah anak muda adalah dengan teman dekat, best friend mereka atau hubungan dengan kolega di pekerjaan."

26. "Lewat ilmu kedokteran jiwa, kami tahu kalau sebenarnya yang bermasalah bukan temannya, kerjaannya, atau lingkungannya, tapi dia[pasien]. Jadi, ujung-ujungnya dia.”

27. “Bahkan, sering kali (interpretasi) agama dijadikan alasan untuk bertengkar dan menyakiti orang lain.”

28. “Maka manusia yang menahan dirinya untuk hidup dalam batas yang ditetapkan Alam, tidak akan merasakan miskin."

29. "Manusia yang melewati batas-batas ini akan terus-menerus dikejar kemiskinan, tak peduli betapa kayanya dia.”

30. “Jika terus menerus membandingkan diri dengan pendapat orang, kita tidak akan pernah benar-benar merasa kaya, seberapa banyak pun harta yang sudah kita kumpulkan.”

31. “Jangan hanya berkata kamu sudah membaca banyak buku. Tunjukkan bahwa melalui buku-buku tersebut kamu telah belajar untuk berpikir lebih baik, menjadi seseorang yang bijak memilih, memilah, dan merenung.”

32. “Orang sekarang merasa inferior karena gempuran sosial media, menyadari kalau merek "nothing", hanya remah rempeyek, gak tahu mau ngapain selain marah pada semuanya. Makanya, be better, be proud of yourself."

33. “Kamu tidak bisa dihina orang lain, kecuali kamu sendiri yang pertama-pertama menghina dirimu sendiri."

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading