Sukses

Lifestyle

35 Kutipan Novel Garis Waktu yang Bikin Baper dan Menyentuh Hati

Fimela.com, Jakarta Garis Waktu adalah sebuah novel karya dari Fiersa Besari, seorang penulis sekaligus penyanyi populer. Novel Garis Waktu merupakan novel yang diterbitkan di tahun 2016, kemudian sukses menduduki peringkat best seller, dan diangkat menjadi sebuah film layar lebar di tahun 2021.

Dalam novel ini menceritakan tentang sebuah perjalanan kisah hidup dan percintaan tokoh Aku, yang bertemu dengan tokoh Kamu. Kemudian Aku jatuh cinta dengan Kamu, tetapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Tokoh Aku harus menahan perasaannya dan tetap bersahabat dengan tokoh Kamu.

Ada beberapa kutipan yang membuat para pembaca baper, dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh Aku. Karena kisah yang terdapat dalam novel ini, sangat relate dengan kisah cinta para pembacanya yang patah hati. Berikut kutipan novel Garis Waktu, dilansir dari Merdeka.com:

Kutipan Novel Garis Waktu yang Bikin Baper

1. Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus.

2. Bukankah hidup ini sebetulnya mudah? Jika rindu, datangi. Jika tidak senang, ungkapkan. Jika cemburu, tekankan. Jika lapar, makan. Jika mulas, buang air. Jika salah, betulkan. Jika suka, nyatakan. Jika sayang, tunjukkan. Manusianya yang sering kali mempersulit segala sesuatu. Ego mencegah seseorang mengucap "Aku membutuhkanmu.

3. Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita.

4. Beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa.

5. Aku tidak tahu dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi, selama aku mampu, mimpi-mimpi kita adalah prioritas.

6. Aku, biarlah seperti bumi. Menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar, jika aku hancur kau juga.

7. Pada waktunya, dunia hanya perlu tahu kalau kita hebat. Kebahagiaan tidak membutuhkan penilaian orang lain.

8. Tangannya menjadi pengganti tanganku untuk menuntunmu' Pundaknya menjadi pengganti pundakku untukmu bersandar. Biarlah gemercik gerimis, carik senja, secangkir teh, dan bait lagu menjadi penggantimu.

9. Aku diam, bukan berarti tak memperhatikan.

10. Aku tidak tahu cara membencimu dengan baik dan benar, seperti kau tidak tahu cara menyayangiku dengan baik dan benar.

Kutipan Novel Garis Waktu yang Menyentuh Hati

11. Dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam. Kini, kita tidak lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu secara diam-diam.

12. Jika mereka bertanya padaku apakah aku menyesal, jawabanku adalah tidak. Berhasil ataupun gagal, aku bangga hidup di atas keputusan yang kubuat sendiri.

13. Cinta bukan melepas tapi merelakan. Bukan memaksa tapi memperjuangkan. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi memberi sayap.

14. Ketika kau melakukan usaha mendekati cita-citamu, di waktu yang bersamaan cita-citamu juga sedang mendekatimu. Alam semesta bekerja seperti itu.

15. Seseorang yang tepat tak selalu datang tepat waktu. Kadang ia datang setelah kau lelah disakiti oleh seseorang yang tidak tahu cara menghargaimu.

16. Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama.

17. Dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. Aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku. Oh, tenang. Aku tidak lelah. Justru, aku menikmati prosesnya.

18. Aku mengalah. Aku mengalah karena aku percaya, kalau kau memang untukku, sejauh apapun kakimu membawamu lari, jalan yang kau tempuh hanya akan membawamu kembali padaku.

19. Tidak ada yang abadi, baik bahagia maupun luka. Suatu saat kita akan tiba di titik menertawakan rasa yang dulu sakit, atau menangisi rasa yang dulu indah.

20. Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaannya.

Kutipan Novel Garis Waktu yang Penuh Makna

21. Ketika kesetiaan menjadi barang mahal. Ketika kata maaf terlalu sulit untuk diucap. Ego siapa yang sedang kita beri makan?

22. Perasaan laksana hujan, tak pernah datang dengan maksud yang jahat. Keadaan dan waktulah yang membuat kita membenci kedatangannya.

23. Aku ingin kau rindukan, aku ingin kau kejar, aku ingin kau buatkan puisi. Lalu, aku akan bertingkah tak peduli, agar kau tahu rasanya jadi aku.

24. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju,akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takan memberikan pilihan apapun kecuali jatuh cinta, biarpun logika terus berkata bahwa risiko dari jatuh cinta adalah terjerembab di dasar nestapa.

25. Beberapa orang berhenti menyapa bukan karena perasaannya berhenti, melainkan karena telah mencapai titik kesadaran untuk berhenti disakiti.

26. Akan tiba saatnya kita temukan alasan paling tepat untuk berjuang. Jika telah tiba, genggam erat. Sesuatu yang istimewa takan datang dua kali.

27. Jika tidak bisa menghapus seseorang dari ingatanmu, mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. Sudahlah, manusia akan melupa pada saatnya.

28. Untuk apa memajang foto kita berdua? Cita-citaku ingin fotomu ada di buku nikahku.

29. Takkan mulia kau menunggu permintaan maaf. Takkan hina kau meminta maaf terlebih dahulu.

30. Sahabat mencarimu ketika yang lain mencacimu. Mereka merangkulmu ketika yang lain memukulmu.

31. Menyayangimu sangatlah mudah, aku bisa melakukannya berulang kali tanpa pernah bosan. Yang sulit itu cara menunjukkannya.

32. Menaruh hati di atas ketidakpastian sikap sama saja dengan menaruh tangan di tangan seseorang yang sama sekali tidak ingin menggenggam.

33. Usia, jarak, waktu dan kelas sosial hanyalah angka bagi dua orang yang saling memperjuangkan satu sama lain.

34. Tidak perlu takut. Tunjukan saja warna-warnimu yang sesungguhnya. Bahkan lukisan terbaik sedunia pun mempunyai pembenci dan pengkritik.

35. Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading