Sukses

Lifestyle

30 Kutipan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa yang Penuh Makna

Fimela.com, Jakarta 99 Cahaya di Langit Eropa adalah sebuah novel karya dari Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, yang diterbitkan di tahun 2011. Novel ini menceritakan tentang sebuah perjalanan untuk menapakkan jejak Islam di Eropa.

Sebenarnya novel ini berisikan tentang kisah Hanum dan Rangga selama 3 tahun di Eropa. Kedua penulis ini menemukan banyak sekali keindahan yang ada di Eropa, termasuk Wina yang ada di Austria, Paris di Perancis, Granada dan Codroba yang ada di Spanyol, dan Istanbul di Turki.

Di negara-negara tersebut, agama Islam pernah berjaya dan memiliki banyak kisah menarik di negara tersebut. Selama perjalanan di Eropa ini, penulis bertemu dengan para pahlawan Islam yang ada di masa lalu, dengan perjalanan yang merengkuh dan mendamaikan kalbu. Sehingga di Eropa ini, tidak hanya terdapat Eiffel atau Colosseum saja. Eropa masih memiliki keindahan lainnya yang sangat menakjubkan.

Hanum dan Rangga juga banyak menuliskan pesan penuh makna di novel ini, yang membuat para pembaca terpukau dengan kisahnya. Berikut kutipan novel 99 Cahaya di Langit Eropa:

Kutipan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa

1. Untuk saat ini, berjihad bukan lagi dengan pedang, namun dengan perantara kalam (pengetahuan dan teknologi)

2. Kebudayaan dan teknologi selalu berjalan berdampingan, saling mengisi, menentukan masa depan suatu bangsa, Jika kebudayaan suatu bangsa mati, mati pula teknologi bangsa itu.

3. Those who don’t learn from history are doomed to repeat it.

4. Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudra tempat banyak ciptaan-ciptaan-Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, Ilmu pengetahuan sebagai nahkoda perjalananmu; dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.

5. Cappucino, kopi itu bukan dari Italia. Aslinya berasal dari biji-biji kopi Turki yang tertinggal di medan perang di Kahlenberg.

6. Jika engkau puas dengan pelayanan di restoran, berilah tip kepada pelayanan seharga kepuasanmu.

7. Makanannya enak Memuaskan. Dan itu belum sepadan dengan keikhlasan yang kaucontohkan.

8. Ilmu pilar inti ajaran islam juga harus tersuguh dengan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dimaknai dengan tata cara ibadah

9. Keteladanan berbicara lebih keras daripada kata-kata.

10. Senyum adalah semudah-mudahnya ibadah.

Kutipan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa

11. Paris, La Ville-Lumiere. The city of Light.

12. Pesan yang tersurat dan tersirat pertama kali dalam nama Islam itu sendiri; jalan menuju damai.

13. Ya Alloh bekal akhirat kami belum tuntas. Biarkan kami terus hidup beberapa waktu lagi.

14. Kau belum dianggap ke Eropa jika tak menginjakkan kaki di bumi Paris.

15. Meski pikiran dan mulutnya bisa mengingkari-Nya, ruh dan sanubari manusia tidak akan pernah sanggup berbohong.

16. Al-Ilmu murrun syadidun fil bidayah, wa ahla minal ‘asali fin-nihayah – Ilmu pengetahuan itu pahit pada awalny, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya.

17. Agama dan ilmu harus membentuk keseimbangan.

18. Janganlah menelantarkan harapan. Perjuangan masih panjang.

19. Kekuatan ide dan pesan perdamainlah yang membuat Islam bersinar. Bukan kekuatan pedang tajam.

20. Mengalah itu tidak kalah, tapi menang secara hakiki.

Kutipan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa

21. Salah satu kewajiban manusia hidup di dunia ini alah untuk berfikir. Sehingga jika ini dikekang, diberangus berubahlah ia menjadi bom waktu yang mematikan.

22. Aku semakin yakin, esensi sejarah bukanlah hanya siapa yang menang dan siapa yang kalah. Lebih dari itu : Siapa yang lebih cepat belajar dari kemenangan dan kekalahan.

23. Yang paling penting dalam mempelajari sejarah bukan hanya kemampuan menjabarkan siapa yang menang siapa yang kalah, melainkan mengadaptasi semangat untuk terus menatap ke depan, mengambil sikap bijak darinya dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dunia.

24. Sultan-sultan pada saat itu memang menerapkan kesederhanaan sebagai syarat mutlak. Bukan karena mereka tidak bisa bermewah-mewahan, tetapi mereka kurang suka dengan istana yang terlalu gemerlap.

25. Tulip adalah bunga asli Anatolia turki.

26. Karena Sultan-sultan sangat religious. Bahkan gambar atau lukisan mereka pun tak boleh dipasang dalam kamar. Mereka mempunyai sugesti, dengan menghiasi kamar-kamar mereka dengan kalimat Qur’ani, setiap mereka membuka mata pada pagi hari. Dan menutup mata pada malam hari, mereka selalu ingat kepada Allah. Senantiasa berzikir kepada Tuhan. Itulah kepercayaan mereka.

27. Tuhan MahaTahu , jika kita semua sama, tidak ada lagi keindahan hidup bagi manusia, Jadi nikmatilah perbedaan itu.

28. Bahwa membuat orang bahagia sekaligus diri kita bahagia sungguh sangat mudah . asalkan kita membuka mata hati kita.

29. Pergilah, jelajahi dunia, lihatlah dan carilah kebenaran dan rahasia-rahasia hidup; niscaya jalan apapun yang engkau pilih akan mengantarkanmu menuju titik awal.

30. Kita sejatinya selalu hidup dalam “ketidaksadaran”.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading