Sukses

Lifestyle

Mengenal Gejala Nomophobia dan Cara Mengatasinya, Fenomena Kecanduan Ponsel

Seperti diketahui, saat ini keberadaan ponsel pintar memang menjadi kebutuhan tersendiri bagi setiap orang. Melalui teknologi komunikasi ini, seseorang dapat mengirim pesan atau melakukan panggilan pada orang lain dengan jarak jauh. Sehingga kini, jarak tidak lagi menjadi kendala komunikasi yang berarti.

Bukan hanya sebagai alat komunikasi, saat ini ponsel pintar semakin lama menjadi teman yang selalu dibawa dan menemani di mana pun pemiliknya berada. Bahkan, orang-orang kini sering kali menghabiskan waktu berinteraksi dengan ponsel pintar dibandingkan mengobrol dengan teman atau keluarga saat berkumpul bersama. Perlahan, kondisi ini semakin dilakukan dan menjadi budaya di masyarakat.

Lebih lanjut, budaya ini justru memberikan efek buruk bagi masyarakat. Di mana masyarakat akan semakin sulit jauh dari ponsel pribadinya. Bahkan pada sebagian orang, akan merasa kurang lengkap hingga takut jika harus berjauhan dengan ponsel. Meskipun hanya meninggalkan ponsel dalam waktu sebentar, orang tersebut bisa mengalami perasaan gelisah yang tidak dapat dijelaskan.

Jika kamu mengalami hal tersebut, perlu hati-hati karena itu merupakan salah satu gejala nomophobia. Bukan hanya itu, gejala nomophobia ini dapat ditunjukkan dengan beberapa sikap lainnya. Seperti merasa tidak nyaman, nerves jika tidak mengikuti perkembangan informasi, hingga kecenderungan untuk mencari sinyal WiFi ketika tidak mempunyai sambungan data internet.

Untuk lebih jelasnya, Fimela.com kali ini akan mengulas 5 gejala nomophobia beserta cara mengatasinya. Dilansir dari Merdeka.com, simak ulasan selengkapnya berikut ini. 

Mengenal Nomophobia

Sebelum mengetahui beberapa gejala nomophobia, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan nomophobia. Nomophobia adalah gangguan kecemasan yang muncul akibat tidak memiliki akses pada ponsel pintar atau layanan ponsel.

Berdasarkan hasil studi tahun 2019, ditemukan bahwa separuh dari total responden yang didapatkan mengalami stres saat tidak bersentuhan dengan ponsel pribadinya. Kondisi ini pun dinilai semakin berkembang parah setiap tahunnya. Di mana semakin banyak masyarakat yang mengalami kecemasan saat tidak sedang menggunakan atau mengakses ponsel pintar.

Meskipun begitu, nomophobia bukan termasuk kondisi kesehatan mental yang dapat didiagnosis seperti gangguan mental lainnya. Namun pada tahun 2014, para peneliti mengajukan agar nomophobia bisa masuk dalam data Manual of Mental Disorders (DSM). Sebab nomophobia dapat memberikan masalah kecemasan pada penderita hingga terdapat kemungkinan mempengaruhi perilaku sehari-hari.

Gejala Nomophobia

Setelah memahami pengertian nomophobia, berikutnya perlu diketahui beberapa gejala nomophobia yang bisa terjadi pada seseorang ketika tidak sedang mengakses ponsel pintar. Secara umum, berikut kecenderungan perilaku atau gejala nomophobia yang dapat terjadi :

  • Merasa tidak nyaman tanpa akses informasi secara terus-menerus melalui smartphone atau ponsel pintar.
  • Merasakan gugup atau cemas ketika tidak bisa mendapatkan berita atau informasi melalui ponsel pintar yang digunakan sehari-hari.
  • Merasa takut dan tidak ingin baterai ponsel pintar cepat habis. Sehingga melakukan berbagai cara agar baterai bisa kembali terisi dan bisa digunakan kembali.
  • Jika tidak memiliki sinyal data dan tidak terhubung dengan WiFi, maka seseorang akan memeriksa setiap waktu sudah bisa mendapatkan sinyal atau terhubung jaringan WiFi atau belum.
  • Merasa cemas ketika tidak mengakses ponsel pintar atau tidak terhubung dengan koneksi, karena menganggap identitas online dirinya hilang.

Nomophobia dapat Mengganggu Tidur

Setelah mengetahui beberapa gejala nomophobia, berikutnya perlu diketahui dampak yang bisa ditimbulkan pada seseorang yang mengalami gangguan ini. Dalam hal ini, ternyata gangguan nomophobia memberikan pengaruh pada gangguan tidur, sering merasa kantuk di siang hari, dan kebiasaan tidur yang buruk.

Berdasarkan hasil penelitian Journal Sleep yang dilakukan pada 327 mahasiswa pada tahun 2020, ditemukan sebesar 90 persen dari total mahasiswa memiliki kategori nomophobia sedang hingga parah. Di mana, mereka memiliki kebiasaan memeriksa email, sms, atau media sosial saat telah mematikan lampu untuk tidur.

Bukan hanya itu, perilaku yang sering dilakukan orang dengan nomophobia termasuk membuka media sosial di tempat tidur, bangun untuk memeriksa ponsel di tengah malam, hingga terus mengaktifkan notifikasi saat sedang tidur.

Cara Mengatasi Nomophobia

Setelah mengetahui gejala nomophobia dan beberapa dampaknya, maka selanjutnya perlu diketahui cara mengatasi atau menangani nomophobia jika kamu mendapatkan salah satu gejalanya. Berikut adalah beberapa rekomendasi cara mengatasi nomophobia yang bisa kamu praktikkan :

  • Meletakkan ponsel di luar kamar dan tidak mengaksesnya menjelang waktu tidur agar bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik dan cukup.
  • Jika tidak bisa meletakkan ponsel di luar kamar, gunakan batasan waktu yang tepat seperti beberapa jam sebelum waktu tidur.
  • Matikan notifikasi atau data internet supaya tidak dapat menerima panggilan yang dapat mengganggu upaya kamu membatasi penggunaan ponsel pintar.
  • Pertimbangkan pilihan jeda atau puasa media sosial selama beberapa waktu untuk bisa mendapatkan manfaat kesehatan mental yang lebih baik.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading