6 Kegiatan yang Bakal Merangsang Berpikir Kritis Jadi Lebih Baik

Fimela.com, Jakarta Aktivitas berpikir kritis mendorong individu untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis informasi untuk mengembangkan opini yang terinformasi dan membuat keputusan yang masuk akal. Berpikir kritis adalah keterampilan abad ke-21 yang memungkinkan seseorang berpikir rasional dan logis untuk mencapai kesimpulan yang masuk akal.

Seorang pemikir kritis menilai fakta dan angka serta data secara objektif dan menentukan apa yang harus dipercaya dan apa yang tidak. Keterampilan berpikir kritis memberdayakan seseorang untuk menguraikan masalah yang kompleks dan membuat keputusan yang tidak memihak dan lebih baik berdasarkan informasi yang efektif.

Saat ini keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang paling banyak dicari oleh perusahaan. Faktanya, keterampilan berpikir kritis sangat penting tidak hanya untuk pembelajaran aktif dan prestasi akademik tetapi juga untuk karir profesional. Berikut adalah kegiatan yang dapat merangsang daya untuk Sahabat Fimela berpikir kritis YANG dilansir dari Able.ac.

TERKAIT: Seru dan Menyenangkan! Inilah Kegiatan yang Dapat Mengasah Logika Berpikir

1. Ekspresikan diri dalam berbagai media

Mengungkapkan Ekspresi Diri — Ekspresikan diri dalam berbagai media untuk memiliki perspektif baru atas suatu hal. (Foto: Freepik/cookie_studio)

Setiap orang mempunyai gaya berpikir dan gaya belajar yang berbeda. Sahabat Fimela mungkin memiliki preferensi yang kuat terhadap pembelajaran visual, auditori, atau kinestetik, dan itu tidak masalah. Namun, jika ingin berpikir ke arah yang baru, penting bagi kamu untuk mencoba berpikir (atau setidaknya mengekspresikan diri) dalam media yang berbeda.

Misalnya, jika Sahabat Fimela sedang membicarakan suatu masalah dengan lantang, cobalah membuat diagramnya. Jika kamu menatap grafik sepanjang hari, cobalah menuliskan interpretasi terhadap grafik tersebut. Perspektif baru ini bisa sangat mencerahkan.

2. Membaca dan mengkritik

Cobalan untuk Membaca dan Mengkritik — Membaca dan mengkritik suatu jurnal untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih rasionalitas. (Foto: Freepik/Freepik)

Siapkan artikel dari jurnal yang berkaitan dengan topik apa pun yang ingin Sahabat Fimela ketahui lebih dalam. Baca artikel secara kritis, kemudian evaluasi kekuatan dan kelemahan artikel tersebut. Kemudian, kamu dapat memberikan pendapat dan kritik tentang artikel tersebut dengan menggunakan penilaian kamu sendiri.

Dengan cara ini, Sahabat Fimela dapat menantang kekeliruan dan rasionalitas penilaian dalam artikel tersebut. Oleh karena itu, kamu dapat menggunakan pemikiran sendiri untuk menghasilkan ide-ide baru yang berkaitan dengan topik tersebut.

3. Opini vs fakta

Bedakan Opini dan Fakta — Tentukan perbedaan antara opini dan fakta untuk asah daya pikir yang lebih kritis. (Foto: Freepik/Freepik)

Kegiatan berpikir kritis yang berfokus pada opini dan fakta merupakan peluang pembelajaran baru yang sangat berharga dan relevan. Dunia kita yang selalu terhubung memudahkan terjadinya kerancuan antara opini dan fakta, terutama dengan artikel berita yang sensasional dan headline yang bersifat click-bait.

Bagaimana cara membedakan fakta dari opini? Fakta pada umumnya objektif dan mapan, sedangkan opini bersifat subjektif dan tidak terbukti. Misalnya, “awan ada di udara” adalah fakta. "Gaun itu terlihat bagus untukmu" adalah sebuah opini.

Latih keterampilan berpikir kritis Sahabat Fimela dengan membaca atau mendengarkan berita. Lihat apakah kamu dapat mengidentifikasi saat seseorang mengutarakan opini dan bukan fakta.

4. Buat peta pikiran

Peta Pikiran untuk Melatih Kemampuan Kritis — Buat peta pikiran bila kamu sedang mengatasi masalah yang menantang. (Foto: Freepik/Racool_studio)

Alat bantu visual dapat menjadi alat yang ampuh jika Sahabat Fimela sedang mengatasi masalah yang menantang. Dalam beberapa kasus, akan sangat membantu jika menggambar diagram sederhana yang memetakan hasil dari berbagai skenario atau argumen.

Misalnya, jika Sahabat Fimela mencoba memilih di antara berbagai tindakan dengan tujuan tertentu, kamu dapat menuliskan semua kemungkinan tindakan dan memetakan kemungkinan hasilnya satu per satu untuk melihat mana yang paling efektif. Hal ini memudahkan kamu menganalisis pilihan dan dapat membantu mempertimbangkan dampak yang tidak terpikirkan sebelumnya.

5. Enam topi berpikir

Melansir dari able.ac, Enam Topi Berpikir dirancang oleh Edward de Bono, sebagai alat yang digunakan suatu kelompok ketika mengeksplorasi perspektif berbeda mengenai suatu isu untuk latihan berpikir kritis. Ketika orang menggunakan proses berpikir lain, rapat bisa menjadi tantangan, bukannya manfaat.

Untuk membantu tim bekerja lebih produktif dan penuh perhatian, de Bono menyarankan untuk membagi berbagai gaya berpikir ke dalam enam kategori, yang direpresentasikan sebagai topi:

1) Topi putih bersifat objektif dan berfokus pada fakta dan logika;

2) Topi merah bersifat intuitif, berfokus pada emosi dan naluri;

3) Topi hitam bersifat hati-hati dan memprediksi hasil negatif;

4) Topi kuning bersifat optimis dan mendorong hasil positif;

5) Topi hijau itu kreatif, dengan banyak ide dan sedikit kritik; dan

6) Topi biru adalah topi kendali yang digunakan untuk manajemen dan organisasi.

Dengan setiap anggota tim memakai topi yang berbeda, kelompok dapat memeriksa suatu isu atau masalah dari berbagai sudut pandang, mencegah satu sudut pandang (atau individu) mendominasi pertemuan atau diskusi. Artinya, keputusan dan solusi yang dicapai dengan menggunakan pendekatan Enam Topi Berpikir kemungkinan besar akan lebih kuat dan efektif, dan keterampilan berpikir kreatif setiap orang akan mendapat manfaatnya.

6. Latihan ekspresi wajah

Ungkapkan Ekspresi Wajah — Latih dirimu untuk mengekspresikan berbagai emosi melalui sejumlah foto yang ditemukan dari koran, majalah, atau media sosial. (Foto: Freepik/Freepik)

Salah satu cara untuk meningkatkan kesuksesan bisnis adalah dengan mengembangkan empati. Untuk latihan ini, kumpulkan sejumlah foto dari koran, majalah, atau media sosial. Saat Sahabat Fimela melihat-lihat foto, berlatihlah mengidentifikasi emosi. Jika kamu merasa kekurangan kosakata untuk tugas tersebut, pertimbangkan untuk membaca The Dictionary of Emotions atau menggunakan kamus online serta tesaurus untuk menghasilkan kata-kata.

Selanjutnya, lakukan permainan peran. Pilih satu orang dari foto dan bayangkan bertemu mereka di kehidupan nyata. Buat daftar semua pertanyaan yang akan kamu ajukan kepada mereka agar dapat terhubung dengan mereka lebih baik berdasarkan emosi yang Sahabat Fimela sebutkan saat pertama kali melihat foto tersebut.

Itu dia 6 aktivitas untuk membantu Sahabat Fimela melatih daya pikir kritis. Lakukan hal diatas untuk mensukseskan karir di masa depan. Selamat mencoba Sahabat Fimela!

Penulis: Naela Marcelina

#Unlocking The Limitless