Hasil Tes MBTI Tidak Akurat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela mungkin sudah familiar bahwa MBTI adalah alat psikometrik yang dirancang untuk membantu kamu dalam memahami preferensi psikologis mereka dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk cara mereka berinteraksi dengan dunia, mengambil keputusan, dan mengelola stres.

Namun, meski tes MBTI online populer dan banyak digunakan, nyatanya keakuratan tes MBTI sering menjadi subjek perdebatan di antara para ahli psikologi. Kenapa bisa demikian?

Dalam artikel ini, Fimela akan membahas tentang beberapa penyebab akurasi dan relevansi tes MBTI bisa meleset sekaligus tips supaya hasil tes kamu jadi lebih akurat dan relateable dengan kepribadianmu yang sesungguhnya.

TERKAIT: 5 Sikap agar Lebih Bahagia sebagai Orang dengan Tipe Kepribadian ISFJ

TERKAIT: 16 Tipe Kepribadian MBTI untuk Mengenal Karakter Unik dalam Diri

TERKAIT: 5 Sikap agar Lebih Bahagia sebagai Orang dengan Tipe Kepribadian ISTJ

TERKAIT: Mengenal Irene Red Velvet: Kepribadian ISFJ yang Hangat dengan Pesona Sang Leader

Penyebab Akurasi Hasil Tes MBTI Meleset dan Cara Mengatasinya

Apa Saja Faktor yang Menyebabkan Tes MBTI Tidak Akirat

Tes MBTI Online — Ilustrasi Wanita Bermain HP / Freepik by our-team

Segi Subjektivitas: Salah satu kritik terhadap tes MBTI adalah bahwa hasilnya seringkali subjektif dan tergantung pada bagaimana individu menafsirkan pertanyaan dan jawaban mereka. Beberapa ahli mengklaim bahwa tes ini tidak mengukur kepribadian secara objektif, karena banyak pertanyaan yang bersifat ambigu dan dapat diinterpretasikan berbeda oleh setiap individu.
Segi Konsistensi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hasil tes MBTI tidak selalu konsisten dari waktu ke waktu. Ini berarti bahwa seseorang dapat mendapatkan hasil yang berbeda saat mengambil tes pada waktu yang berbeda, bahkan jika kepribadian mereka sebenarnya tidak berubah. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap keandalan tes dalam memprediksi atau mengukur kepribadian seseorang dengan konsisten.
Segi Validitas: Validitas tes MBTI juga menjadi pertanyaan bagi beberapa ahli psikologi. Validitas mengacu pada sejauh mana tes tersebut benar-benar mengukur apa yang diinginkan, yaitu kepribadian seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tes MBTI tidak memiliki validitas empiris yang kuat dan tidak mampu memprediksi perilaku atau kinerja seseorang secara konsisten.

Tips agar Hasil Tes MBTI Lebih Akurat dan Sesuai Kepribadianmu

Tes MBTI Online Akurat — Ilustrasi Wanita dengan Laprop / Freepik by pressfoto

Bersikap Jujur dan Terbuka: Ketika menjawab pertanyaan dalam tes MBTI, penting untuk menjadi jujur dan terbuka. Cobalah untuk tidak terpengaruh oleh harapan atau stereotip tertentu tentang kepribadian kamu. Berikan jawaban yang sesuai dengan pengalaman dan preferensi sebenarnya.
Pahami Konteks Pertanyaannya: Sebelum menjawab pertanyaan, pahami konteks dari setiap pertanyaan dan apa yang diukur oleh tes MBTI. Ini akan membantu Anda memberikan jawaban yang lebih relevan dan akurat.Refleksi Dir diri: Sebelum melakukan tes MBTI, luangkan waktu untuk merenungkan dan memahami diri Anda sendiri. Ketahui kekuatan, kelemahan, preferensi, dan nilai-nilai Anda. Semakin Anda mengenal diri sendiri, semakin akurat hasil tes MBTI Anda.
Jadilah Konsisten: Cobalah untuk menjawab pertanyaan dengan konsisten dari awal hingga akhir tes. Hindari mengubah jawaban Anda secara impulsif atau mengikuti apa yang Anda pikirkan adalah jawaban yang diharapkan. Ini akan membantu memastikan konsistensi hasil tes Anda.
Pilih Tempat Tes yang Terpercaya: Pilihlah tempat website tes MBTI online yang sudah mendapat kepercayaan banyak orang dan memiliki validitas. Untuk MBTI test online, kamu bisa memilih situs 16 Personalities.

Meskipun tes MBTI dapat memberikan wawasan yang menarik tentang preferensi psikologis seseorang, penting untuk diingat bahwa hasilnya tidak boleh dijadikan patokan tunggal dalam membuat keputusan besar atau menilai kepribadian seseorang secara menyeluruh. Sebaiknya gunakan hasil tes MBTI sebagai alat bantu untuk memahami diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik, tetapi juga selalu pertimbangkan konteks dan faktor lainnya dalam mengevaluasi kepribadian dan perilaku.