Waspada! 8 Tanda Red Flag dalam Pertemanan yang Bisa Merugikanmu

Jika seorang teman sering menjelekkan atau menghakimi orang lain saat bersama Sahabat Fimela, ada kemungkinan besar mereka melakukan hal yang sama saat Sahabat Fimela tidak ada. Pada awalnya, mungkin terasa menyenangkan karena Sahabat Fimela merasa dipercaya untuk mendengar cerita pribadi mereka. Namun, jika Sahabat Fimela mulai menyadari bahwa mereka hampir selalu tidak puas dengan orang-orang di sekitarnya, maka kemungkinan besar suatu hari nanti Sahabat Fimela juga akan menjadi bahan gosip mereka. Pertemanan yang sehat seharusnya tidak didasarkan pada membicarakan keburukan orang lain, melainkan pada dukungan dan kejujuran yang saling membangun.

2. Membuatmu Tidak Bisa Menjadi Diri Sendiri 

Pertemanan yang sehat adalah tempat di mana kita bisa merasa nyaman menjadi diri sendiri tanpa rasa takut dihakimi. Jika Sahabat Fimela merasa harus selalu menjaga sikap, menutupi perasaan, atau bahkan berpura-pura menjadi orang lain agar tetap diterima, maka ada yang tidak beres dalam hubungan tersebut. Bisa jadi, tanpa sadar, Sahabat Fimela merasa takut bahwa akan mendapatkan kritik atau diremehkan jika Sahabat Fimela menunjukkan siapa diri Sahabat Fimela yang sebenarnya. Dalam jangka panjang, pertemanan seperti ini bisa membuat kita merasa lelah dan kehilangan jati diri.

3. Merasa Harus Selalu Berhati-hati Saat Berbicara

Dalam pertemanan yang sehat, seseorang seharusnya bisa mengungkapkan perasaan dan pendapatnya tanpa takut akan reaksi negatif dari temannya. Namun, jika kamu sering merasa was-was saat ingin menyampaikan sesuatu karena takut memicu amarah atau reaksi berlebihan, itu bisa menjadi tanda bahwa pertemanan tersebut tidak sehat. Jika seseorang selalu membuat Sahabat Fimela merasa bersalah atas pendapat atau perasaan yang diungkapkan, maka itu adalah indikasi bahwa hubungan tersebut tidak memberikan rasa aman secara emosional.

4. Merasa Lelah Setelah Berinteraksi dengan Mereka

Pernahkah Sahabat Fimela merasa kelelahan setelah bertemu atau berbicara dengan seorang teman? Pertemanan yang sehat seharusnya membuatmu merasa lebih baik, atau setidaknya netral. Namun, jika setiap kali Sahabat Fimela menghabiskan waktu dengan seorang teman justru merasa lelah, sedih, atau bahkan tertekan, itu bisa menjadi pertanda bahwa hubungan tersebut tidak baik. Perasaan ini sering kali muncul tanpa disadari, tetapi tubuhmu bisa memberi sinyal sebelum pikiranmu menyadarinya. Cobalah perhatikan bagaimana perasaanmu setelah berinteraksi dengan teman-temanmu, dan lihat apakah ada pola tertentu yang menunjukkan bahwa hubungan tersebut lebih banyak menguras energi daripada memberikan kebahagiaan.

Pada awalnya, mungkin terasa menyenangkan ketika seorang teman berbagi rahasia orang lain kepada kita. Sahabat Fimela mungkin merasa spesial dan dipercaya. Namun, seiring waktu, Sahabat Fimela bisa mulai menyadari bahwa mereka mungkin juga melakukan hal yang sama dengan informasi pribadimu. Jika seseorang tidak bisa menjaga kepercayaan orang lain, apa yang membuat Sahabat Fimela yakin mereka bisa menjaga rahasiamu? Dalam pertemanan yang sehat, ada batasan tentang informasi apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan kepada orang lain. Jika seorang teman sering membocorkan rahasia, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak menghormati kepercayaan orang-orang di sekitar mereka.

6. Pertemanan Terasa Berat Sebelah

Apakah Sahabat Fimela selalu menjadi orang yang menghubungi lebih dulu, mengecek kabar, atau merencanakan pertemuan? Jika Sahabat Fimela merasa usaha yang dilakukan dalam menjaga pertemanan tidak pernah mendapat balasan yang setimpal, itu bisa menjadi tanda bahwa hubungan tersebut tidak seimbang. Sebuah pertemanan yang sehat seharusnya memiliki keseimbangan antara memberi dan menerima. Jika percakapan selalu berfokus pada kehidupan temanmu tanpa mereka pernah bertanya tentang kabarmu, atau jika Sahabat Fimela merasa harus selalu berjuang untuk menjaga hubungan tetap berjalan, maka mungkin sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali hubungan tersebut.

7. Mereka Merendahkan Secara Halus

Terkadang, ada teman yang suka melontarkan komentar yang terdengar seperti pujian, tetapi sebenarnya mengandung sindiran atau meremehkan. Contohnya, "Selamat atas pekerjaan barumu! Aku nggak nyangka kamu bisa mendapatkannya!". Jika Sahabat Fimela sering merasa bingung atau tersinggung oleh perkataan mereka, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak benar-benar menghargaimu. Jika suatu saat temanmu mengeluarkan komentar seperti ini, cobalah bertanya langsung, "Maksudmu apa dengan itu?" Jawaban mereka bisa membantu mengungkap niat sebenarnya di balik perkataan tersebut.

8. Mereka Tidak Menghormati Batasan yang Dibuat

Setiap orang memiliki batasan yang berbeda dalam pertemanan. Namun, tidak semua teman bisa menghormati batasan tersebut. Perhatikan bagaimana reaksi temanmu ketika Sahabat Fimela mengatakan "tidak" atau mencoba menetapkan batasan. Apakah mereka menerimanya dengan baik, atau justru berusaha melewati batas tersebut? Beberapa contoh pelanggaran batasan dalam pertemanan termasuk menekan untuk melakukan sesuatu yang sudah jelas ditolak, mengkritik keputusanmu, terus membahas topik yang sudah dinyatakan tidak ingin dibicarakan, dan lain sebagainya. Menghormati batasan adalah bagian penting dari hubungan yang sehat. Jika seseorang tidak bisa menerima batasanmu, mungkin mereka bukan teman yang baik untukmu.

Menjalin pertemanan yang sehat adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan sosial kita. Namun, tidak semua pertemanan layak untuk dipertahankan, terutama jika hubungan tersebut lebih banyak membawa dampak negatif daripada positif. Jika Sahabat Fimela menyadari beberapa tanda red flag di atas dalam hubungan pertemanan, mungkin sudah saatnya untuk mengevaluasi apakah pertemanan tersebut benar-benar baik? Jangan ragu untuk menetapkan batasan, mengomunikasikan perasaan, atau bahkan menjauh jika diperlukan. Pertemanan yang baik adalah pertemanan yang saling mendukung, menghormati, dan memberikan energi positif, bukan sebaliknya.