Sukses

Lifestyle

Amanda Ngọc Nguyễn: Dari Penyintas hingga Pejuang Keadilan yang Menginspirasi Dunia

Fimela.com, Jakarta Amanda Ngọc Nguyễn membuktikan bahwa keberanian dapat mengubah dunia. Sebagai seorang ilmuwan, aktivis, dan calon astronot, perjalanan hidupnya menginspirasi banyak orang untuk melawan ketidakadilan.

Melalui perjuangannya setelah menjadi korban pemerkosaan di usia 22 tahun, Amanda tidak hanya memperjuangkan keadilan bagi dirinya sendiri, tetapi juga mengubah sistem hukum untuk melindungi para penyintas kekerasan seksual.

Dari ruang sidang Washington DC hingga antariksa bersama Blue Origin, Amanda membuktikan satu hal: suara yang kuat bisa melintasi batas mana pun. Lahir pada 10 Oktober 1991 dari keluarga imigran Vietnam di Amerika, seperti yang dikutip dari laman Wikipedia, Amanda punya dua cita-cita besar saat masih kuliah di Harvard: menjadi astronot atau agen CIA. Ia kuliah sambil meneliti eksoplanet di Harvard–Smithsonian Center for Astrophysics dan juga sempat magang di NASA. Di atas kertas, kariernya di bidang sains bisa melaju tanpa hambatan.

Namun hidup bisa berubah seketika.

Dari Mahasiswi Berprestasi ke Korban Sistem yang Tidak Adil

Di usia 22 tahun, Amanda mengalami pemerkosaan usai menghadiri sebuah pesta kampus. Semua rencana dan cita-cita yang semula solid langsung runtuh.

“Itu seperti perubahan kimia yang sangat mendasar,” katanya kepada The Guardian. “Seakan-akan nyawa saya hilang. Saya merasa seperti kerangka dari mahasiswa muda yang dulu ceria dan bahagia.”

Alih-alih mendapat perlindungan, Amanda justru harus menghadapi sistem hukum yang dingin dan birokratis. Ia menerima tagihan rumah sakit sebesar $4.863, dan diberi tahu bahwa alat bukti dari kasusnya akan dihancurkan hanya enam bulan setelah kejadian—padahal hukum memberi waktu hingga 15 tahun bagi korban untuk melapor.

Ia bahkan harus menyimpan bukti dengan cara “Jane Doe rape kit”—tanpa mencantumkan identitas—karena khawatir statusnya sebagai penyintas bisa mengancam karier di masa depan. “Kenapa saya harus melalui prosedur yang begitu invasif kalau akhirnya bukti itu akan dihancurkan bahkan sebelum diuji?” katanya dengan nada getir.

Momen itulah yang jadi titik balik. Amanda sadar: diam tidak akan mengubah sistem. Ia memilih melawan.

 

 

Membangun Gerakan Nasional dari Satu Pengalaman Pribadi

Aman memilih untuk bergerak strategis. Pada 2014, ia mendirikan Rise, organisasi berbasis relawan yang mendorong lahirnya undang-undang perlindungan korban kekerasan seksual. Salah satu keberhasilan terbesarnya adalah meloloskan Sexual Assault Survivors’ Rights Act pada 2016—yang akhirnya ditandatangani oleh Presiden Barack Obama.

Amanda menyusun draft undang-undangnya sendiri, menggalang tanda tangan, dan bicara langsung ke para legislator. Ia tidak menyandarkan diri pada simpati publik, tapi menggunakan data, logika, dan kekuatan narasi yang terukur.

Dalam waktu singkat, Rise menjadi kekuatan yang mendorong lahirnya kebijakan serupa di 30 negara bagian dan bahkan di tingkat internasional. Ini bukan aktivisme emosional—ini strategi nyata berbasis aksi hukum dan advokasi yang rapi.

Seorang Ilmuwan Sekaligus Penjelajah Ruang Angkasa

Di tengah aktivitas advokasinya, Amanda tidak meninggalkan sains.

Pada 2021, ia diterima sebagai kandidat ilmuwan astronot di International Institute of Astronautical Sciences, dengan fokus penelitian pada isu kesehatan perempuan dalam ruang angkasa. Impian masa kecilnya kembali ia kejar, tapi kini dengan alasan yang jauh lebih kuat.

“Impian pergi ke luar angkasa bagi saya adalah janji tambahan untuk diri sendiri,” ucap Amanda masih seperti yang dikutip dari laman The Guardian. “Bahwa saya akan menemukan jalan untuk bisa melarikan diri.” Tapi pelarian itu bukan dari masalah—melainkan menuju pencapaian baru.

Pada 14 April 2025, Amanda menjadi perempuan keturunan Vietnam-Amerika pertama dari wilayah timur Sungai Mississippi yang terbang ke luar angkasa dalam misi Blue Origin NS-31. Ia tidak sekadar naik roket untuk mencetak rekor, tapi juga membawa pesan: masa lalu yang gelap bukanlah hambatan bagi dirinya untuk bisa suksesa dan berhasil dalam hidup.

 

 

Sosok Inspiratif Pengubah Sistem

Sahabat Fimela, perjuangan Amanda tidak berhenti di ruang sidang atau di atas atmosfer Bumi. Memoarnya yang berjudul Saving Five menceritakan bukan hanya soal trauma dan hukum, tapi juga masa kecil yang keras, termasuk pengalaman kekerasan di rumah. Semua itu membentuk ketangguhan yang ia gunakan untuk menghadapi dunia yang tidak selalu ramah.

Mengutip laman amanda.website, Saving Five adalah buku yang ditulis oleh Amanda Nguyen berdasarkan pengalaman hidupnya yang penuh perjuangan, yang menjadi cerminan dari ketahanan dan harapan. Dalam memoir ini, Amanda membuka halaman kelam dari hidupnya ketika ia menjadi korban pemerkosaan pada 2013 saat masih menjadi mahasiswa di Harvard University.

Pengalaman traumatis ini menjadi titik balik hidup Amanda, yang pada awalnya berniat mengejar impian besar seperti menjadi astronot atau agen CIA. Alih-alih membiarkan dirinya tenggelam dalam tragedi tersebut, Amanda memilih untuk menyimpan bukti pemerkosaan dalam “rape kit” dengan identitas anonim, khawatir langkah tersebut bisa menghambat masa depannya. Dirinya pun terkejut mengetahui bahwa bukti tersebut akan dihancurkan dalam waktu enam bulan jika tidak ada langkah hukum lebih lanjut yang diambil, dan akhirnya membuatnya memilih untuk melawan sistem yang tidak berpihak pada korban.

Buku Saving Five bukan hanya menceritakan perjuangan Amanda untuk mendapatkan keadilan, tetapi juga mengisahkan perjalanan batinnya untuk sembuh dan bangkit dari trauma masa lalu. Dengan menulis memoir ini, Amanda menggabungkan narasi pribadinya dengan refleksi tentang berbagai fase emosional yang ia alami sejak masa kecilnya, termasuk kekerasan dalam keluarganya.

Setiap bagian dari buku ini mewakili perjalanan dirinya pada usia lima, lima belas, dua puluh dua, dan tiga puluh tahun—menggambarkan bagaimana ia berusaha menemukan jalan untuk pulih dan menyuarakan hak-hak korban kekerasan seksual.

Saving Five menjadi karya yang sekaligus menyoroti perjalanan Amanda untuk mengubah undang-undang yang mendukung penyintas, dan upayanya dalam menemukan kekuatan untuk memaafkan dirinya dan melangkah maju. Buku ini adalah wujud dari keberanian Amanda untuk berbicara tentang masa lalu yang menyakitkan dan bagaimana dia mengubahnya menjadi kekuatan untuk melawan ketidakadilan.

Ketika serangan terhadap komunitas Asia-Amerika meningkat saat pandemi, Amanda berani mengambil tindakan. Dia tidak pasif. Ia memproduksi video sendiri, menyuarakan fakta, dan memicu gelombang perhatian nasional. Ia tidak menunggu media bergerak. Justru ia tahu kapan harus bicara dan kapan harus mendorong gerakan.

Jejak Nyata, Bukan Sekadar Nama Besar

Penghargaan datang dari berbagai arah: nominasi Nobel Perdamaian, masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30, TIME 100 Next, hingga dinobatkan sebagai salah satu Women of the Year versi Glamour. Tapi bagi Amanda, semua itu hanya alat bantu. Yang utama tetap: bagaimana mendorong sistem agar lebih adil.

Amanda Ngọc Nguyễn membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari satu keputusan kecil: untuk tidak menyerah. Ia bukan produk sistem—ia pembentuk sistem baru. Dan itu ia lakukan dengan akal sehat, ketegasan, dan strategi.

Jika kamu mencari inspirasi nyata—bukan dari tokoh fiksi, bukan dari retorika motivasi kosong—maka nama Amanda adalah salah satu yang bisa menghadirkan inspirasi kuat. Bukan karena ia sempurna, tapi karena ia berani bertindak, bahkan saat sistem tidak berpihak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading