4 Cara Menjaga Pertemanan dengan Teman yang Avoidant

Melakukan percakapan ringan tentang kondisi hubungan dapat membantu membangun kepercayaan. Anda bisa membahas hal-hal yang berjalan baik, apa yang Anda hargai dari mereka, hingga perasaan yang mungkin belum terungkap. Cara ini memberi ruang bagi teman avoidant untuk melatih komunikasi secara aman tanpa merasa terpojok. 

Diskusi semacam ini juga mencegah kesalahpahaman yang sering muncul akibat kurangnya ekspresi. Namun, pastikan nada percakapan tetap hangat dan tidak menghakimi. Dengan begitu, hubungan dapat berkembang secara lebih dewasa dan sehat.

Sebelum menyimpulkan bahwa teman avoidant menjaga jarak karena tidak peduli, penting untuk melihat gaya keterikatan kita sendiri. Individu dengan kecenderungan anxious dapat merasa cemas ketika teman avoidant memberi jarak, padahal itu hanyalah cara mereka beroperasi dalam hubungan. Refleksi diri membantu menenangkan pikiran serta membedakan antara ketakutan pribadi dan perilaku objektif teman tersebut. 

Anda juga dapat menelusuri perilaku spesifik yang memicu kecemasan untuk memahami pola interaksi. Jika kecemasan mulai mengganggu kenikmatan Anda dalam berteman, ini waktu yang tepat untuk membicarakannya secara baik-baik. Dengan pemahaman yang lebih jelas, hubungan dapat menjadi lebih seimbang.

Mengandalkan satu teman saja dapat membuat hubungan terasa berat, terutama jika mereka memiliki gaya avoidant. Memperluas lingkaran pertemanan dapat membantu menyeimbangkan kebutuhan emosional Anda. Anda bisa menghabiskan waktu dengan keluarga, bergabung dalam komunitas hobi, atau mempererat hubungan dengan teman lain. 

Langkah ini bukan untuk “menggantikan” teman avoidant, melainkan menjaga agar Anda tidak sepenuhnya bergantung pada satu orang. Teman yang sama-sama mengenal individu avoidant juga bisa memberikan perspektif yang menenangkan, selama interaksi tidak berubah menjadi sesi mengeluh. Dengan dukungan yang beragam, hubungan Anda akan terasa lebih ringan.

Cara terbaik menghadapi dinamika pertemanan yang rumit adalah dengan memperbaiki hubungan Anda dengan diri sendiri. Memastikan kebutuhan Anda terpenuhi membantu Anda lebih stabil secara emosional saat berhadapan dengan teman avoidant. Mulailah dari hal sederhana seperti tidur cukup, olahraga yang Anda nikmati, dan praktik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan. 

Menulis jurnal untuk memproses emosi juga dapat membantu memahami pola hubungan. Jika diperlukan, berbicara dengan terapis atau orang yang dipercaya dapat memberi wawasan tambahan. Ketika Anda berkembang secara pribadi, kemampuan Anda menjalin hubungan juga meningkat.

Menjaga hubungan dengan teman yang avoidant membutuhkan kesabaran, kepekaan, dan komunikasi yang jujur. Meski pola kedekatan mereka berbeda, bukan berarti mereka tidak mampu membangun hubungan yang sehat dan bermakna. Dengan memahami kebutuhan masing-masing, memperluas dukungan sosial, serta merawat diri sendiri, pertemanan ini bisa menjadi hubungan yang stabil dan saling memperkaya. Pada akhirnya, setiap hubungan tumbuh lebih kuat ketika kedua pihak merasa aman, dihargai, dan dipahami.