Sukses

Parenting

Stop Berkata 'Kalau Nakal Disuntik Dokter' ke Anak, Ini Dampaknya

Anak-anak di usia tumbuh-kembang yang sedang gemilang atau biasanya disebut "golden age", sangat mudah menyerap informasi dari lingkungan sekitarnya. Maka itu, di usia gemilang ini, sangat penting untuk orang tua "mengisi" pengetahuan dan jiwa anak dengan hal-hal yang mendukung tumbuh-kembangnya. Di sisi lain, menghindarkan sang anak dari hal-hal yang menghambat daya pikir, kreativitas, labeling dan hal-hal yang membuatnya takut.

Sebagian orang tua, biasa menerapkan pola asuh menakut-nakuti agar si kecil menurut dan bisa dikendalikan. Salah satunya lewat kalimat, "Gak boleh nakal, nanti disuntik dokter." Sejak para orang tua ini masih kanak-kanak, kalimat ini bukanlah kalimat yang asing di telinga. Sayangnya, kalimat menakut-nakuti ini seolah diwariskan turun-temurun, dianggap sebagai senjata 'ampuh' untuk membuat anak yang sulit dikendalikan menjadi menurut.

Namun, banyak yang tidak menyadari, kalimat tersebut bisa berdampak besar pada anak-anak. "Dulu anak saya sering ditakut-takuti, 'Hayo, kalau nakal nanti disuntik sama dokter' oleh neneknya. Kebetulan, anak saya hampir seharian diasuh oleh neneknya. Ketika dia berusia 3 tahunan, dia benar-benar berontak kalau diajak ke dokter karena selalu berpikir karena dia nakal, dia diajak ke dokter untuk disuntik. Padahal nggak seperti itu, toh kami membawanya hanya untuk cek kesehatan rutin," ujar Mariani (32 tahun).

Begitu pentingnya 'meluruskan' kebiasaan yang salah kaprah ini, baru-baru ini beredar himbauan di media sosial yang viral disebarkan oleh para petugas medis.

Foto: copyright twitter.com/ayeemjemain

Meski cara berpikirnya masih sederhana, namun anak-anak seperti spons yang menyerap apapun di sekitarnya dengan baik. Tanpa kita sadari, apa yang mereka serap ternyata berdiam di alam bawah sadarnya. Ancaman di masa kecil dan trauma-trauma yang tercipta di usia emasnya, sekitar umur 3 hingga 5 tahun, akan mengendap hingga ia dewasa. Hal ini dapat mengakibatkan anak tidak percaya diri dan merasa ketakutan mencoba hal baru.

Menakut-nakuti anak dengan kalimat ancaman suntikan dokter, di sisi lain menyulitkan para dokter saat anak sakit. Anak yang terlanjur tersugesti negatif dengan sosok dokter dan jarum suntik, mengalami ketakutan hingga histeris saat bertemu dokter. Akhirnya, mereka beranggapan sosok dokter bukanlah sosok baik yang menyembuhkan penyakit, tetapi justru sosok yang 'jahat' karena menghukumnya jika berbuat nakal.

Sebaliknya, dorong lah anak untuk berani ke dokter dan disuntik saat ia sakit. Jauhkan anak dari labeling dan stigma-stigma negatif tentang orang lain tanpa alasan yang jelas.

(vem/wnd)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading