Sukses

Parenting

Mengenal Lebih Dalam Soal Demam Kejang pada Bayi (Bagian 2)

Ladies, ciri demam kejang belum usai pada artikel bagian pertama. Oleh karena itu kelanjutannya diulas pada artikel bagian kedua ini. Bila anak Anda mengalami demam kejang, seluruh tubuhnya akan kejang bukan salah satu sisi tubuh saja.

Disamping itu, ada rentang umur yang juga mengindikasikan bahwa kejang yang dialami berkaitan dengan demam. Menurut laman webmd.com, demam kejang terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.

Bila disebabkan oleh demam, dapat diasumsikan bahwa si kecil tidak memiliki permasalahan pada sistem syarafnya. Sebaliknya, bila syarafnya bermasalah dan mengalami kejang, kasus ini tidak diseababkan oleh demam.

Ciri terakhir, gejala ini merupakan gejala kambuhan. Bila si kecil pernah mengalami demam kejang sebelumnya, maka demam kejang yang sedang dialami di masa kini bisa dirujuk alasannya bahwa penyakit yang dulu muncul kembali.

Demam kejang sendiri terkadang Nampak begitu menakutkan bagi orang tua. Namun, demam kejang biasanya tidak sampai berbahaya bagi si kecil dan tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang seperti pada otak, keterbatasan intelektual, atau masalah pada proses pembelajaran.

Demam kejang ini mempengaruhi sekitar 2 sampai 5 persen anak-anak. Selain itu, anak-anak itu juga memiliki kesempatan mengalami kejang yang lain setelah kejang pertama. Lalu, bagaimana statistik menjelaskan hal ini? Simak ulasan selengkapnya pada artikel selanjutnya!

Oleh : A. Gusti Efendy

(vem/ver)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading