Sukses

Parenting

Apakah Speech Delay Itu?

Mom pernah mendengar istilah speech delay? Speech delay, atau keterlambatan bicara, merupakan salah satu dari banyak jenis masalah perkembangan pada balita. Gangguan keterlambatan bicara ini, menurut www.webmd.com, adalah masalah perkembangan yang paling sering terjadi, dikarenakan kesadaran orang tua yang kurang ketika si kecil menunjukkan gejala-gejala speech delay.

Kecepatan perkembangan anak memang tidak sama satu dengan yang lainnya. Namun pada umumnya, Mom bisa memantau perkembangan bahasa si kecil sejak usianya masih dini. Misalnya, pada rentang usia tiga bulan sampai satu tahun, bayi Anda akan sudah bisa memberi respon (dengan gumaman atau kata) pada suara, menirukan suara, memahami kata-kata orang lain atau instruksi sederhana, serta mampu mengungkapkan keinginannya pada orang lain meski hanya dengan menunjuk atau dengan suara vokal.

Ketika usia si kecil menginjak dua tahun, jika perkembangan bahasanya cukup normal, ia akan memiliki sejumlah kosakata yang berkaitan dengan dunia sekitarnya. Si kecil bahkan bisa mengingat beberapa kosakata baru dan mampu menggunakannya dalam kalimat, dan juga mampu menirukan intonasi atau ekspresi wajah sesuai kalimat yang diucapkannya.

Gejala speech delay terkadang hanya dianggap sebagai perkembangan yang lambat, tanpa benar-benar diperhatikan apakah si kecil membutuhkan terapi. Penyebab speech delay atau keterlambatan bicara ini cukup beragam, seperti adanya gangguan pada pendengaran bayi atau gangguan neurologis serta otak yang menyebabkan si kecil sulit berkomunikasi dan memahami ucapan orang lain. Masalah-masalah ini bisa jadi merupakan bawaan sejak lahir atau karena suatu insiden.

Mom, ternyata speech delay bukan hanya disebabkan oleh faktor dalam tubuh si kecil saja, namun juga lingkungan sekitarnya, termasuk keluarga. Jika sejak bayi, si kecil jarang atau bahkan tidak pernah dikenalkan pada komunikasi, sekalipun sangat sederhana, maka kemungkinan ia akan mengalami speech delay. Misalnya, bayi atau batita yang tidak pernah mendengar orang terdekatnya membacakan cerita, tidak pernah diajak bicara, atau tidak diperdengarkan musik. Terlalu lama menonton televisi tanpa bimbingan orang tua juga menjadi pemicu speech delay pada batita.

Selain itu, menurut beberapa pakar dan psikolog, speech delay juga bisa terjadi ketika orang-orang di sekitar si kecil berbicara dengan berbagai bahasa, seperti bahasa Indonesia, Inggris, dan bahasa daerah yang beragam. Meski tidak ada gangguan pendengaran atau otak, keadaan ini akan membuat si kecil bingung memilih bahasa yang akan ia gunakan sehari-hari. Terutama jika orang tua tidak mengarahkan sekaligus memberi contoh dengan menggunakan satu bahasa utama sebagai pengantar komunikasinya. Akibatnya, si kecil memutuskan untuk tidak mau bicara.

Nah, bagaimana dengan batita Anda?


Oleh : Puteri Krisnasekar

(vem/ver)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading