Sukses

Parenting

Lebih Rentan Terkena DBD, Kenali Gejala Demam Berdarah Pada Bayi dan Cara Pencegahannya

Fimela.com, Jakarta Memasuki musim penghujan, biasanya diikuti dengan penambahan kasus demam berdarah di Indonesia. Melansir dari laman resmi IDAI, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk yang telah menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue.

Infeksi virus yang umumnya ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti tersebut, bisa menyerang siapa saja, mulai dari orang dewasa hingga bayi. Biasanya, ketika bayi tergigit oleh nyamuk ini, gejala penyakit DBD ada bayi akan muncul dalam empat hari hingga dua minggu. 

Dalam hal ini, bayi lebih rentan terkena penyakit DBD dibanding orang dewasa sehingga mereka memerlukan penanganan sejak dini, karena gejala demam berdarah yang muncul pada bayi dan balita lebih sulit terdeteksi. 

Melansir dari laman Baby Center pada Selasa (14/9), biasanya bayi dan balita yang terserang demam berdarah bisa jadi tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Maka dari itu, sebagai orangtua, kamu harus lebih waspada dengan perubahan kondisi tubuh si kecil.

Gejala pada Bayi Berbeda dengan Orang Dewasa

Melansir dari berbagai sumber, disebutkan bahwa gejala DBD pada bayi dan balita berbeda dengan gejala pada orang dewasa. Jika biasanya penderita DBD menderita panas tinggi mendadak, nyeri pada anggota tubuh, serta timbul ruam, bayi tidak mengalami ketiga hal tersebut. 

Berikut 5 gejala umum demam berdarah pada bayi menurut dr. Valda Garcia, dilansir dari Klikdokter.com pada Selasa (14/9). 

Demam Ringan

Biasanya, bayi akan mengalami demam ringan ketika awal terinfeksi virus dengue. Namun, suhunya cenderung meningkat semakin hari, mulai dari 37,5 derajat celsius hingga mencapai 40 derajat celsius, tetapi disertai dengan panas dingin. 

“Untuk karakterisitik demam, perjalanan demam bisa jadi panas dingin. Jadi pada hari ketiga sampai kelima bisa turun, lalu naik lagi setelahnya,” ujar dr. Valda. 

Bintik-bintik merah dan ruam di kulit

Munculnya bintik merah dan ruam pada sekujur tubuh adalah ciri DBD yang bisa dilihat secara kasat mata. Bintik ini muncul akibat sistem pembekuan darah di dalam tubuh yang diserang oleh virus dengue. 

Lemas dan kurang energi

Ketika si kecil tampak sangat pucat dan rewel, atau biasanya aktif tapi terlihat malas untuk beraktivitas, sebaiknya kamu harus waspada. Pada dasarnya, bayi belum bisa menyampaikan rasa yang dikeluhkan. 

Mereka cenderung terus mengantuk, kurang energi, dan disertai gejala lainnya yang menjadi pertanda infeksi demam berdarah.  

Pendarahan yang tak biasa

Pada fase yang paling parah, DBD pada bayi dan balita mengakibatkan anak mimisan kemudian muntah darah berwarna kehitaman. Selain itu, bayi juga bisa mengalami memar pada waktu yang sama di bagian permukaan kulit. 

Muntah

Infeksi demam berdarah pada bayi juga akan menyebabkan muntah beberapa kali. Melansir dari CDC, biasanya bayi akan muntah minimal 3 kali dalam 24 jam saat terjangkit DBD. apabila bayi terus-menerus mengalami muntah, penderita perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan infus.

Cara Pencegahan

Tidak ada vaksin yang bisa melindungi bayi dari virus dengue. Hal ini dikarenakan vaksin dengue hanya direkomendasikan untuk anak-anak berusia 9-16 tahun. Berikut beberapa hal yang harus kamu lakukan untuk mencegah demam berdarah pada bayi, dan bayi terlindung dari nyamuk Aedes Aegypti

  • Gunakan kelambu karena kelambu berfungsi menjaga atau melindungi bayi saat tidur agar bayi tidak tergigit oleh nyamuk, ataupun serangga lainnya.
  • Tutup lubang-lubang ventilasi dengan kasa nyamuk, dan pakaikan bayi baju berbahan katun yang longgar dan menutupi tubuh hingga kaki dan tangannya. 
  • Jaga kebersihan rumah dengan melakukan 3M (mencuci, menguras, dan mengubur), serta pastikan tidak ada barang-barang yang kotor atau tempat yang mudah tergenang oleh air, karena barang-barang kotor merupakan sarang bagi nyamuk. 
  • Oleskan obat anti nyamuk yang mengandung DEET 7-20 persen, picaridin, atau IR3535. Namun, perlu diingat karena obat ini hanya boleh digunakan pda bayi yang berusia 2 bulan ke atas. 

Penulis: Chrisstella Efivania

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading