Sukses

Parenting

Ketahui Penyebab Diabetes Mellitus Tipe 1 pada Anak

Fimela.com, Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 1 Februari merilis kabar kurang mengenakan yaitu diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat per Januari 2023 dibandingkan tahun 2010.

IDAI mencatat 1.645 pasien anak penderita diabetes. Paling banyak terjadi pada anak dengan rentang usia 10-14 tahun sebanyak 46,23 persen, 31,05 persen lainnya berusia 5-9 tahun, 19 persen berusia 0-4 tahun, dan 3 persen diderita anak usia lebih dari 14 tahun.

Project Leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia IDAI & Executive Director of International Pediatric Association (IPA), Prof dr Aman Bhakti Pulungan, PhD, SpA(K), mengatakan diabetes melitus tipe-1 (DM) juga bisa terjadi pada anak.

IDAI mencatat pravelensi DM tipe 1 di Indonesia meningkat lebih besar 3,88 per 100 juta populasi di tahun 2000 menadi 28.9 per 100 juta populasi di 2010. 2017 sekitar 70 persen anak dengan DMT1 terdiagnosis.

Lalu apa penyebabnya? Prof. Aman mengatakan jika DMT1 ini tidak terjadi karena genetik atau turunan melainkan virus dan autoimun. Jika terjadi karena virus, sayangnya vaksinnya belum tersedia hingga saat ini

"Diduga karena beberapa virus tertentu dan saat pandemi Covid-19 semakin meningkat. Tetapi ada juga yang terjadi karena autoimun," ujar Prof Aman kepada Media pada Rabu (8/2/2023).

Menurt Prof Aman, penyebab DTM1 ini masih diteliti sebab adapula yang negatif autoimun namun terserang DMT1. Pakar pun berfikir apa mungkin penyakit ini juga bisa terjadi karena bahan kimia yang merusak pangkreas.

"Jadi risikonya masih banyak lagi, masih perlu banyak penelitian lagi,' ujarnya.

Vitamin D

Autoimun menjadi salah satu faktor risiko DMT1, Prof. Aman menyampaikan untuk itu konsumsi vitamin D untuk ibu, remaja, dan ibu hamil bisa menurunkan risko kejadian autoimun.

Studi di Finlandia mengatakan jikan vitamin D yang diberikan pada dosis tertentu pada ibu hamil, remaja, dan perempuan hamil mampu menurunkan kejadian diabetes karena menekan angka autoimun.

"di Finlandia bisa menurunkan angka diabetes dengan pemberian vitamin D. Pemberian Vitamin D sebaiknya sejak lahir anatara 400 hingga 600 IU," katanya.

Vitamin D bisa didapatkan dari sinar matahari pagi dan makanan , namun Prof Aman mengatakan pola hidup saat ini tidak bisa mencukupi vitamin D yang dibutuhkan tubuh.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading