Sukses

Parenting

Orangtua dan Guru Wajib Tahu: Matematika Menyenangkan ala Montessori

Fimela.com, Jakarta Matematika bikin mumet? Eits, tunggu dulu... Kalau dulu kita menganggap Matematika sebagai mata pelajaran yang jadi momok, tidak menyenangkan, rumit, maka anak-anak kita tidak harus mengalami hal yang sama. 

Dengan Montessori, Matematika bisa jadi menyenangkan bagi anak-anak dan bikin ketagihan. Tahapan dan cara mengajarkannya juga sangat terarah, lho. Tentu hal ini akan memudahkan kita untuk mengajar anak-anak. Menarik, bukan? 

Kali ini, Sony Vasandani akan berbagi tentang Matematika dalam Montessori yang wajib Anda tahu. Sony telah berkecimpung di dunia pendidikan Montessori selama puluhan tahun dan merupakan pendiri Sunshine Teachers’ Training, pusat pelatihan Montessori terbesar dan terkemuka di Indonesia. 

Jika Anda belum begitu familiar dengan Montessori, silakan unduh buku elektronik GRATIS “Apa itu Montessori?” yang ditulis oleh Sony dengan cara klik link bio Instagram Sunshine Teachers’ Training ya. 

Selain alumni yang telah sukses dalam bidangnya dan tersebar di berbagai negara di dunia, ada ratusan pelajar aktif dari puluhan negara di dunia sedang belajar Montessori di Sunshine Teachers’ Training. Kalau Anda penasaran dan ingin mengakses 2 hari Seri Video Montessori GRATIS. 

Setiap orang memiliki kemampuan berpikir matematis

Setiap manusia terlahir dengan kemampuan berpikir matematis. Bahkan, sadar atau tidak, matematika selalu ada di sekitar kita. 

Berapa usiamu? Berapa jam lagi kita akan sampai? 

Tanggal berapa kamu lahir? Berapa kembaliannya? Berapa lama perjalanan ke pasar? 

Kalau pelajaran Matematika jadi tidak menyenangkan dan sulit dipahami, berarti ada yang harus dibenahi dalam sistem pengajarannya. Yuk, kita bahas Matematika menyenangkan ala Montessori! 

Memahami periode kepekaan anak terhadap matematika 

Orang tua dan guru harus memahami tahapan perkembangan anak usia dini. Setiap anak usia 0-6 tahun akan mengalami berbagai periode kepekaan yang akan memudahkan dia dalam menyerap dan menguasai keterampilan-keterampilan tertentu. 

Biasanya kepekaan terhadap matematika muncul sekitar usia 4 - 6 tahun. Pada rentang usia ini, anak-anak siap dan tertarik untuk menyerap konsep kuantitas, angka, hitungan, dll. 

Dimulai dengan kegiatan keterampilan hidup dan kegiatan sensorial

Kalau biasanya Matematika diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri, berbeda halnya dengan Matematika Montessori. Anak-anak usia dini terlebih dahulu membangun fondasi untuk penalaran, pemikiran kritis, penilaian, klasifikasi, pengukuran, ketepatan, dll, melalui kegiatan keterampilan hidup serta kegiatan sensorial yang melatih kelima indranya. 

Belajar dari konkret ke abstrak 

Berdasarkan penelitiannya, Dr. Maria Montessori menemukan bahwa anak-anak usia dini adalah penjelajah sensorik. Artinya, mereka belajar dengan lebih efektif bila apa yang dipelajari bisa mereka maknai dengan berbagai indra mereka. 

Itu sebabnya, segala sesuatu yang diajarkan dalam Montessori, selalu dimulai dari yang konkret terlebih dahulu sebelum ke abstrak. 

Angka tertulis atau simbol apa pun merupakan hal yang abstrak untuk anak. Jadi, kita harus mulai dengan menunjukkan kuantitas sebuah angka dengan menggunakan objek atau benda nyata. 

Sehingga, mereka bisa melihat, memegang, dan memahami berapa banyak sih angka 1, 2, 3, ...10, dst. Bahkan, dengan penerapan konsep konkret dulu sebelum abstrak, anak-anak usia dini di lingkungan Montessori dapat dengan mudah memahami dan bekerja dengan angka ribuan, lho. 

Berurutan dari sederhana ke rumit 

Dalam Montessori, setiap kegiatan-kegiatan awal merupakan persiapan untuk menuju ke kegiatan yang lebih kompleks nantinya. Semua diberikan secara berurutan, sehingga, anak- anak benar-benar memiliki kematangan dan kemampuan fundamental yang diperlukan dalam Matematika. 

Contohnya, anak-anak diajarkan kuantitas 0-10 terlebih dahulu, kemudian belajar tulisan angkanya. Lalu, mereka belajar sistem desimal, mulai dari satuan hingga ribuan, dengan menggunakan material nyata untuk dieksplorasi. 

Anak-anak kemudian belajar angka 1-100, lalu 1-1000. Mereka lalu mulai diperkenalkan dengan operasi matematika menggunakan material nyata, lalu berprogres ke pengerjaan soal di atas kertas. 

Banyak orang yang takjub melihat betapa gembira dan mudahnya anak-anak belajar Matematika di lingkungan Montessori. Banyak orang tua yang juga bersemangat untuk belajar Montessori agar bisa mengajar anak-anak dengan lebih efektif. 

Bagaimana dengan Anda? Siapkah Anda untuk mengajar Matematika dengan menyenangkan ala Montessori? 

#breaking boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading