Sukses

Parenting

Mengenal Slow Parenting: Kelebihan, Kekurangan, dan Tips Melakukannya

Fimela.com, Jakarta Slow parenting bukanlah tentang melakukan segala sesuatu secara lambat, melainkan memperlambat segalanya dan fokus pada satu hal pada satu waktu, sehingga memungkinkan orangtua untuk benar-benar terlibat dan menciptakan hubungan yang bermakna dengan anak-anak mereka.

Gaya parenting ini dipopulerkan oleh buku Carl Honoré berjudul Under Pressure: Rescuing Our Children from the Culture of Hyper-Parenting yang diterbitkan pada tahun 2009. Konsep ini menekankan pentingnya mengurangi penjadwalan yang berlebihan, mengurangi fokus pada pencapaian, dan lebih memprioritaskan waktu bermain dan bersantai bersama keluarga.

Pendekatan ini menganjurkan kualitas waktu bersama anak-anak dan keluarga, daripada terlibat dalam berbagai kegiatan sosial atau kelas pengembangan, seperti menyuruh anak untuk mengikuti banyak kursus keahlian. Konsep ini menekankan pentingnya waktu bersama yang berkualitas, yang dapat memperkuat ikatan keluarga.

Slow parenting memiliki banyak keunggulan yang bisa diraih, tetapi tetap memiliki sisi negatifnya jika orangtua salah dalam mengadopsi gaya asuh ini. Simak kelebihan, kekurangan, dan tips menerapkan gaya asuhan ini dalam membesarkan buah hati untuk tumbuh optimal yang dilansir dari parenting.firstcry.com

Kelebihan Slow Parenting

Berikut manfaat yang bisa diraih dari menerapkan gaya slow parenting dengan benar. 

1. Pengembangan Kemandirian

Slow parenting menjadikan anak lebih mandiri dan berkecukupan karena mereka belajar mengenali dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri, serta memahami arti menjaga diri.

2. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Anak menjadi lebih percaya diri karena memiliki pengalaman di luar batas kenyamanan rumah mereka, sehingga dapat memperluas wawasan mereka terhadap dunia.

3. Mengembangan Kreativitas dan Keterbukaan 

Pendekatan slow parenting mendorong anak-anak untuk mengeksplorasi, menjadi kreatif, dan mendekati masalah dengan keterbukaan. Mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi pilihan sebelum menyelesaikan masalahnya sendiri.

4.  Memberikan pembelajaran dari Kesalahan

Melalui pola asuh ini membuat anak belajar dari kesalahan mereka, menjadi jeli mengenai apa yang berhasil dan apa yang tidak. Mereka belajar melalui trial and error tanpa perlu takut akan kritik berlebihan dari orang tua mereka.

5. Memperkuat ikatan yang Erat

Slow parenting memungkinkan orangtua untuk fokus membangun hubungan yang mendalam dan langgeng dengan anak-anak mereka, memperkuat ikatan yang erat. Selain itu, orangtua juga dapat mengajari anak-anak bagaimana berperilaku terhadap orang lain, menjadikan pengalaman ini sebagai bagian penting dari pendidikan mereka.

6. Mengurangi Stres

slow parenting meminimalkan stres dan tekanan pada anak dengan membiarkan mereka menjelajahi dunia sesuai dengan caranya sendiri. Sebaliknya, orang tua dapat menikmati keindahan setiap hari dan diam-diam menyaksikan perkembangan anak-anak mereka seiring berjalannya waktu.

Kekurangan Slow Parenting

Seperti halnya pendekatan pengasuhan lainnya, pola asuh lambat juga memiliki kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Terlalu banyak kebebasan yang diberikan kepada anak dapat menyebabkan beberapa konsekuensi negatif, antara lain:

1. Pergaulan yang salah

Membiarkan anak melakukan apa yang mereka sukai dapat membuat mereka terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat. Meskipun hal ini mungkin meningkatkan rasa kemandirian anak, orang tua perlu berhati-hati dalam memantau hubungan dan aktivitas anak-anak mereka.

2. Potensi perilaku tidak sesuai usia

Anak-anak yang tidak diawasi dengan baik mungkin merasa bahwa mereka sudah cukup dewasa untuk melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan usia mereka, yang dapat berpotensi menimbulkan masalah.

3. Risiko kesepian 

Tanpa bimbingan yang memadai, anak-anak dapat rentan terhadap kecanduan terhadap substansi berbahaya dan merasa kesepian. Kurangnya tujuan hidup juga dapat membuat mereka kehilangan arah dan mengalami masa kecil yang tidak produktif.

4. Kurangnya keterlibatan orangtua

Slow parenting artinya bukan meninggalkan kewajiban orangtua untuk terus mendapingi sang anak. Peran orangtua harus tetap hadir dalam gaya asuhan ini. Apabila orangtua membuat dirinya tidak terlibat sama sekali dengan anaknya, maka dapat menyebabkan anak merasa tidak dicintai, sehingga mengakibatkan perilaku antisosial dan masalah psikologis. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara memberikan kebebasan kepada anak dan tetap terlibat secara aktif dalam kehidupan mereka.

 

Tips Menerapkan Slow Parenting

Berikut adalah beberapa tips menerapkan slow parenting untuk dapat diterapkan untuk dapat meraih sisi positifnya.

1. Atur proses belajar dengan cukup

Rencanakan kegiatan belajar dengan istirahat yang cukup, karena anak memerlukan waktu untuk memproses informasi. Dengarkan minat anak dan biarkan mereka memahami minat mereka sendiri.

2. Orangtua tetap memberikan perhatian penuh

Ketika bersama anak, berikan perhatian penuh tanpa terganggu oleh pekerjaan lain. Jadilah sumber belajar utama bagi anak dengan bermain dan membaca bersama mereka. Slow parenting bukan berarti orangtua membiarkan anak tanpa perhatian yang penuh. 

3. Biarkan anak belajar secara alami

Berikan kesempatan pada anak untuk belajar secara alami dengan menstimulasi lingkungan mereka dan membiarkan mereka mengeksplorasi hal-hal di sekitar mereka.

4. Dukung permainan anak tanpa aturan ketat

Berikan anak waktu luang dan dorong mereka untuk mengekspresikan minat mereka dalam kegiatan yang mereka sukai, tanpa terlalu banyak aturan. Dengarkan keinginan anak dan ikuti kesenangan mereka.

5. Hindari tekanan berlebihan pada anak

Hindari menekan anak untuk menjadi sempurna dalam segala hal. Biarkan anak menikmati kegiatan tanpa perasaan terlalu ditekan untuk selalu tampil sempurna. 

Slow parenting merupakan pendekatan yang menekankan pentingnya interaksi berkualitas dalam proses membesarkan anak-anak. Memperlambat tempo dan memberikan perhatian yang mendalam, orangtua dapat membangun ikatan yang kuat dengan anak-anak mereka sambil memberikan ruang bagi perkembangan dan kemandirian mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa slow parenting tidak boleh diterapkan secara sembarangan, karena dapat memiliki dampak negatif terhadap anak. Orangtua tetap perlu memantau anak dan terlibat secara aktif dalam kehidupan mereka, tanpa menganggap bahwa slow parenting merupakan alasan untuk menjadi kurang terlibat dalam kehidupan sang anak. 

 

Penulis: Naela Marcelina 

 

#Unlocking The Limitless

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading