5 Cara agar Anak Selalu Akur dan Kompak dengan Saudara Kandung

Fimela.com, Jakarta Menjaga hubungan yang harmonis antara anak-anak Moms sering kali lebih kompleks daripada sekadar berbagi mainan atau bergantian memegang remote televisi. Dinamika saudara kandung memiliki kekuatan unik—ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.

Meski mereka bisa saling berselisih, mereka juga bisa menjadi sahabat paling setia seumur hidup. Namun, mari kita lihat dari perspektif baru: hubungan ini seperti tanaman yang harus dirawat dengan kelembutan tetapi juga ketegasan.

Moms, membangun keakraban anak-anak tidak hanya soal menghindari konflik. Ini soal menciptakan "tradisi kecil" yang memperkuat hubungan, membangun rasa saling mendukung, dan mengajarkan mereka untuk menghargai perbedaan. Yuk, kita jelajahi lima cara seru untuk memastikan anak-anak Moms tumbuh menjadi tim kecil yang solid dan saling melengkapi.

Kadang-kadang, Moms tidak perlu selalu berada di tengah-tengah mereka. Beri mereka ruang untuk menemukan cara bekerja sama tanpa intervensi orang dewasa.

Momen-momen di mana mereka bermain bersama tanpa pengawasan langsung menciptakan dinamika unik. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk saling mengenal sebagai individu, bukan sekadar “adik” atau “kakak”. Misalnya, biarkan mereka memecahkan teka-teki bersama, atau membuat markas rahasia di ruang keluarga. Semakin sering mereka menyelesaikan hal-hal kecil secara mandiri, semakin besar rasa kebersamaan yang terbangun.

Namun, bukan berarti Moms benar-benar melepaskan kendali. Atur aktivitas yang memungkinkan mereka bekerja sama, seperti permainan yang membutuhkan kolaborasi atau kegiatan seni bersama. Dalam proses ini, Moms bisa memperhatikan pola interaksi mereka dari kejauhan. Biarkan mereka saling belajar tentang kompromi dan peran masing-masing.

Di sisi lain, hindari terlalu cepat terlibat saat mereka berselisih kecil. Konflik ringan adalah bagian alami dari hubungan saudara kandung. Justru di sinilah mereka belajar keterampilan penting seperti negosiasi dan empati. Jadi, tetaplah percaya bahwa mereka mampu menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.

Tidak ada yang lebih menguatkan hubungan saudara kandung daripada menjadi cheerleader satu sama lain. Moms bisa memulai kebiasaan sederhana untuk membuat mereka saling mendukung.

Ajak anak-anak menghadiri kegiatan penting saudara mereka, seperti pertunjukan tari, pertandingan olahraga, atau pameran seni. Ketika si kakak menyelesaikan pertandingan sepak bola, ajarkan si adik untuk memberikan pelukan hangat dan ucapan selamat. Sebaliknya, ketika si adik menggambar karya yang luar biasa, ajak si kakak untuk memujinya dengan tulus.

Moms juga bisa menciptakan momen apresiasi bersama di rumah. Misalnya, buatlah "Papan Prestasi Keluarga" di mana setiap anggota keluarga dapat menempelkan pencapaian mereka. Dorong anak-anak untuk saling mengisi papan tersebut, sehingga mereka belajar untuk menghargai keberhasilan saudara mereka. Dengan cara ini, mereka tidak hanya merasa didukung oleh Moms, tetapi juga oleh satu sama lain.

Selain itu, selalu ingatkan mereka bahwa keberhasilan satu anak tidak berarti kegagalan anak lainnya. Setiap anak memiliki jalur unik yang patut dirayakan. Ketika mereka melihat bahwa saudara kandung mereka adalah sumber kebanggaan, bukan saingan, hubungan mereka akan semakin kuat.

Tidak ada hubungan saudara kandung yang benar-benar bebas dari konflik. Tapi Moms, konflik ini bukan musuh. Ini adalah peluang emas untuk mengajarkan mereka keterampilan hidup yang esensial.

Ketika terjadi perselisihan, hindari menjadi hakim yang langsung menentukan siapa yang benar atau salah. Sebaliknya, ajak mereka berdiskusi untuk memahami sudut pandang satu sama lain. Moms bisa mulai dengan berkata, “Coba ceritakan apa yang kamu rasakan” kepada masing-masing anak. Dengan cara ini, mereka belajar bahwa setiap emosi valid, tetapi cara mengekspresikannya harus dengan cara yang sehat.

Ajarkan juga aturan sederhana dalam bertengkar, seperti tidak memotong pembicaraan, tidak menyerang secara fisik, dan tidak menggunakan kata-kata kasar. Moms bisa menjadi model yang baik dengan menunjukkan bagaimana Moms menyelesaikan konflik dengan pasangan atau orang lain di depan mereka. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat.

Setelah konflik selesai, bimbing mereka untuk saling meminta maaf dan memaafkan. Ini bukan tentang siapa yang menang atau kalah, tetapi tentang belajar memperbaiki hubungan. Ajarkan mereka bahwa hubungan saudara kandung adalah perjalanan panjang yang memerlukan perbaikan terus-menerus.

Ritual keluarga bukan hanya soal tradisi besar seperti merayakan ulang tahun bersama. Ritual kecil sehari-hari bisa menjadi penguat hubungan yang luar biasa.

Misalnya, Moms bisa mengadakan “Malam Cerita Saudara” di mana setiap anak berbagi cerita lucu atau pengalaman menarik mereka selama seminggu. Ini tidak hanya mempererat hubungan mereka tetapi juga membantu mereka merasa lebih dihargai dalam keluarga.

Selain itu, buatlah kebiasaan seperti “Pelukan Pagi” sebelum memulai hari. Kebiasaan sederhana seperti ini membantu menciptakan kehangatan emosional di antara mereka. Moms juga bisa mengatur “Minggu Film Keluarga,” di mana anak-anak bergiliran memilih film yang akan ditonton bersama.

Yang penting, ritual ini harus konsisten dan menyenangkan. Mereka akan menjadi kenangan indah yang anak-anak bawa hingga dewasa. Ritual-rutual ini juga menjadi fondasi yang mengingatkan mereka bahwa keluarga adalah tempat di mana mereka selalu diterima apa adanya.

Moms, salah satu penyebab utama ketegangan antara saudara kandung adalah perbandingan. Setiap anak adalah individu yang unik, dan tugas Moms adalah memastikan mereka merasa dihargai atas keunikan tersebut.

Daripada mengatakan, “Kakakmu dulu lebih rapi,” cobalah pendekatan yang menghargai kekuatan masing-masing anak. Misalnya, katakan, “Aku suka bagaimana caramu menyelesaikan ini dengan kreatif,” kepada si adik, tanpa melibatkan si kakak dalam pembicaraan.

Ajarkan juga pada mereka bahwa perbedaan adalah hal yang indah. Misalnya, jika satu anak suka membaca dan yang lainnya suka menggambar, Moms bisa membantu mereka menemukan cara untuk menggabungkan minat mereka. Mereka bisa membuat buku cerita bergambar bersama.

Dan yang paling penting, Moms harus berusaha keras untuk tidak menunjukkan favoritisme, bahkan secara tidak sadar. Setiap anak harus merasa bahwa mereka mendapatkan cinta dan perhatian yang sama. Dengan cara ini, mereka tidak akan merasa harus bersaing untuk mendapatkan kasih sayang Moms.

Membangun hubungan yang harmonis antara anak-anak memang membutuhkan usaha, tapi hasilnya sangat sepadan. Anak-anak yang akur dengan saudara kandungnya memiliki fondasi emosional yang kuat untuk menghadapi dunia. Mereka belajar tentang cinta, kerja sama, dan empati langsung dari rumah. Jadi,

Moms, dengan langkah-langkah sederhana tetapi penuh makna ini, Moms tidak hanya membantu mereka menjadi saudara kandung yang akur, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang berharga untuk masa depan.