Sukses

Parenting

Tumbuh Tanpa Figur Ayah, Kenali Tanda-Tanda Perilaku Anak Fatherless yang Harus Diwaspadai

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, tidak semua anak tumbuh dengan kehadiran figur ayah di dalam hidupnya. Ada banyak alasan mengapa seorang anak bisa mengalami kehilangan ini, mulai dari perceraian orangtua, kematian, hingga ketidakhadiran emosional dari seorang ayah yang secara fisik, semacam “ada” tetapi tidak terlibat aktif dalam kehidupan anak.

Kondisi ini dikenal dengan istilah "fatherless" atau ketidakhadiran ayah, dan dampaknya terhadap perkembangan anak tidak bisa dianggap sepele.  Studi internasional menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah lebih rentan mengalami berbagai tantangan emosional, sosial, hingga akademis.

Mereka bisa menunjukkan tanda-tanda yang sering kali tidak langsung terlihat, namun dapat berkembang menjadi masalah serius di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, pendidik, dan lingkungan sekitar untuk memahami ciri-ciri khusus yang mungkin muncul. 

Dalam artikel ini, Fimela akan membahas berbagai tanda perilaku yang umum terlihat pada anak-anak yang mengalami fatherless—dilansir dari beberapa artikel termasuk psychologytoday.com, agar kita dapat memberikan dukungan yang lebih tepat dan membantu anak-anak ini tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan sosial, meski tanpa kehadiran figur ayah yang aktif.

1. Masalah Emosional dan Mental

Anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah cenderung mengalami gangguan emosional seperti depresi, kecemasan, dan harga diri yang rendah. Sebuah studi menunjukkan bahwa ketidakhadiran ayah selama masa kanak-kanak berhubungan dengan tingkat depresi yang lebih tinggi pada masa remaja dan dewasa awal.

2. Perilaku Agresif

Ketidakhadiran ayah dapat menyebabkan anak-anak menunjukkan perilaku agresif dan kecenderungan untuk terlibat dalam tindakan kriminal. Data menunjukkan bahwa 85% dari pemuda yang berada di penjara berasal dari rumah tanpa ayah.

3. Prestasi Akademik yang Rendah

Anak-anak tanpa figur ayah sering menghadapi kesulitan akademik, termasuk konsentrasi yang buruk dan motivasi belajar yang rendah. Mereka juga akan mungkin putus sekolah dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan kedua orang tua.

4. Kecenderungan Terlibat dalam Perilaku Berisiko

Anak-anak yang tumbuh tanpa ayah memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko seperti penyalahgunaan zat dan aktivitas seksual dini. Hal ini sering kali dikaitkan dengan kurangnya pengawasan dan kebutuhan akan perhatian serta validasi.

5. Masalah dalam Hubungan Sosial dan Romantis

Ketidakhadiran ayah dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam membentuk dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membangun kepercayaan dan memiliki kecenderungan untuk menghindari komitmen dalam hubungan romantis.

6. Risiko Kesehatan Mental dan Fisik yang Lebih Tinggi

Anak-anak tanpa ayah lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental dan fisik, termasuk gangguan makan, obesitas, dan penyalahgunaan zat. Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami eksploitasi dan pelecehan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading