Mengenal Istilah Uninvolved Parenting, Saat Anak Tumbuh Tanpa Kehangatan Orangtua

Orangtua berbincang tanpa mempedulikan anak mereka (Foto Dok: Freepik/Frolopiaton Palm).... Selengkapnya

Fimela.com, Jakarta Setiap anak tumbuh dengan kebutuhan akan perhatian, kasih sayang, dan kehadiran orangtua yang tak sekadar fisik, tetapi juga emosional. Di balik keberhasilan seorang anak dalam menghadapi tantangan hidup, sering kali ada figur orangtua yang hadir menjadi pelindung, penyemangat, dan tempat berbagi rasa.

Namun, tidak semua anak memiliki pengalaman yang demikian. Beberapa tumbuh dengan perasaan hampa, meski kedua orangtuanya hadir secara fisik di rumah. Mereka merasa seolah hidup sendiri, tidak benar-benar "terlihat" atau "didengar".

Fenomena ini mungkin tak selalu disadari, bahkan oleh orangtua sendiri. Kesibukan pekerjaan, tekanan hidup, atau luka emosional masa lalu bisa membuat seseorang tak sepenuhnya hadir untuk anaknya. Dalam dunia psikologi, ada istilah khusus untuk menggambarkan pola pengasuhan yang minim keterlibatan ini: uninvolved parenting. Sebuah gaya asuh yang senyap, tapi berdampak besar bagi tumbuh kembang anak, baik secara emosional maupun sosial.

Melansir verywellmind.com, melalui artikel ini, Sahabat Fimela akan diajak mengenal lebih jauh apa itu uninvolved parenting, apa yang melatarbelakanginya, serta bagaimana kita bisa lebih sadar dan peduli terhadap peran pengasuhan yang hangat dan penuh empati.

TERKAIT: 5 Ucapan Orangtua yang Justru Membuat Anak Susah Diatur

TERKAIT: 5 Tips agar Anak Rutin Tidur Siang

TERKAIT: 6 Alasan Bayi Menangis Setelah Ditaruh di Tempat Tidur yang Perlu Kamu Ketahui

Apa Itu Uninvolved Parenting?

Seorang anak mendengarkan pertengkaran orangtuanya di rumah (Foto Dok: Freepik/freepik).... Selengkapnya

Uninvolved parenting adalah gaya pengasuhan yang ditandai dengan minimnya perhatian, kasih sayang, dan keterlibatan orangtua dalam kehidupan anak. Orangtua dengan pola asuh ini mungkin masih memenuhi kebutuhan dasar anak seperti makanan dan tempat tinggal, tetapi tidak hadir dalam aspek emosional dan psikologis yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Dalam banyak kasus, orangtua tampak tidak tahu-menahu tentang perasaan, kegiatan, atau kebutuhan emosional anak mereka. Gaya asuh ini sering kali bukan hasil dari niat buruk, melainkan bisa berasal dari berbagai situasi seperti kelelahan, trauma masa lalu, atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya peran emosional dalam pengasuhan.

Ciri-Ciri Uninvolved Parenting

Ciri utama dari uninvolved parenting adalah ketidakhadiran emosional dan minimnya interaksi orangtua dengan anak. Orangtua jarang menunjukkan kasih sayang secara verbal maupun fisik, seperti memeluk atau menyemangati anak. Mereka cenderung tidak mengetahui detail tentang kehidupan sehari-hari anak, seperti teman dekatnya, prestasi atau kesulitannya di sekolah, hingga aktivitas yang disukai. Anak dibiarkan membuat keputusan sendiri tanpa bimbingan atau arahan, dan sering kali tidak mendapatkan konsekuensi atas perilakunya. Pola ini bukanlah bentuk kebebasan yang sehat, melainkan pengabaian yang bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan tidak penting.

Penyebab Uninvolved Parenting

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang menjalani gaya pengasuhan ini, baik secara sadar maupun tidak. Salah satu penyebab umum adalah riwayat trauma masa kecil, di mana orangtua pernah mengalami pola asuh serupa sehingga tanpa sadar mengulanginya. Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan juga dapat membuat orangtua merasa terlalu kewalahan untuk terlibat secara emosional. Tekanan ekonomi atau beban pekerjaan yang berat bisa menyebabkan kelelahan fisik dan psikis, sehingga perhatian kepada anak menjadi minim. Selain itu, ada pula orangtua yang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan pengasuhan yang memadai, dan menganggap bahwa memberi makan dan tempat tinggal saja sudah cukup. Semua faktor ini saling berkaitan dan bisa terjadi bersamaan, menciptakan pola asuh yang kurang sehat.

Dampak Uninvolved Parenting pada Anak

Seorang anak laki-laki tampak sedang bersedih (Foto Dok: Freepik/freepik).... Selengkapnya

Anak yang tumbuh dalam lingkungan uninvolved parenting berisiko mengalami dampak jangka panjang yang cukup serius. Secara emosional, mereka mungkin merasa tidak dicintai, tidak penting, dan mengalami kesulitan dalam membangun harga diri. Ketika kebutuhan emosional tidak terpenuhi, anak bisa menjadi tertutup, kesepian, atau bahkan mengalami gangguan kecemasan. Dalam aspek sosial, mereka cenderung kesulitan membentuk hubungan yang sehat karena tidak memiliki contoh hubungan yang suportif dari orangtua. Prestasi akademik pun bisa menurun karena tidak adanya dukungan dan dorongan dari rumah. Tak jarang pula anak menunjukkan perilaku impulsif atau sulit diatur karena tidak adanya batasan dan arahan yang jelas. Dampak ini bisa terbawa hingga dewasa jika tidak segera ditangani dengan pendekatan yang tepat.

Bisakah Gaya Pengasuhan Ini Diubah?

Meskipun uninvolved parenting memiliki dampak yang cukup dalam, gaya pengasuhan ini masih bisa diubah. Langkah pertama yang penting adalah menyadari bahwa pola asuh tersebut sedang terjadi. Kesadaran ini bisa menjadi titik awal untuk mulai memperbaiki hubungan dengan anak. Orangtua dapat mulai dengan langkah-langkah kecil, seperti meluangkan waktu berkualitas bersama, mendengarkan cerita anak tanpa menghakimi, dan menunjukkan perhatian melalui gestur sederhana. Jika diperlukan, bantuan dari konselor atau terapis keluarga bisa sangat membantu dalam menggali penyebab utama dan membimbing orangtua menuju pengasuhan yang lebih sehat. Yang terpenting adalah kesediaan untuk belajar, berkembang, dan hadir sepenuhnya untuk anak.

Pentingnya Hadir Sepenuh Hati

Menjadi orangtua bukan hanya soal menyediakan kebutuhan fisik, tetapi juga tentang kehadiran yang penuh empati, kasih, dan perhatian. Anak-anak membutuhkan ikatan emosional yang kuat dengan orangtua untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara mental dan sosial. Uninvolved parenting mungkin terjadi secara tidak disengaja, tetapi dampaknya bisa memengaruhi kehidupan anak dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi setiap orangtua untuk merefleksikan pola pengasuhan yang dijalani dan terus berupaya menciptakan ruang yang aman, hangat, dan mendukung bagi anak. Dengan hadir sepenuh hati, kita tidak hanya membesarkan anak, tetapi juga membangun hubungan yang berarti seumur hidup.