Jarang Disadari, Ini 6 Manfaat Menyisipkan Humor Saat Mengasuh Anak

Mengasuh anak sering kali bisa memicu stres, baik karena kelelahan fisik maupun tekanan mental. Dalam kondisi ini, tawa bisa menjadi “obat” sederhana yang ampuh. Tertawa membantu menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, sehingga tubuh dan pikiran bisa kembali rileks.

Menariknya, saat orangtua merasa lebih tenang, anak pun ikut merasakan suasana yang lebih nyaman. Mereka menjadi lebih mudah diatur, lebih ceria, dan tidak ikut terbawa ketegangan dari orangtua. Dalam hal ini, humor bisa menjadi jembatan untuk menciptakan rumah yang lebih damai.

2. Membangun Kedekatan Emosional

Anak-anak lebih mudah membuka diri pada orangtua yang hangat dan mudah diajak bercanda. Ketika humor hadir dalam interaksi sehari-hari, anak akan merasa lebih diterima dan dipahami. Candaan kecil, permainan lucu, atau sekadar tertawa bersama bisa memperkuat ikatan emosional.

Walau tampak sepele, momen seperti ini dapat menciptakan kenangan positif yang akan diingat anak hingga dewasa. Di situlah tercipta rasa aman dan keterikatan yang kuat antara anak dan orangtua—sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan emosi mereka.

Disiplin tidak selalu harus disampaikan dengan nada tinggi atau wajah serius. Dalam banyak kasus, pendekatan humor bisa jauh lebih efektif. Misalnya, saat anak mulai membantah atau tidak fokus, respons lucu bisa mengalihkan perhatian mereka tanpa menciptakan konflik.

Menurut Jane Nelsen, penulis buku "Positive Discipline", humor bisa menjadi alat bantu disiplin yang sangat ampuh. Humor dapat memecah suasana tegang dan membuat anak lebih terbuka tanpa merasa disalahkan atau ditekan.

4. Mencegah Konflik dan Drama Berkepanjangan

Anak, terutama yang masih kecil atau remaja, kadang suka memancing konflik atau reaksi emosional dari orangtua. Tapi ketika orangtua meresponsnya dengan humor dan bukan dengan emosi, anak jadi kebingungan—dan justru melupakan amarah atau sikap menantangnya.

Reaksi yang tak terduga seperti tertawa alih-alih marah bisa menjadi cara jitu meredakan ketegangan. Humor mengalihkan perhatian dari pertengkaran yang sedang berkembang, dan membuat suasana rumah tetap kondusif tanpa harus menguras emosi.

Humor juga memiliki manfaat kognitif yang besar, terutama dalam proses belajar. Tawa memicu sistem dopamin di otak, yang berperan dalam meningkatkan motivasi dan daya ingat. Ketika belajar diselingi dengan humor, anak jadi lebih fokus dan mudah menyerap informasi.

Orangtua bisa menggunakan lelucon, permainan kata, atau lagu lucu untuk menyampaikan materi. Cara ini tidak hanya membuat belajar lebih menyenangkan, tapi juga membantu anak mengingat konsep atau fakta dengan lebih mudah.

6. Mengajarkan Anak untuk Lebih Tangguh

Dalam hidup, anak akan menghadapi berbagai situasi yang tidak selalu menyenangkan. Untuk itu, humor dapat menjadi alat untuk membentuk daya tahan mental mereka. Ketika orang terdekat mereka—terutama keluarga terbiasa menertawakan hal-hal kecil dan tidak terlalu serius dalam menghadapi masalah, anak akan belajar bahwa semua hal bisa dihadapi dengan kepala dingin.

Kebiasaan tertawa bersama juga menciptakan suasana yang suportif dan penuh kehangatan. Ini membantu anak merasa lebih kuat secara emosional dan siap menghadapi tantangan hidup dengan sikap yang lebih positif.

Sahabat Fimela, itulah beberapa manfaat menyelipkan humor saat mengasuh anak. Jadi, siap menjadi orangtua yang lebih chill?