Kenali Gejala Campak Anak, Tahapan, Ciri-Ciri, dan Kapan Harus ke Dokter

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan sering menyerang anak-anak. Mengenali gejala campak pada anak sejak dini sangat penting agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat, lho.

Virus campak menyebar dengan sangat mudah melalui droplet atau percikan air liur saat penderita batuk atau bersin. Virus juga dapat bertahan hidup di udara dan permukaan benda selama beberapa jam, sehingga penularan bisa terjadi tanpa kontak langsung dengan penderita. Lalu, apa saja gejala campak pada anak yang perlu diwaspadai?

Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai gejala campak pada anak, mulai dari fase awal hingga fase pemulihan, serta kapan harus segera mencari pertolongan medis. Yuk, simak informasi selengkapnya!

Gejala campak pada anak dapat muncul dalam beberapa fase dan bervariasi tingkat keparahannya. Secara umum, gejala awal meliputi:

• Demam tinggi (lebih dari 38°C)
• Batuk kering atau berdahak
• Pilek
• Mata merah dan berair (konjungtivitis)

Beberapa anak mungkin mengalami bercak-bercak putih kecil dengan pusat biru keputihan di dalam mulut (bercak Koplik) sebelum ruam muncul. Ini merupakan ciri khas campak, tetapi tidak selalu muncul pada setiap kasus.

Setelah beberapa hari (biasanya 3-5 hari setelah gejala awal), ruam kemerahan akan muncul. Ruam ini biasanya dimulai di wajah, lalu menyebar ke leher, tubuh, lengan, dan kaki. Ruam ini berupa bintik-bintik merah kecil yang dapat menyatu. Setelah beberapa hari, ruam akan mulai memudar, terkadang berubah warna menjadi kecoklatan sebelum akhirnya hilang.

Beberapa sumber membagi gejala campak menjadi tiga fase:

1. Fase Awal (1-3 hari): Ditandai dengan demam, batuk, dan pilek.
2. Fase Ruam: Munculnya ruam kemerahan yang khas.
3. Fase Pemulihan: Ruam memudar, terkadang berubah warna menjadi kecoklatan sebelum hilang.

Penting untuk memantau gejala campak pada anak dengan seksama, karena beberapa anak mungkin mengalami gejala yang lebih ringan atau berbeda. Diagnosis campak biasanya dilakukan berdasarkan gejala klinis yang muncul, terutama adanya ruam khas campak.

Namun, untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti pemeriksaan fisik menyeluruh, tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap virus campak, tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dari sampel darah, urin, atau cairan tenggorokan, dan pemeriksaan bintik Koplik di dalam mulut.

Sahabat Fimela, segera konsultasikan dengan dokter jika anak Anda menunjukkan gejala campak, terutama jika:

• Anak berusia di bawah 1 tahun.
• Anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
• Anak mengalami komplikasi seperti kesulitan bernapas, nyeri dada, atau kejang.
• Gejala berlangsung lama atau memburuk.

Campak adalah penyakit yang sangat menular. Vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) adalah cara paling efektif untuk mencegah campak. Jika anak Anda belum mendapatkan vaksin MMR, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan vaksinasi.

Pengobatan campak sendiri umumnya bersifat suportif, bertujuan untuk meredakan gejala seperti demam dan nyeri. Istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan pemberian obat penurun demam (seperti paracetamol) dapat membantu meringankan gejala. Jangan memberikan obat apa pun tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, terutama untuk bayi.