Balita Sulit Tidur? Ini 7 Tips Tidur dari Psikolog Anak

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, apakah si kecil seringkali kesulitan untuk tidur di malam hari? Masalah tidur pada anak bukan hanya melelahkan bagi mereka, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas istirahat seluruh anggota keluarga. Memahami penyebab dan menemukan solusi yang tepat adalah langkah awal untuk menciptakan suasana tidur yang damai.

Kualitas tidur yang baik sangat esensial bagi tumbuh kembang anak, mendukung fungsi kognitif, suasana hati, dan kesehatan fisik mereka. Oleh karena itu, para orang tua seringkali mencari panduan terbaik untuk membantu anak-anak mereka mendapatkan istirahat yang cukup dan berkualitas. Dilansir dari berbagai sumber, kita akan membahas berbagai tips tidur anak yang telah disetujui oleh psikolog.

Jangan khawatir, ada banyak strategi efektif yang bisa diterapkan untuk mengatasi tantangan waktu tidur ini. Berdasarkan rekomendasi dari para ahli psikologi anak, kami akan menguraikan langkah-langkah praktis yang dapat Sahabat Fimela terapkan untuk membantu si kecil memiliki pola tidur yang lebih teratur dan nyenyak.

Salah satu fondasi utama untuk tidur yang berkualitas adalah rutinitas yang konsisten, Sahabat Fimela. "Membangun rutinitas waktu tidur yang konsisten dimulai dengan serangkaian aktivitas untuk menenangkan otak dan mempersiapkannya untuk tidur," demikian saran dari Thinking Tree Psychology. Aktivitas ini bisa meliputi menyikat gigi, mandi air hangat, atau membaca buku cerita, yang semuanya berfungsi sebagai sinyal bagi tubuh bahwa waktu istirahat sudah dekat.

Rutinitas ini tidak hanya menenangkan, tetapi juga membantu jam sirkadian anak berfungsi optimal. Melisa Moore, PhD, DBSM dari Children's Hospital of Philadelphia, menekankan pentingnya "memiliki waktu tidur dan waktu bangun yang sama setiap hari." Konsistensi ini berlaku tidak hanya pada hari kerja, tetapi juga di akhir pekan, guna menghindari gangguan pada jadwal tidur yang sudah terbentuk.

Rutinitas waktu tidur yang terstruktur membantu anak beralih dari aktivitas siang hari yang padat menuju fase istirahat. Psychology Today menyarankan untuk "melakukan rutinitas waktu tidur yang sama setiap malam, apakah itu melibatkan mandi, menyikat gigi, dan membaca cerita, atau menyanyikan lagu sambil duduk bersama Ibu atau Ayah." Konsistensi ini menciptakan rasa aman dan prediktabilitas bagi anak, memudahkan mereka untuk menerima waktu tidur.

Lingkungan tidur yang kondusif memiliki peran besar dalam keberhasilan tips tidur psikolog anak. Pastikan kamar tidur anak gelap, sejuk, dan tenang. "Ruangan gelap dengan sedikit kebisingan seringkali paling kondusif untuk tidur," menurut Thinking Tree Psychology, yang menyarankan penggunaan tirai anti tembus pandang atau mesin white noise untuk memblokir gangguan suara.

Selain lingkungan fisik, penting juga untuk menghindari stimulan yang dapat mengganggu produksi melatonin, hormon tidur alami tubuh. "Hindari penggunaan elektronik setidaknya 1 jam sebelum tidur," karena cahaya terang dari layar gadget dapat membingungkan otak dan mengurangi pelepasan melatonin, seperti yang dijelaskan oleh Thinking Tree Psychology.

Tidak hanya elektronik, asupan makanan dan minuman juga perlu diperhatikan. "Hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein setidaknya 4-6 jam sebelum tidur," saran Thinking Tree Psychology. Kafein, yang ditemukan dalam soda, teh, kopi, dan bahkan cokelat, dapat membuat anak sulit tidur dan menyebabkan gangguan tidur, sebagaimana ditegaskan oleh Positive Psychology.

Apa yang anak lakukan di siang hari memiliki dampak signifikan pada kualitas tidur mereka di malam hari. "Berolahraga di pagi atau sore hari dapat membantu meningkatkan tidur," kata Thinking Tree Psychology, karena anak-anak yang aktif cenderung tertidur lebih cepat dan tidur lebih lama. Paparan sinar matahari di siang hari juga vital untuk mengatur jam sirkadian, bahkan saat cuaca mendung.

Mengajarkan anak untuk tidur mandiri adalah salah satu tips tidur psikolog anak yang paling berharga. Psychology Today menyarankan, "Tidurkan anak Anda saat ia mengantuk tetapi belum tertidur dan tinggalkan kamar anak Anda sebelum ia tertidur." Ini melatih anak untuk menenangkan diri dan tidak bergantung pada kehadiran orang tua untuk bisa terlelap.

American Psychological Association juga mendukung pendekatan ini, menyebutkan bahwa psikolog dapat membantu orang tua dalam "berbagai bentuk pelatihan tidur yang mengarahkan anak-anak untuk menenangkan diri saat tidur dan saat bangun di malam hari." Jika anak terbangun di tengah malam, segera kembalikan mereka ke tempat tidur untuk memperkuat asosiasi tempat tidur dengan tidur, bukan aktivitas lain.

Terkadang, kesulitan tidur anak berakar pada ketakutan atau kecemasan. "Beberapa anak juga mengalami ketakutan sebelum tidur, seperti takut gelap," ungkap American Psychological Association. Psikolog sering menggunakan strategi kognitif, seperti mengajari anak berbicara sendiri yang berani, untuk mengatasi kekhawatiran ini. Penting untuk tidak mengirim anak ke kamar sebagai hukuman, karena ini dapat membuat mereka mengasosiasikan tempat tidur dengan hal negatif.

Jika anak memiliki "waktu khawatir" yang tidak pada tempatnya di malam hari, Seattle Children's menyarankan untuk menjadwalkan "waktu khawatir" lebih awal di siang hari. Ini memberi mereka kesempatan untuk mendiskusikan kekhawatiran dengan orang tua tanpa mengganggu waktu tidur. Selain itu, pastikan anak mendapatkan jumlah tidur yang cukup sesuai usianya, karena kebutuhan tidur bervariasi.

Terakhir, hindari semua aktivitas kecuali tidur di tempat tidur. Otak kita membuat asosiasi, dan jika tempat tidur digunakan untuk bermain atau aktivitas lain, otak mungkin tidak mengasosiasikannya dengan tidur. Jika anak terbangun dan tidak bisa tidur, lebih baik mereka bangun dan melakukan aktivitas stimulasi rendah seperti membaca, lalu kembali ke tempat tidur saat mengantuk, agar tempat tidur tidak diasosiasikan dengan insomnia.