Mengenal Hello Effect: Pengaruh Kesan Pertama terhadap Penilaian Seseorang

Dua orang saling menyapa (Foto Dok: Freepik/kamara studio).... Selengkapnya

Fimela.com, Jakarta Melansir dari verywellmind.com, hello effect adalah jenis bias kognitif di mana kesan keseluruhan terhadap seseorang memengaruhi bagaimana orang lain merasakan dan berpikir tentang sifat-sifat khusus orang tersebut. Sebagai contoh, pernyataan "Dia baik!" dapat memengaruhi persepsi terhadap karakteristik lain, seperti "Dia juga pintar!". Persepsi terhadap satu sifat tertentu juga dapat memengaruhi aspek-aspek lainnya.

Seorang psikolog bernama Edward Thorndike pertama kali mencetuskan istilah hello effect dalam makalah tahun 1920 berjudul "The Constant Error in Psychological Ratings". Dalam eksperimen yang dijelaskan dalam makalah tersebut, Thorndike meminta para perwira militer untuk mengevaluasi berbagai kualitas pada bawahan mereka. Kualitas-kualitas ini meliputi kepemimpinan, penampilan fisik, kecerdasan, loyalitas, dan keandalan.

Tujuan Thorndike adalah menentukan bagaimana penilaian terhadap satu kualitas memengaruhi penilaian terhadap karakteristik lainnya. Ia menemukan bahwa penilaian tinggi terhadap satu kualitas tertentu berkorelasi dengan penilaian tinggi terhadap kualitas lain, sedangkan penilaian negatif terhadap satu kualitas juga menghasilkan penilaian rendah terhadap kualitas lainnya.

"Koefisien korelasinya terlalu tinggi dan terlalu seragam," tulis Thorndike. "Sebagai contoh, untuk tiga penilai yang diteliti lebih lanjut, rata-rata korelasi antara fisik dengan kecerdasan adalah 0,31; antara fisik dengan kepemimpinan adalah 0,39; dan antara fisik dengan karakter adalah 0,28".

Jadi, mengapa kesan keseluruhan kita terhadap seseorang menciptakan hello effect yang memengaruhi evaluasi terhadap sifat-sifat spesifik? Peneliti menemukan bahwa daya tarik fisik adalah salah satu faktornya. Berbagai studi menunjukkan bahwa orang yang berpenampilan menarik cenderung dianggap memiliki sifat kepribadian positif dan kecerdasan yang lebih tinggi. Bahkan, sebuah studi menemukan bahwa penilai cenderung kurang percaya bahwa orang yang menarik bersalah atas tindak kriminal.

Namun, stereotip daya tarik fisik ini bisa menjadi pedang bermata dua. Studi lain menunjukkan bahwa meskipun orang cenderung mengaitkan kualitas positif pada individu yang menarik, mereka juga lebih mungkin percaya bahwa individu yang menarik itu sombong, tidak jujur, dan cenderung menggunakan daya tarik mereka untuk memanipulasi orang lain.

Dampak Hello Effect

Seorang laki-laki dan perempuan (Foto Dok: Freepik/kamara studio).... Selengkapnya

Hello effect dapat muncul di berbagai aspek kehidupan, di antaranya yaitu:

1. Dalam Dunia Pendidikan

Seorang guru dapat berinteraksi secara berbeda dengan siswa berdasarkan persepsi terhadap daya tarik fisik. Misalnya, dalam sebuah studi, guru memiliki harapan yang lebih tinggi terhadap anak-anak yang mereka anggap lebih menarik. Studi lain menganalisis catatan akademik lebih dari 4.500 siswa. Sebuah kelompok yang terdiri dari 28 orang menilai daya tarik siswa (berdasarkan foto ID siswa) pada skala 1 (sangat tidak menarik) hingga 10 (sangat menarik). Siswa kemudian dibagi menjadi tiga kelompok: daya tarik di bawah rata-rata, rata-rata, dan di atas rata-rata. Para peneliti membandingkan nilai siswa antara kelas tatap muka dan kelas daring. Siswa yang dinilai memiliki daya tarik di atas rata-rata memperoleh nilai yang secara signifikan lebih rendah dalam kelas daring dibandingkan kelas tatap muka.

Hello effect tidak hanya memengaruhi bagaimana seorang guru memperlakukan siswa, tetapi juga memengaruhi bagaimana siswa mempersepsikan guru. Dalam sebuah studi, ditemukan bahwa ketika seorang guru dianggap hangat dan ramah, siswa juga menilai mereka lebih menarik, menyenangkan, dan disukai.

2. Dalam Dunia Kerja

Para ahli menyebut hello effect sebagai salah satu bias paling umum yang memengaruhi penilaian kinerja. Atasan dapat menilai bawahan berdasarkan persepsi terhadap satu karakteristik tertentu, bukan keseluruhan kinerja dan kontribusi mereka. Sebagai contoh, antusiasme atau sikap positif seorang pekerja dapat menutupi kurangnya pengetahuan atau keterampilan, sehingga rekan kerja atau atasan memberi penilaian yang lebih tinggi dari yang seharusnya.

Selain itu, hello effect juga dapat memengaruhi pendapatan. Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Economic Psychology menemukan fakta bahwa pelayan makanan yang menarik secara fisik rata-rata menghasilkan sekitar $1.200 lebih banyak per tahun dalam bentuk tip dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang kurang menarik. Studi lain menemukan bahwa daya tarik fisik memiliki dampak positif tidak hanya pada kepercayaan diri seseorang, tetapi juga pada pendapatan dan kesejahteraan finansial mereka secara keseluruhan.

Pelamar kerja juga dapat merasakan dampak hello effect. Jika seorang pembuka lowongan kerja menganggap seorang pelamar menarik atau menyenangkan, mereka lebih cenderung menilai individu tersebut sebagai individu yang cerdas, kompeten, dan memenuhi syarat.

3. Dalam Pemasaran

Seseorang yang menggeluti bidang ini biasanya memanfaatkan hello effect untuk menjual produk dan layanan mereka. Misalnya, ketika seorang selebritas mendukung suatu produk, maka penilaian positif kita terhadap individu tersebut dapat meluas ke persepsi kita terhadap produk yang mereka promosikan.

Hello effect adalah bias kognitif yang secara alami memengaruhi persepsi dan penilaian seseorang. Memahami keberadaannya dapat membantu kita dalam mengurangi dampaknya, meskipun sulit untuk sepenuhnya menghindari pengaruhnya karena hal tersebut merupakan bagian dari mekanisme alami dalam pengambilan keputusan cepat. Saat mengevaluasi seseorang atau sesuatu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan bagaimana kesan keseluruhan dapat memengaruhi penilaian terhadap aspek lainnya. Dengan kesadaran ini, maka keputusan dapat dibuat dengan lebih bijaksana dan berdasarkan penilaian yang lebih objektif.