Red Flag Relationship yang Sering Dianggap Normal

Dalam hubungan, normal untuk kita merasa cemburu dengan pasangan apabila ia berinteraksi secara berlebihan kepada lawan jenis. Namun, apabila pasangan selalu marah setiap kita berinteraksi dengan teman, selalu memeriksa ponsel kita tanpa izin, dan membatasi pergaulan kita, itu bukan lagi cinta, melainkan kontrol.

Hubungan yang sehat selayaknya memberikan kebebasan kepada pasangan untuk memperluas koneksi dan mengembangkan dirinya. Kepercayaan harus dibangun di dalam hubungan dan tetap sadar akan batas diri dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Hubungan yang dilandasi dengan kecurigaan terus-menerus akan mudah rapuh.

Coba lihat perilaku pasanganmu saat sedang marah. Ucapan maupun tindakan yang dilakukan seseorang saat sedang marah perlu diwaspadai karena itu menunjukkan sikap aslinya. Hati-hati jika pasanganmu sudah mulai menunjukkan perilaku kekerasan, seperti memukul, mencubit, menarik rambutmu, atau mengucapkan kata-kata kasar. Ini menjadi pertanda bahwa pasangan tidak bisa mengekspresikan emosi dengan cara yang baik. 

Tidak hanya perilaku terhadap kita, coba perhatikan pasanganmu saat berinteraksi dengan teman, keluarga, atau bahkan hewan. Apabila mereka dengan mudah untuk membunuh hewan, emosi meledak-ledak kepada orang asing, dan selalu menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah, kita perlu berhati-hati. Kita tidak pernah tahu apakah kita akan menjadi sasaran selanjutnya dari perilaku negatif tersebut. 

Apakah kita selalu menjadi pihak yang meminta maaf dan memohon untuk memperbaiki hubungan, bahkan ketika bukan salah kita? Hati-hati dengan tanda tersebut. Itu merupakan kontrol yang digunakan oleh pasangan agar membuat kita selalu merasa bersalah terus-menerus. Pasanganmu kemungkinan besar menggunakan teknik guilt-tripping. 

Guilt-tripping adalah teknik manipulasi yang dilakukan seseorang untuk membuat orang lain merasa bersalah atau bertanggung jawab terhadap suatu hal. Hal di sini bisa berupa perbuatan atau kesalahan yang dilakukan, atau bahkan untuk sesuatu yang tidak pernah kita lakukan sama sekali. Hubungan sehat harus ada komunikasi dua arah, bukan hanya satu pihak yang terus disalahkan. 

Humor menjadi komponen yang penting dalam suatu hubungan. Kecocokan humor dapat membantu mencairkan suasana dan membuat kita merasa cocok dengan pasangan. Namun, apabila candaan pasangan selalu menyinggung fisik, meremehkan prestasi, atau kalimat yang membuat kita minder, itu bukan sekedar bercanda. Itu bisa jadi bentuk toxic communication yang pelan-pelan merusak kepercayaan diri kita. 

Selain itu, pasangan yang selalu menjadikan perasaan kita sebagai candaan merupakan bentuk merendahkan. Pasangan yang selalu menyepelekan perasaan kita berarti tidak menghargai emosi. Perasaanmu valid dan pasangan yang sehat akan berusaha untuk memahamimu. 

Wajar kalau kita mempunyai teman lawan jenis dan sesekali menyebut mereka dalam obrolan. Tapi, kalau pasanganmu terlalu sering membicarakan lawan jenis dengan nada kagum, mulai membandingkan kita dengan mereka, atau menjadikan itu topik sehari-hari, kita perlu waspada. Perilaku tersebut bisa jadi tanda kurangnya rasa menghargai dan bisa menimbulkan insecure dalam hubungan. 

Red flag dalam hubungan asmara sering kali tersamar sebagai tanda cinta atau perhatian. Padahal, jika dibiarkan, perilaku tersebut bisa membuat kita kehilangan jati diri dan terjebak dalam hubungan yang toxic. Hubungan yang sehat itu harus saling percaya, saling menghargai, dan saling mendukung. Apabila kamu berada di toxic relationship, jangan takut untuk speak up kepada pasangan atau bahkan keluar dari hubungan yang membuatmu merasa tidak aman. Ingat bahwa kamu pantas untuk dicintai dengan cara yang sehat.