Bosan dengan dekorasi ruang kamar yang monoton, jangat takut untuk berkreasi. Bongkar lemari pakaian yang penuh itu, temukan fashion item yang dapat menjadi aksen manis untuk mempercantik kamar.

Awalnya, Mario Testino sedang melihat Kate Moss duduk di lokasi pemotretan dengan handuk di kepalanya. Lalu, inspirasi datang dan ia membuat sebuah proyek bertajuk “Towel Series”.

Mengenal kembali sejarah bangsa melalui karya seni, mungkin itulah yang ingin disampaikan dari diadakannya Pameran Aku Diponegoro ini.

Hingga Januari nanti, Gucci akan terus menggelar pop-up store di Hongkong dengan koleksi ikonik floral mereka. Kali ini, Frida Giannini (Creative Director) berkolaborasi dengan Kris Knight (pelukis).

Pesan penting yang ingin disampaikan Filippo Sciascia lewat karya lukis kontemporer yang dominan memiliki permukaan retak.

Lewat bisnis Lampu RUNA, Intan dan Noro, sukses ‘menghidupkan’ kembali ikon-ikon ternama, seperti Audrey Hepburn hingga David Bowie yang di desain secara kontemporer dalam media kayu ukiran.

Seni budaya terus berkembang. Kreativitas pun terus muncul dan menghasilkan karya-karya baru. Demikian juga dengan gitar-gitar yang ada di ruang pameran Museum Nasional, mereka menjadi penanda meleburnya seni rupa dan seni suara, menjadi puluhan karya bersejarah yang luar biasa eksotis. Terlebih, lukisan maupun ukiran pada gitar yang semuanya koleksi pribadi Dewa Budjana itu ditorehkan langsung oleh para maestro seni lukis tanah air.

Baru-baru ini, Oprah dan Ben Affleck menerima gelar kehormatan atas kontribusi mereka di dunia hiburan dan sosial, masing-masing dari Universitas Harvard dan Universitas Brown. Presiden kita, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun beberapa bulan lalu menerima gelar kehormatan ke-7 dari Universitas Nanyang, Singapura. ‘Kontribusi nyata’, tolak ukur untuk memberikan gelar kehormatan, benarkah?

Seniman asal Belgia, Sara Nuytemans, mengadakan pameran tunggal karya instalasi yang bertajuk “Observatories of the Self”. Menariknya, karya Sara ini adalah bentuk kolaborasi karya seni kontemporer dengan fashion. Bagaimana kemudian kolaborasi itu bisa menghasilkan ruang bagi audience untuk introspeksi diri, simak.

Sering kali melihat corat-coret di jalan-jalan Jakarta, kini saatnya mengintip salah satu “pelaku” di balik timbulnya coretan di dinding-dinding Jakarta. Usai kembali dari Melbourne, Darbotz, lelaki yang menggilai cumi-cumi ini bercerita banyak tentang karya dan kecintaannya pada kota Jakarta pada FIMELA.com.

Bagaimana jadinya kala dua fase bertolak belakang, kehidupan dan kematian, direpresentasikan dalam karya seni? Berbeda konsep dan media, tapi sama-sama menceritakan hakikat hidup manusia yang serbakompleks.

Bagi kamu yang sedang berpergian ke daerah Yogyakarta, pasti selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di Malioboro. Tapi sebenarnya ada lho tempat lain yang tak kalah menarik. Ullen Sentalu, museum kebudayaan Jawa yang berlokasi di Sleman ini, dapat mengajak kamu mempelajari sejarah Jawa dengan caranya yang tidak membosankan. Oleh: Galuh Indri Wiyarti