Kisah cinta bisa dimulai di mana dan kapan pun, termasuk di tempat kerja. Hubungan yang semula profesional, bergeser menjadi personal. 

Sibuk bekerja hingga asyik dengan dunia sendiri, kesan itulah yang saat ini melekat pada para perempuan yang sukses dengan karirnya. Apakah setiap perempuan sukses cenderung takut untuk berkomitmen dan menunda untuk menikah?

'Bapak Rumah Tangga', masih jarang terdengar di masyarakat, namun bukan berarti ‘profesi’ tersebut tidak ada. Beberapa pasangan suami-istri pun sepakat untuk bertukar peran dalam mengurus rumah dan mencari nafkah.

Katanya, berbisnis paling nyaman dan aman dilakukan bersama orang terdekat. Bagi yang sudah menjalin hubungan serius dengan pasangan, bisnis berdua bisa jadi kegiatan seru sekaligus menyenangkan. Benar begitu? Kami pun bertanya kepada beberapa entrepreneur yang memutuskan terjun ke dunia bisnis membawa pasangan masing-masing.

I’m single and I’m happy. Benarkah ini jadi kalimat andalan para perempuan urban dengan karier sukses dan kehidupan mapan? 

Siapa sih, yang nggak bahagia ketika menemukan seseorang yang dirasa paling tepat menjadi pendamping kita? Ketika kemudian harus memilih lebih dulu menikah atau fokus mengejar impianmu, pendidikan dan karier, mana yang akan kamu prioritaskan, atau yang akan kamu korbankan?

Walaupun nggak semua perusahaan, tapi ada beberapa gelintir perusahaan yang melarang karyawan mereka menjalin hubungan asmara dengan rekan kerja. Tapi, tentu urusan hati susah untuk dikendalikan. Lantas, apakah berhubungan dengan teman sekantor adalah alasan permisif untuk melakukan PDA (Public Display of Affection) di kantor?

'Jatuh cinta berjuta rasanya’, siapa yang belum pernah mendengar petika syair lagu tersebut? Yup, buat orang yang lagi dimabuk asmara, pastinya akan selalu merasakan perasaan senang dan berbunga-bunga setiap saat. Tapi, apakah rasa cinta bisa memberikan dampak positif atau justru malah memberikan dampak negatif pada produktivitas kerja?