Sukses

Memiliki rumah sendiri./Copyright shutterstock.com/g/Makistock
LifestyleAda Senyum di Setiap Paket Kiriman Ibu
Hubungan kami memang naik turun, seperti menaiki roller coaster.
Perlu banyak bersyukur dan bersabar setelah menikah./Copyright shutterstock.com
LifestyleSebelum Memutuskan Menikah, Pastikan Sudah Dapat Restu Ibu
Dulu aku sempat berpacaran dengan seorang pria hampir lebih dari 5 tahun.
Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/tomwang
LifestyleSeulas Senyum dalam Mata Sayu Ibu
Sedari kecil saya hampir tidak pernah melihat Ibu saya menangis.
Sulitnya memaafkan diri sendiri./Copyright shutterstock.com
LifestyleCintamu Sumber Kekuatanku, Senyum Tulusmu Menghangatkan Jiwaku
Tanganmu selalu ada untuk menggenggam erat agar aku tidak terjatuh.
Perempuan kuat./Copyright shutterstock.com/g/aslysun
LifestyleMenjadi Tulang Punggung Keluarga, Mama Tetap Hadirkan Senyuman Terindah
Tiga tahun ini tidak mudah kami lewati, terlebih secara finansial.
Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/pongsakorn+jun
LifestyleRindu Melihat Senyuman Mama, Semoga Tahun Depan Bisa Berjumpa
Sudah dua tahun lebih ini kami belum bertemu lagi.
Berdiri di atas kaki sendiri./Copyright shutterstock.com/g/Chakkrit
LifestyleSaat Ibu Sudah Berjuang Keras, maka Tugasku adalah Menjaga Senyumannya
Saya dan ibu biasa hidup berjauhan karena desakan ekonomi.
Menjadi perempuan yang tegar./Copyright shutterstock.com/g/DeanDrobot
LifestyleCintai Orang Terdekatmu Sepenuhnya Selagi Masih Ada Waktu
Hanya mama yang aku jamin akan tetap ada untukku.
Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Dragon+Images
LifestyleDi Balik Keberhasilan Anak Perempuan, Ada Sosok Ibu yang Luar Biasa
Sejak aku kecil, ibu sudah banting tulang bekerja siang malam sendiri.
Kembali menemukan harapan baru./Copyright shutterstock.com/g/55555555555
LifestyleIbu Menjadi Penguatku untuk Bertahan selama Merantau
Ada satu kenangan yang masih sangat kuingat dan mungkin tak akan aku lupakan.
Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/GBALLGIGGS
LifestyleMenjadi Anak Angkat yang Dilahirkan dari Hati Ibu
Satu minggu menjelang hari pernihanku, ayah mengajakku mengunjungi sebuah rumah.