Fimela.com, Jakarta Lagi, satwa liar di Afrika jadi korban perburuan yang dilakukan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Walau tak semua masuk kategori pemburu liar, namun orang-orang ini melakukan perburuan terhadap binatang-binatang yang keberadaannya sudah begitu langka.
Mungkin kamu masih ingat akan berita perburuan yang menewaskan seorang singa bernama Cecil yang sempat menuai rentetan kritik Juli lalu. Memang bukan lagi singa yang jadi korban, melainkan gajah. Seorang pemburu asal Jerman menembak dan membunuh satwa yang dipercaya sebagai gajah terbesar di Afrika.
Gajah berbadan besar ini diperkirakan berusia 40 hingga 60 tahun dengan berat sekitar 120 pound. Satwa ini dibunuh pada Kamis (8/10/15), saat perjalanan berburu selama 21 hari di satu area yang sudah dipesan untuk perburuan pribadi dekat perbatasan Taman Nasional Gonarezhou, Zimbabwe.
Sang pemburu yang belum diketahui namanya tersebut, membayar $60.000 (sekitar Rp. 824 juta), untuk mengikuti perburuan hewan-hewan besar. Menurut The Independent, dalam melakukan perburuan tersebut para pemburu didampingi oleh pemandu lokal yang sudah berpengalaman.
Pembunuhan ini menuai kritik, terutama dari berbagai pengguna media sosial, salah satunya komedian dan advokat hak hewan, Ricky Gervis. Tak hanya perburuan yang jadi kekhawatiran, karena pada Selasa (20/10/15), penjaga taman nasional menemukan bangkai 26 gajah, yang diracuni oleh pemburu liar menggunakan sianida di Taman Nasional GHwange, Zimbabwe.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Cecil Si Singa Nggak Seharusnya Dibunuh