4 Kondisi yang Membuktikan Kalau Bukber Bukan Tanda Keakraban Sebuah Pertemanan

fitriandiani diperbarui 08 Jun 2018, 11:26 WIB

Fimela.com, Jakarta Ramadan memiliki banyak ritual khusus. Tak melulu bersifat keagamaan, untuk hal-hal berkaitan dengan kehidupan sosial pun banyak dilakukan. Salah satu yang tak ketinggalan adalah buka puasa bersama alias bukber.

Buka bersama ini dapat diartikan luas sekali. Ya buka sama keluarga, sama gebetan, sama mantan, sama orang-orang lain yang terjebak macet di jalanan, juga sama teman-teman. Intinya, bukber ini jadi ajang kumpul grup aja.

Buka puasa bersama juga sering jadi ajang reunian. Dari teman SD sampai SMA, bahkan teman kuliah kalau sudah pada lulus dan berpisah, pasti ada aja agenda bukbernya. Mungkin bukber adalah bukti eksistensi.

Lantas, yang tak ada kegiatan bukber dengan rekannya tidak eksis? Well, tidak juga. Memang tidak semua orang menyukai acara reuni atau kumpul-kumpul sama mantan rekan yang tidak terlalu akrab seperti itu.

Kalaupun sama teman akrab, melewati Ramadan tanpa bukber pun tidak masalah. Sebab, bukber memang tidak esensial bagi ibadah. Bukan pula jaminan keharmonisan hubungan dengan rekan-rekan.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Alasan Kenapa Bukber Tidak Terlalu Penting

Kamu hobi buka puasa bareng teman-teman lama? Lakukanlah sebisa mungkin karena ternyata buka puasa bareng teman lama banyak manfaatnya lho. (Ilustrasi: homeanddecor.com.sg))

1. Bukan cuma soal mau atau tidak, tapi mampu atau tidak

Harus diakui kalau acara kumpul-kumpul sekarang ini tak sekadar mengincar kebersamaan, tapi juga sesuatu yang indah untuk diunggah ke media sosial. Itu artinya, selain makanan enak dan tempat yang nyaman, faktor kepopuleran dan instagram-genic juga patut dipertimbangkan. Tentu saja dua faktor tambahan itu membutuhkan biaya lebih. Kemudian, coba deh kamu pikir, apa semua orang menginginkan hal itu? Apa semua bisa memenuhinya?

2. Kadang faktor kondisi juga menyusahkan

Kalau nyatanya kesibukan membuat seseorang tidak memungkinkan untuk kumpul dalam acara buka bersama, mau bagaimana? Masa mengorbankan yang lebih penting untuk sesuatu yang bersifat 'kesenangan' semata? Belum lagi kalau ada kawan yang di luar kota. 

3 dari 3 halaman

Keakraban Dengan Teman Tidak Terjamin Dari Bukber

Ilustrasi relationship. (Foto: pexels.com)

3. Yang akrab betulan tak perlu momentum khusus untuk berkumpul

Sehari-hari tidak pernah ngobrol secara langsung maupun tidak langsung, tidak pernah bertemu, tidak pernah saling sapa. Tahu-tahu saat Ramadan buka bersama. Hmm, wajar saja banyak orang yang menganggap ini tidak penting. Mending mendahulukan yang betulan akrab. Tapi kalau yang betulan akrab sih tidak perlu menunggu Ramadan untuk kumpul. Hihi.

4. Sebelum kumpul untuk makan bareng, yang betulan akrab sudah sering ngumpul duluan di grup chat

Walau tak bertatap muka, tapi komunikasi di grup chat selalu ada. Bertukar canda, informasi, sampai ngobrol serius juga masih rutin dilakukan. Kalaupun nanti kumpul, tujuannya ya buat menyempurnakan cerita lewat temu saja. Bukan untuk basa basi sambil bertanya apa kabar, sekarang lagi sibuk apa, pacarnya mana, kapan nikah, kapan punya anak, dan semacamnya.

Tidak apa-apa deh dibilang malas bergaul. Nyatanya kita tidak kurang kok dalam pergaulan, cuma lebih memilih mana yang penting dan mengeliminasi mana yang tidak saja.